BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Hitung peluang
mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan sebuah dadu yang
dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan dadu yang
tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini
berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam berpergian kita sering mempertanyakan apakah
terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir tentang
kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang berkaitan
dengan peluang.
B.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk memenuhi tugas matematika yaitu tentang
peluang.
2.
Sebagai media belajar siswa yang memberikan
banyak latihan yang dapat menunjang belajar mahasiswa.
3.
Diharapkan siswa memiliki kemampuan dalam
menjelaskan konsep-konsep dalam peluang dan dapat menyelesaikan masalah tentang
peluang.
C.
RUANG LINGKUP
Membahas materi
tentang peluang yang sesuai dengan materi dalam standar isi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Peluang
Dasar logika proses pengambilan inferensi
statistik tentang suatu populasi dengan analisa data sampel adalah peluang.
Peluang adalah bilangan yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu
peristiwa akan terjadi. Peluang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Peluang
berhubungan dengan percobaan yang menghasilkan sesuatu yang tidak pasti.
2. Ruang sampel dan kejadian ( peristiwa )
Ruang sampel (sample space) adalah himpunan
semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Peristiwa (kejadian, event)
adalah himpunan bagian dari ruang sampel
·
Peristiwa
sederhana: hanya memuat 1 elemen saja
·
Peristiwa
bersusun: gabungan dari peristiwa-peristiwa sederhana
·
Jika
hasil suatu experimen termasuk dalam himpunan A, maka dapat dikatakan bahwa
peristiwa A telah terjadi.
Percobaan adalah suatu tindakan atau proses
pengamatan yang menghasilkan outcome yang tak dapat diperkirakan kepastiannya.
Notasi :
·
Ruang
sampel ditulis dengan notasi S
·
Peristiwa
dinotasikan dengan huruf besar: peristiwa2 A, B, C, dst.
·
Anggota
(elemen) ruang sample dinotasikan dengan huruf kecil: a1, a2, a3, dst. Anggota
/ elemen ruang (sample point)
·
Jika
ruang sampel S beranggotakan a1, a2, dan a3, maka ruang sampel yang
bersangkutan dapat disajikan sebagai: S = {a a1, a , a2, a , a3}
·
Jika
peristiwa A beranggotakan a1, a2, dan a3, maka peristiwa yang bersangkutan
dapat dinotasikan sebagai A = {a1, a2, a3}
Contoh 1
Percobaan: Koin
(head dan tail) dilempar 1 kali
Hasil: tampak H
(head) atau T (tail)
Ruang sampel S = {H,
T}
Peristiwa: A = {H,
T}
Contoh 2
Percobaan: Pelemparan
2 buah koin (H dan T) sekaligus
Hasil: HH (H&H),
TT (T&T), atau HT (H&T)
Ruang sampel: S =
{HH, HT, TT}
Peristiwa: 1.
Keduanya sama, A = {HH, TT}
2. Keduanya berbeda
B = {HT}
Contoh 3
Percobaan:
pelemparan 1 buah koin 2 kali berturutan
Hasil: HH (H kemudian
H), HT (H kem T), TH (T kem H), atau TT.
Ruang sampel: S {HH,
HT, TH, TT}
Peristiwa: 1.
Berturutan sama, A = {HH, TT}
2. Berturutan beda,
B = {HT, TH}
Anggota peristiwa A
berbeda dengan anggota peristiwa B atau,
Peristiwa: 1. Muncul
gambar yang sama, B = {HH, TT}
2. Paling sedikit
muncul 1 H, A = {HH, HT, TH}
Anggota peristiwa A
menjadi anggota peristiwa B, yaitu HH
Definisi-definisi
1. Experiment adalah proses observasi yang mengarah ke single outcome (hasil
tunggal), yang tak dapat diperkirakan.
2. Data sampel (sampel point) adalah outcome yang paling mendasar dari
suatu percobaan.
3. Ruang sampel (sample space) dari suatu percobaan adalah kumpulan /
koleksi / himpunan dari semua data sampel yg mungkin dihasilkan. Semua data
sampel ini merupakan anggota ruang sampel, yang peluangnya totalnya = 1.
4. Peristwa atau kejadian (event) adalah koleksi / himpunan data sampel yang
spesific (mempunyai sifat khusus).
3. Peluang Suatu Kejadian
Aksioma peluang :
Setiap kejadian di ruang sampel
dikaitkan dengan bilangan antara 0 dan 1, bilangan tersebut disebut peluang.
a. Kejadian yang tak mungkin terjadi
mempunyai pelauang nol dan dinamakan kejadian mustahil.
b. Kejadian yang pasti terjadi mempunyai
peluang satu (peluang ruang sampel adalah satu)
c. Peluang kejadian A bernilai antara 0
dan 1, yaitu 0 £ P (A) £1
d. Jika A dan B adalah kejadian
sehingga AÇB = Æ,maka P(AÈB) = P(A) + P (B)
Berdasarkan definisi di atas kita akan
menentukan arti peluang dari kejadian sederhana. Jika kita mempunyai ruang
sampel dengan anggota sebanyak n. selanjutnya jika kita anggap bahwa
kesempatan muncul setiap anggota tersebut juga sama. Jika peluang muncul satu
anggota adalah p, dan berdasarkan Aksioma (2),maka
p+ p+ p+…+ p =1
n suku
np = 1 Û p =
Misalnya pada [elemparan satu dadu
berisi enam,peluang muncul angka 2 adalah
P = =
Sifat
: Nilai
Peluang
Dalam
ruang sampel (S) yang setiap kejadian sederhana mempunyai peluang yang sama,
maka peluang kejadian A adalah
P(A) = =
Contoh
Kita
mempunyai 4 bola putih (P) dan 3 bola merah (M). kemudian diambil satu bola
secara acak. Tentukan peluang terambil bola merah.
Penyelesaian
Ruang
sampel dari pengambilan satu bola adalah S = {P,P,P,P,M,M,M} dengan setiap bola
mempunyai peluang yang sama untuk terambil. Misalnya kejadian terambil bola
merah adalah A, maka n(A) = 3. Jadi,peluang kejadian terambilnya bola
merah adalah P(A) = .
4. Frekuensi Harapan
Frekuensi
harapan adalah peluang kejadian tersebut dikalikan banyak percobaan. Misalnya
kita melakukan n kali percobaan dan A adalah kejadian dengan peluang p
dengan (0 £ p£ 1). Frekuensi harapan dari kejadian A adalah p Î n. Jika E adalah suatu kejadian dalam ruang contoh S
dan P(E) adalah peluang terjadinya E dalam n kali percobaan maka
frekuensi harapan kejadian E didefinisikan :
F(E) = P(E) Î n
Contoh
Sekeping
uang logam dilempar 30 kali,maka frekuensi harapan muncul gambar adalah. . .
Penyelesaian
F(G)
= Î 30 = 15 kali
5.
Kejadian
Majemuk
Kejadian
majemuk dapat dibentuk dengan cara menggabungkan dua atau lebih kejadian
sederhana. Dengan menggunakan operasi antarhimpunan,suatu kejadian majemuk
dapat dibentuk dari dua kejadian majemuk yang lain. Operasi antarhimpunan yang
dimaksudkan adalah operasi gabungan (union) dan opersi irisan.
6. Peluang dari Gabungan Kejadian
Misalnya
A dan B adalah dua kejadian yang terdapat dalamruang sampel S,maka peluang
kejadian A atau B adalah P(AÈB) = P(A) + P(B) – P(AÇB)
7. Peluang Gabungan Dua kejadian Saling
Lepas
Apabila A dan B merupakan dua
kejadian yang saling lepas ,maka peluang gabungan dua kejadian itu adalah P(AÈB)
= P(A) + P(B).
8. Peluang
Komplemen suatu kejadian
Misal
sebuah dadu bersisi enam dilempar sekali. Kejadian A adalah munculnya bilangan
3 dan ditulis A = {3}. Kejadian A¢ adalah munculnya bukan bilangan 3,
ditulis A¢ (dibaca: A komplemen) = {1,2,3,4,5,6}. Diagram Venn untuk
himpunan A dan A¢ dapat digambarkan seperti berikut.
Dari
gambar di atas tampak bahwa AÇA¢ = Æ sehingga kejadian A dan kejadian A¢
merupakan kejadian yang saling lepas. Dengan demikian berlaku hubungan
P(AÈA¢) = P(A) + P(A¢)
(*)
Karena A¢
merupakan komplemen A , maka AÈA¢ = S atau n(AÈA¢)
= n (S). Jadi,
P(AÈA¢) = = = 1
(**)
Substitusi
persamaan (**) ke persamaan (*) akan menghasilkan
P(AÈA¢) = 1 = P(A) + P(A¢)
Û P(A¢) = 1 – P(A)
Sehingga
dapat dinyatakan bahwa
Apabila A dan A¢ merupakan dua buah kejadian yang
saling komplemen, maka
peluang komplemen kejadian A, ditulis P(A¢),
adalah P(A¢) = 1 – P(A)
9. Kejadian yang Saling Bebas
Misalkan
dua buah bola akan diambil secara acak dari sebuah tas yang memuat 4 bola merah
dan 3 bola biru. Berapa peluang keduanya bola merah? Jika A kejadian
mendapatkan bola merah pada pengambilan pertama dan B kejadian mendapatkan bola
merah pada pengambilan kedua. Ruang sampel S di bawah ini akan disajikan dengan
dua versi yaitu dengan pengembalian dan tanpa pengembalian. Persoalan yang akan
dibahas adalah P(A dan B) atau P(A Ç B).
1. Bola pertama dikembalikan sebelum bola kedua diambil.
Ruang
sampel S memuat 49 elemen (7 Î 7),
A
dan B memuat 16 elemen (4 Î 4)
Maka
: P(A Ç B) =
=
P(A
Ç B) = P(A) . P(B)
Hasil
dari A Ç B terletak di daerah persegi pada gambar di atas.
2. Bola pertama tidak dikembalikan
sebelum bola kedua diambil. Pada pengambilan pertama kita dapat memilihi 1 dari
7 bola, tapi pada pengambilan kedua hanya ada 6 pilihan. Jadi, ruang sampel
memuat 6 elemen. Kejadian A dan B memuat 4 Î 3 atau 12 elemen, sebab 4 bola
merah dapat dipilih pada pengambilan pertama, dan hanya 3 pilihan bola merah
pada pengambilan kedua,
Maka
P(A Ç B) =
P(A Ç B) =
P(A Ç B) = P(A) . P(B/A)
Peluang
kejadian B dengan syarat A telah terjadi.
Contoh
tersebut secara umum disebut peluang bersyarat
Untuk P(A) peluang kejadian A,
P(B/A) peluang kejadian B dengan syarat A telah terjadi. Jika P(A Ç
B) peluang terjadinya A dan B, maka P(A Ç B) = P(A) . P(B/A)
Dua
kejadian seperti tersebut dinamakan tidak saling bebas. Jika P(B/A) =
P(B) maka akan diperoleh
P(A Ç B) = P(A) . P(B)
Dan
dua kejadian tersebut dinamakan saling bebas.
BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan
a.
Di
dalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab
peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, ekspansi
binominal, ruang sampel, peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian
majemuk.
b.
Peluang
merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang
akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Ruang sampel
adalah himpunan semua hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan
dengan S. Di dalam peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel.
Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu.
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya.
c.
Sifat-sifat
peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel
S.
d.
Jika
A = Ø maka P (A) = O
e.
Nilai
peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A)
≤ 1).
f.
Jika
S ruang sampel maka P (S) = 1.
b) Saran
Dalam peluang yang memiliki
pengertian himpunan kemungkinan hasil dari suatu percobaan. Pastinya
perhitungan matematika dengan menggunakan peluang digunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari dimana kita sering dihadapkan pada suatu pertanyaan yang
tidak diketahui jawabannya tetapi harus dijawab mungkin atau tidak mungkin.
Saran kami peluang itu tidak harus digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena
perhitungan menggunakan peluang cukup rumit. Dan sebagian besar disekitar kita
juga ada yang tidak bisa menghitung. Jadi dalam mengetahui sesuatu hal bukan
hanya bisa menggunakan perhitungan peluang saja tetapi bisa juga dengan
praktik.
Tag :
MAKALAH MATEMATIKA
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Matematika Tentang Peluang"