katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Makalah Bimbingan dan Konseling Tentang Teknik - Teknik Memahami Perkembangan Murid


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Bimbingan merupakan suatu usaha bantuan yang diberikan kepada murid dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu hal yang penting dalam memberikan bimbingan ialah dalam memahami perkembangan murid secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakangnya. Dengan demikian murid akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah. Pemahaman murid ini merupakan salah satu langkah yang harus dilaksanakan oleh pembimbing. Untuk dapat memahami murid dengan sebaik-baiknya, maka pembimbing perlu sekali mengumpulkan berbagai keterangan atau data tentang masing-masing murid. Undang-Undang Sistem Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dilihat dari Undang-Undang diatas, bimbingan sangatlah berperan dalam pendidikan. Karena, pendidikan tanpa bimbingan tidak akan berjalan dengan baik.pada bagian ini kami hanya akan membahas tentang teknik-teknik untuk memahami perkembangan murid yang terdiri dari teknik tes dan non-tes. Pemikiran inilah yang menjadi latar belakang betapa pentingnya seorang guru mampu memahami bagaimana cara menggunakan teknik tes dan non-tes pada murid supaya setiap murid berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.

  1. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan teknik tes?
2.      Apa yang dimaksud dengan tes kecerdasan?
3.      Apa yang dimaksud dengan tes bakat?
4.      Apa yang dimaksud dengan tes prestasi belajar?
5.      Apa yang dimaksud dengan teknik non-tes?
6.      Apa yang dimaksud dengan observasi?
7.      Apa yang dimaksud dengan wawancara?
8.      Apa yang dimaksud dengan angket?

  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik tes.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes kecerdasan.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes bakat.
4.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes prestasi belajar.
5.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik non tes.
6.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan observasi.
7.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wawancara.
8.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan angket.

  1. Manfaat Penulisan
1.      Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan studi perbandingan dalam upaya pembuatan makalah atau penelitian selanjutnya yang dianggap relevan, terutama terkait masalah teknik non tes dalam bimbingan dan konseling.
2.      Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi dalam khazanah pengetahuan tentang teknik tes dan nontes dalam bimbingan dan konseling bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknis Tes
Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya pshycological testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat benar-benar digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingah laku atau prestasi. Maksudnya dengan melalui tes maka seorang murid dapat diukur seberapa jauh kemampuannya dibandingkan dengan teman seusianya sehingga seorang guru akan mengetahui tingkat kecerdasan, minat, kemampuan, dan bakatnya.
1.        Tes Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan berpikir yang bersifat abstrak atau  kemampuan umum individu untuk berperilaku dengan tujuan yang jelas, berfikir secara rasional dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif (Shertzer & stone, 1971: 239). Dari pernyataan yang telah dikemukakan oleh Shertzer & Stone, dapat dipahami bahwa kecerdasan yang dimiliki individu itu tidak bisa dilihat dengan mata karena sifatnya abstrak, tetapi kecerdasan dapat dilihat dari perilaku individu,cara berfikir, dan cara-cara berhubungan dengan lingkungannya. Kecerdasan yang dimiliki oleh seorang individu berbeda-beda. Individu dikatakan cerdas apabila menunjukan cara bertindak yang cepat, tepat, dan mudah  dalam mengatasi kesulitan atau persoalan yang dihadapinya. Sebaliknya, individu yang tidak cerdas adalah yang selalu mengalami kesulitan dalam memecahkan permasalahan atau persoalan yang sedang dihadapinya.
Beberapa indikator yang dapat menunjukan bahwa seseorang dikatakan cerdas adalah sebagai berikut:
a.       Mudah menggunakan bilangan.
b.      Mudah menggunakan bahasa.
c.       Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
d.      Memiliki tilikan ruang yang tinggi atau akurat.
e.       Dapat berfikir abstrak (daya nalarnya tinggi).
f.       Mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Tes kecerdasan adalah prosedur yang sistematis dengan menggunakan instrumen untuk mengetahui kemampuan umum individu terutama menyangkut kemampuan berfikirnya. Melalui tes ini akan diketahui kualifikasi atau tingkat kecerdasan (IQ) murid yang jenius, sangat cerdas, cerdas, rata-rata dan dibawah normal.
Gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya dapat dilihat di bawah ini:
Klasi Interval Skor IQ
Klasifikasi
140-keatas
Genius (Luar biasa)
120-139
Very Superior (Sangat cerdas)
110-119
Superior (Cerdas)
90-109
Normal (Average)
80-89
Dull (Bodoh)
70-79
Border line (Batas Normal)
50-69
Morrons (Debiel)
30-49
Embicile (Embisiel)
Dibawah 30
Idiot

Tes intelegensi ini banyak jenisnya yang dikembangkan olah ahli psikologi. Pelopor tes intelegensi adalah Binet, kemudian Simon menyempurnakannya sehingga terkenal dengan tes Binet-Simon,  selanjutnya dikembangkan oleh Terman dan Meril. Kemudian Wechsler mengembangkan tes intelegensi individual seperti:
·          Wechsler Bellevue Intelligence Scale (WIBS).
·          Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC), tes ini diperuntukkan bagi anak-anak.
·          Wechsler Adult Inteligence Scale (WAIS), tes ini diperuntukkan bagi orang dewasa.
·          Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI). 
Untuk mengetahui kecenderungan tingkat kecerdasan murid, diantaranya dapat digunakan Test Binet-Simon (verbal tes), yang dipersiapkan untuk anak yang beusia 3 sampai 15 tahun. Tes Binet-Simon, memperhatikan dua hal berikut:
Pertama, umur kronologis (“cronological age” disingkat C.A), yaitu umur seseorang sebagaimana yang ditunjukkan dengan hari kelahirannya atau ia hidup sejak tanggal lahirnya.
Kedua, umur mental (“mental age”) disingkat M.A), yaitu umur kecerdasan sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.
Dengan demikian, tingkat intelegensi ditunjikkan dengan perbandingan kecerdasan atau disebut dengan istilah “ Intelligence Quotient” yang biasa disingkat IQ.
Perbandingan kecerdasan itu adalah umur mental dibandingkan dengan umur kronologis, sehingga diperoleh riumus sebagai berikut:
IQ= M.A : C.A, atau dapat dituliskan : IQ = M.A/ C.A
Selain teknik diatas, masih terdapat tes kecerdasan lainnya seperti Test Progressive Metrices, yaitu alat yang mengukur intelegesi secara nonverbal yang diberikan kepada anak yang berusia diantara 9-15 tahun. (Rich & Anderson, dalam Anne Anastasi, 1998).
2.        Tes bakat
Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkan mencapai suatu kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus,misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik dan lain-lain. Dari definisi tersebut, tersurat bahwa bakat seseorang itu dapat dilatih untuk mencapai suatu keterampilan khusus.Sejalan dengan pendapat tersebut, seorang guru harus bisa membantu muridnya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki muridnya. Seseorang dapat diketahui dan ditentukan bakatnya dengan melalui tes bakat, saat ini telah dikembangkan beberapa macam tes bakat, diantaranya sebagai berikut:
·         Rekonik, mengukur fungsi motorik, persepsi, dan berfikir mekanis.
·         Tes bakat musik, yang mengukur kemampuan individu dalam aspek suara, nada, ritme, warna bunyi, dan memori.
·         Tes bakat artistik, yang mengukur kemampuan menggambar, melukis, merupa (mematung).
·         Tes bakat klerikal (perkantoran), yang mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.
·         Tes bakat multifaktor, tes yang mengukur kemampuan khusus, yang telah lama digunakan adalah DAT (Differential Attitude Test). Tes ini mengukur 8 kemampuan khusus, yaitu:
a)      Berfikir verbal,
b)      Kemampuan bilangan,
c)      Berfikir abstrak,
d)     Hubungan ruang, visualisasi, dan persepsi,
e)      Kecepatan dan ketelitian,
f)       Berfikir mekanik,
g)      Penggunaan bahasa-pengucapan.

3.        Tes Prestasi Belajar (Achievment Tests)
Benyamin S Bloom menjelaskan tes prestasi belajar adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan tujuan pendidikan yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sejalan dengan pendapat tersebut, maka seorang guru harus bisa mengukur prestasi belajar dari seluruh muridnya baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penggunaan teknik tes prestasi belajar bagi guru di sekolah bertujuan untuk:
1.      Menilai kemampuan belajar murid,
2.      Memberikan bimbingan belajar kepada murid,
3.      Mengecek kemampuan belajar,
4.      Memahami kesulitan-kesulitan belajar,
5.      Memperbaiki teknik mengajar,
6.      Menilai efektifitas (keberhasilan mengajar). (Shertzer & Stone, 1971:235).
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Tes ini meliputi:
1.      Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitn murid, terutama dalam mata pelajaran berhitung dan membaca.
2.      Tes prestasi belajar kelompok yang baku, dan
3.      Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru.

B. Teknik Non Tes
  1. Observasi
    Observasi atau pengamatan yaitu teknik atau cara untuk mengamati keadaan atau suatu keadaan (tingkah laku).
Ciri-ciri observasi adalah sebagai berikut:
a.       Dilakikan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu,
b.      Direncanakan secara sistematis,
c.       Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan,
d.      Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.       Observasi sehari-hari, yaitu observasi yang tidak direncanakan dengan seksama,
b.      Observasi sistematis, yaitu observasi yang direncanakan dengan seksama,
c.        Observasi parisipatif, yaitu observasi dimana observer berada dalam situasi yang sedang diamati.
d.      Observasi non-partisipatif, yaitu observasi dimana observer tidak turut atau berada dalam situasi kegiatan siswa.
Observasi juga memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihan observasi diantaranya sebagai berikut:
a.       Dapat digunakan untuk memperhatikan berbagai gejala tingkah laku.
b.      Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting.
c.       Digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dari teknik lain.
Selain itu, observasi juga memiliki kekurangan, antara lain sebagai berikut:
a.       Banyak hal-hal yang tidak dapat diamati dengan observasi langsung.
b.      Apabila objek observasi mengetahui bahwa ia sedang diamati cenderung melakukan kegiatannya dibuat-buat.
c.       Timbulnya suatu kegiatan yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan sebelumya sehingga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi.
d.      Observasi banyak tergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol.
Pada guru di sekolah dapat menggunakan teknik observasi ini dengan berbagai tujuan, seperti untuk mengetahui: aktivitas dan perhatian yang dilakukan para murid pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, melakukan olahraga, istirahat, bermain, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan teknik observasi ini, guru dapat menggunakan pedoman observasi berbentuk daftar cek.
Contoh daftar cek untuk mengobservasi kegiatan murid pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP KEGIATAN MURID KELAS 5 PADA SAAT PROSES BELAJAR-MENGAJAR BERLANGSUNG
Murid
Kegiatan
Mencatat Pelajaran
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengantuk
Salim
?
-
-
-
Soleh
?
?
?
-
Mariyam
?
-
-
-
Nandang
?
-
-
-
Doyot
-
-
-
?

Hari/ Tanggal Observasi :
Berdasarkan observasi diatas, guru akan mengetahui murid yang aktif dan yang pasif dalam belajarnya.
  1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid.
Contoh penggunaan wawancara ini seperti guru ingin mengetahui informasi dari murid yang sering membolos dari sekolah. Di sini dapat mengajukan pertanyaan tentang : identifikasi orangtua, jarak tempat tinggal, perhatian orangtua terhadap belajar murid, keadaan ekonomi, kegiatan sehari-hari yang dilakukan murid dan alasannya mengapa sering membolos, minat bersekolah, dan lain-lain.
Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
Kelebihan wawancara sebagai teknik pengumpul data, adalah sebagai berikut.
a)         Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid.
b)        Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.
c)         Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
d)        Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
Kelemahan – kelemahannya, diantaranya sebagai berikut.
a)      Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.
b)      Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak.
c)      Menurut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.
Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat pedoman wawancara, formatnya dapat dilihat sebagai berikut.
Nama SD                                                        :
Alamat                                                            :
Pedoman Wawancara
1.      Wawancara ke                   :
2.      Waktu wawancara             :
3.      Tempat wawancara                       :
4.      Masalah                                         :
5.      Responden                                    :
6.      Jalannya wawancara         :

No.
Pertanyaan
Deskripsi/Jawaban




7.      Kesimpulan Wawancara:
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Pewawancara/Guru

  1. Angket
Angket (kuisioner) merupakan alat pengumpul data (informasi) melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan responden (murid).
Beberapa petunjuk untuk menyusun angket :
a.       Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap.
b.      Susunan kalimat sederhana tapi jelas.
c.       Hindarkan pemakaian kata-kata yang sulit dipahami.
d.      Hindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
e.       Selanjutnya petanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
f.       Hindarkan kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan responden.


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik dan kesulitan belajarnya, digunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes terdisi dari tes kecerdasan, tes bakat, dan tes prestasi belajar. Teknik non tes terdiri dari observasi, wawancara, angket, dan lain-lain. Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui anak mana yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya.

  1. Saran
1.      Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keinginannya.
2.      Lakukanlah beberapa teknik non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
3.      Lakukanlah secara kontinu/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan siswa
4.      Berikanlah bimbingan dan pengarahan tambahan kepada siswa bila hal ini diperlukan.


DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Azwar. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Saifuddin, Azwar. 1998. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukutan Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Setiawati, dkk. 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS.

Rakhmat, Cece dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Suherman, . 2006. Memahami Karakteristik Siswa. Bandung: UPI PRESS.

Rustiani, Risa. 2010. Perkembangan Peserta Didik. [online]. Tersedia: http://perkembanganpesertadidik.blogspot.com. [18 Februari 2014].

Banjari, Mujahid. 2012.Teknik Tes. [online]. Tersedia: http://mujahidbanjari.wordpress.com ./2012/12/04/teknik-tes. 18 Februari 2014.

Muchlis, In. 2012. Teknik Tes dan Non Tes. [online]. Tersedia: http://inmuchlis.blogspot.com/2012/01teknik-tes-dan-non-tes.html. [18 Februari 2014]
Tag : MAKALAH BK
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Bimbingan dan Konseling Tentang Teknik - Teknik Memahami Perkembangan Murid"

Back To Top