katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang Nilai Panjang Dan Lebar Pada Konsepkeliling Persegi Panjang Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi

A.       Latar  Belakang  Masalah
Pendidikan merupakan pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk menghafal informasi, otak peserta didik dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingat yaitu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
KTSP  adalah  kurikulum  operasional  yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan  (Pusat Kurikulum Balitbang  Depdiknas, 2007:1). Ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  19  Tahun 2005 tentang  Standar  Nasional  Pendidikan,  Standar  isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian menjadi landasan dalam setiap penyusunan  KTSP. 
Harapan  pendidikan  yang  diinginkan  pada KTSP agar  anak  didik  dapat  mengembangkan kompetensinya secara optimal, hal ini sesuai dengan tujuan diberlakukannya KTSP yaitu :
       “Tujuan pendidikan dasar adalah agar anak didik diharapkan dapat memiliki dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,  serta  keterampilan  untuk  hidup  mandiri  dan mengikuti pendidikan  lebih  lanjut”.
     ( Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2007 ).

Pembelajaran matematika adalah pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajarannya peserta didik dituntut memahami dan dapat mengaplikasikannya terhadap kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika terbentuknya kemampuan bernalar pada diri peserta didik yang bercermin melalui kemampuan berfikir kritis, logis, sitematis dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi pada kenyataannya pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah merupakan mata pelajaran yang kurang diminati peserta didik.
Hal ini mungkin disebabkan dalam mempelajari matematika peserta didik kurang menguasai konsep dan peserta didik kurang banyak latihan mengerjakan soal-soal matematika dan pemahaman peserta didik terhadap matematika kurang. Pada umumnya peserta didik masih menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan karena tingkat kesulitan dianggap tinggi. Hal serupa diungkapkan oleh Ruseffendi E.T. (2005:157) yang mengatakan, ”Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, rumit, dan memperdayakan”.
Pemahaman matematika juga merupakan salah satu kompetensi utama berfikir matematik. Untuk itu peserta didik dituntut memiliki sikap kritis dan cermat, objektif dan terbuka, serta ingin tahu serta senang belajar matematika.
Pada umumnya guru mengajar menggunakan model pembelajaran langsung. Dalam pelaksanaan model pembelajaran ini, guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik cenderung cepat bosan. Hal tersebut menjadi tugas utama dari seorang guru. Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari kemampuan guru dalam menyampaikan materi pada peserta didik. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan mengajar guna menjadi guru profesional.
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan tetap memperhatikan antara lain materi, waktu dan jumlah peserta didik di kelas. Guru dalam mengajar diharapkan dapat menyampaikan materi yang dapat membangkitkan keaktifan peserta didik dan mudah diterima oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Pemahaman Konsep Keliling Bangun Datar Persegi Panjang (Penelitian Pemnggunaan Metode Demonstrasi pada Paembelajaran Matematika Kelas III SDN Cisitu 01)”

A.    Perumusan Masalah
1.    Identifikasi Masalah                
Identifikasi masalah merupakan proses menemucirikan bukti-bukti adanya masalah dengan memaparkan apa yang ideal dan faktualnya. Beranjak dari latar belakang yang telah dibahas tadi, peneliti mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan.
Melihat kenyataan tingkat pemahaman yang masih rendah tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, di kelas III SDN Cisitu 01, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :
a.       Pentingnya keterampilan  mengajar bagi para guru praktikan untuk  meningkatan kualitas pembelajaran
b.      Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan mengoptimalisasikan keterampilan mengajar guru
c.       Kegitan PLP sebagai kegiatan untuk pelatihan dan pembinaan untuk menghasilkan tenga pendidik yang profesional.
2.    Rumusan masalah
Dengan memperhatikan identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana perencanaan penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa  tentang pemahaman  siswa mengenai nilai panjang dan lebar  pada konsep keliling persegi panjang ?
b.      Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa  tentang pemahaman  siswa mengenai nilai panjang dan lebar  pada konsep keliling persegi panjang ?
c.       Bagaimana peningkatan kemampuan siswa tentang metode   demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa  tentang pemahaman  siswa mengenai nilai panjang dan lebar  pada konsep keliling persegi panjang ?

B.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitin ini adalah
1.      Untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan penggunaan model demonstrasi dalam pembelajaran Matematika.
2.      Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penggunaan model demonstrasi dalam pembelajaran Matematika
3.      Untuk mengetahui Seberapa besar Pengaruh Penggunaan Demonstrasi Terhadap Pemahaman Konsep Keliling Bangun Datar Persegi Panjang
C.    Manfaat Penelitian
1.      Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan  ilmu dalam bidang pendidikan khususnya  yaitu   membantu siswa dalam menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajarsehingga pencapaian hasil belajar yang optimal dapat tercapai.
2.      Praktis
a.       Bagi siswa
Menumbuhkan dan  meningkatkan   kegiatan  belajar mengajar yang    bermutu  di  kelas.
b.      Bagi sekolah
1)   Hasil penelitian ini da pat digunakan sebagai bahan  masukan positif bagi  sekolah, khususnya dalam   meningkatkan  kinerja guru dikelas.

2)   Meningkatkan kualitas  kegiatan pembelajaran pembelajaran
c.       Bagi lembaga
Hasil dari penelitian dapat memberikan kontribusi mengenai keterampilan mengajar  dalam meningkatkan kualitas tenaga pengajar dan calon pendidik
d.      Bagi peneliti
Menambah pengetahuan,wawasan,dan pengalaman mengenai tugas kependidikan seorang guru

D.    Kerangka Berfikir
Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama”. (Johnson, Johnson & Smith, 1991).
“Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut”. (Piaget, 1952 & 1960; Freire, 1970).

Pembelajaran Matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual siswa, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan siswa secara aktif, (5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Simbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Dengan demikian simbol-simbol itu dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dan efisien. Agar simbol-simbol itu berarti, kita harus memahami ide yang terkandung di dalam simbol tersebut. Karena itu hal terpenting adalah bahwa itu harus dipahami sebelum ide itu disimbolkan.

(Depdikbud, 1996) mengemukakan bahwa :

“Tujuan pembelajaran matematika di SD adalah: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif; (2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan; (3) Menambah dan mengembangkan ketrampilan  berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (4) mengembangkan pengetahuan dasar matematika dasar sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah dan (5) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disipli”.

(Depdikbud, 1996)Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar: http://www.acehsaya.com/2012/04/contoh-daftar-pustaka-dari-internet.html (diakases tanggal 12 April 2012)


E.     Anggapan Dasar
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. (2006:65) “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti merumuskan anggapan dasar sebagai berikut:
1.      Mata pelajaran Matematika  bertujuan  Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif; Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan;  Menambah dan mengembangkan ketrampilan  berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari;  mengembangkan pengetahuan dasar matematika dasar sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah dan membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin
2.      Metode demonstrasi
Menurut Wina Sanjaya (2010: 152) adalah :
“Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memeragakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan”

Dengan pengertian di atas, jelas bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memeragakan suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih komplit sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam
3.      Pemahaman Konsep
Dalam hal ini adalah pemehaman siswa mengenai konsef  keliling bangun datar merupakan merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan.

F.     Hipotesis Penelitian
Menurut Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa “hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris”.
Berdasarkan kajian teori yang sesuai dengan sejumlah asumsi dasar sebagaimana dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode Demonstrasi  terhadap pemahaman konsep keliling bangun datar pada materi koperasi di kelas III SDN Cisitu.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode Demonstrasi  terhadap pemahaman konsep keliling bangun datar di kelas III SDN Cisitu





0 Komentar untuk "Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang Nilai Panjang Dan Lebar Pada Konsepkeliling Persegi Panjang Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi"

Back To Top