BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Bimbingan merupakan suatu usaha bantuan yang diberikan kepada murid dalam
rangka memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu hal yang penting dalam
memberikan bimbingan ialah dalam memahami perkembangan murid secara
keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakangnya. Dengan
demikian murid akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah. Pemahaman murid
ini merupakan salah satu langkah yang harus dilaksanakan oleh pembimbing. Untuk
dapat memahami murid dengan sebaik-baiknya, maka pembimbing perlu sekali
mengumpulkan berbagai keterangan atau data tentang masing-masing murid. Undang-Undang
Sistem Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dilihat dari Undang-Undang diatas, bimbingan sangatlah berperan dalam
pendidikan. Karena, pendidikan tanpa bimbingan tidak akan berjalan dengan baik.pada
bagian ini kami hanya akan membahas tentang teknik-teknik untuk memahami
perkembangan murid yang terdiri dari teknik tes dan non-tes. Pemikiran inilah
yang menjadi latar belakang betapa pentingnya seorang guru mampu memahami
bagaimana cara menggunakan teknik tes dan non-tes pada murid supaya setiap
murid berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
- Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik tes?
2. Apa yang dimaksud dengan tes kecerdasan?
3. Apa yang dimaksud dengan tes bakat?
4. Apa yang dimaksud dengan tes prestasi belajar?
5. Apa yang dimaksud dengan teknik non-tes?
6. Apa yang dimaksud dengan observasi?
7. Apa yang dimaksud dengan wawancara?
8. Apa yang dimaksud dengan angket?
- Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik tes.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes kecerdasan.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes bakat.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes prestasi belajar.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik non tes.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan observasi.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wawancara.
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan angket.
- Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan studi perbandingan dalam upaya
pembuatan makalah atau penelitian selanjutnya yang dianggap relevan, terutama
terkait masalah teknik non tes dalam bimbingan dan konseling.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini
diharapkan dapat menambah referensi dalam khazanah pengetahuan tentang teknik
tes dan nontes dalam bimbingan dan konseling bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknis Tes
Menurut Anne Anastasi
dalam karya tulisnya pshycological testing, yang dimaksud dengan tes adalah
alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan
secara meluas, serta dapat benar-benar digunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Dari definisi tersebut
dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes
adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingah laku atau
prestasi. Maksudnya dengan melalui tes maka seorang murid dapat diukur seberapa
jauh kemampuannya dibandingkan dengan teman seusianya sehingga seorang guru
akan mengetahui tingkat kecerdasan, minat, kemampuan, dan bakatnya.
1.
Tes Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan berpikir yang bersifat
abstrak atau kemampuan umum individu
untuk berperilaku dengan tujuan yang jelas, berfikir secara rasional dan
berhubungan dengan lingkungannya secara efektif (Shertzer & stone, 1971:
239). Dari pernyataan yang telah dikemukakan oleh Shertzer & Stone, dapat dipahami
bahwa kecerdasan yang dimiliki individu itu tidak bisa dilihat dengan mata
karena sifatnya abstrak, tetapi kecerdasan dapat dilihat dari perilaku
individu,cara berfikir, dan cara-cara berhubungan dengan lingkungannya. Kecerdasan
yang dimiliki oleh seorang individu berbeda-beda. Individu dikatakan cerdas
apabila menunjukan cara bertindak yang cepat, tepat, dan mudah dalam mengatasi kesulitan atau persoalan yang
dihadapinya. Sebaliknya, individu yang tidak cerdas adalah yang selalu
mengalami kesulitan dalam memecahkan permasalahan atau persoalan yang sedang
dihadapinya.
Beberapa indikator yang dapat menunjukan bahwa
seseorang dikatakan cerdas adalah sebagai berikut:
a.
Mudah
menggunakan bilangan.
b.
Mudah
menggunakan bahasa.
c.
Mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
d.
Memiliki
tilikan ruang yang tinggi atau akurat.
e.
Dapat
berfikir abstrak (daya nalarnya tinggi).
f.
Mampu
memecahkan masalah yang dihadapi.
Tes
kecerdasan adalah prosedur yang sistematis dengan menggunakan instrumen untuk
mengetahui kemampuan umum individu terutama menyangkut kemampuan berfikirnya.
Melalui tes ini akan diketahui kualifikasi atau tingkat kecerdasan (IQ) murid
yang jenius, sangat cerdas, cerdas, rata-rata dan dibawah normal.
Gambaran
tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya dapat dilihat di bawah ini:
Klasi Interval Skor IQ
|
Klasifikasi
|
140-keatas
|
Genius (Luar
biasa)
|
120-139
|
Very Superior
(Sangat cerdas)
|
110-119
|
Superior
(Cerdas)
|
90-109
|
Normal (Average)
|
80-89
|
Dull (Bodoh)
|
70-79
|
Border line
(Batas Normal)
|
50-69
|
Morrons (Debiel)
|
30-49
|
Embicile
(Embisiel)
|
Dibawah 30
|
Idiot
|
Tes
intelegensi ini banyak jenisnya yang dikembangkan olah ahli psikologi. Pelopor
tes intelegensi adalah Binet, kemudian Simon menyempurnakannya sehingga
terkenal dengan tes Binet-Simon, selanjutnya dikembangkan oleh Terman dan Meril. Kemudian Wechsler
mengembangkan tes intelegensi individual seperti:
·
Wechsler Bellevue Intelligence Scale (WIBS).
·
Wechsler Intelligence Scale for Children
(WISC), tes ini diperuntukkan bagi anak-anak.
·
Wechsler Adult Inteligence Scale (WAIS), tes
ini diperuntukkan bagi orang dewasa.
·
Wechsler Preschool and Primary Scale of
Intelligence (WPPSI).
Untuk
mengetahui kecenderungan tingkat kecerdasan murid, diantaranya dapat digunakan Test Binet-Simon (verbal tes), yang
dipersiapkan untuk anak yang beusia 3 sampai 15 tahun. Tes Binet-Simon, memperhatikan dua hal berikut:
Pertama, umur kronologis (“cronological age” disingkat
C.A), yaitu umur seseorang sebagaimana yang ditunjukkan dengan hari kelahirannya
atau ia hidup sejak tanggal lahirnya.
Kedua, umur mental (“mental age”) disingkat M.A), yaitu
umur kecerdasan sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.
Dengan
demikian, tingkat intelegensi ditunjikkan dengan perbandingan kecerdasan atau
disebut dengan istilah “ Intelligence
Quotient” yang biasa disingkat IQ.
Perbandingan
kecerdasan itu adalah umur mental dibandingkan dengan umur kronologis, sehingga
diperoleh riumus sebagai berikut:
IQ=
M.A : C.A, atau dapat dituliskan : IQ = M.A/ C.A
Selain
teknik diatas, masih terdapat tes kecerdasan lainnya seperti Test Progressive Metrices, yaitu alat
yang mengukur intelegesi secara nonverbal yang diberikan kepada anak yang
berusia diantara 9-15 tahun. (Rich & Anderson, dalam Anne Anastasi, 1998).
2.
Tes bakat
Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah kemampuan
seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkan mencapai suatu
kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus,misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain
musik dan lain-lain. Dari definisi tersebut, tersurat bahwa bakat seseorang itu
dapat dilatih untuk mencapai suatu keterampilan khusus.Sejalan dengan pendapat
tersebut, seorang guru harus bisa membantu muridnya untuk mengembangkan bakat
yang dimiliki muridnya. Seseorang dapat diketahui dan ditentukan bakatnya
dengan melalui tes bakat, saat ini telah dikembangkan beberapa macam tes bakat,
diantaranya sebagai berikut:
·
Rekonik,
mengukur fungsi motorik, persepsi, dan berfikir mekanis.
·
Tes
bakat musik, yang mengukur kemampuan individu dalam aspek suara, nada, ritme,
warna bunyi, dan memori.
·
Tes
bakat artistik, yang mengukur kemampuan menggambar, melukis, merupa (mematung).
·
Tes
bakat klerikal (perkantoran), yang mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.
·
Tes bakat
multifaktor, tes yang mengukur kemampuan khusus, yang telah lama digunakan
adalah DAT (Differential Attitude Test).
Tes ini mengukur 8 kemampuan khusus, yaitu:
a)
Berfikir
verbal,
b)
Kemampuan
bilangan,
c)
Berfikir
abstrak,
d)
Hubungan
ruang, visualisasi, dan persepsi,
e)
Kecepatan
dan ketelitian,
f)
Berfikir
mekanik,
g)
Penggunaan
bahasa-pengucapan.
3.
Tes Prestasi Belajar (Achievment Tests)
Benyamin S Bloom menjelaskan tes prestasi belajar
adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan
tujuan pendidikan yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sejalan
dengan pendapat tersebut, maka seorang guru harus bisa mengukur prestasi
belajar dari seluruh muridnya baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penggunaan
teknik tes prestasi belajar bagi guru di sekolah bertujuan untuk:
1.
Menilai
kemampuan belajar murid,
2.
Memberikan
bimbingan belajar kepada murid,
3.
Mengecek
kemampuan belajar,
4.
Memahami
kesulitan-kesulitan belajar,
5.
Memperbaiki
teknik mengajar,
6.
Menilai
efektifitas (keberhasilan mengajar). (Shertzer & Stone, 1971:235).
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur
hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Tes ini meliputi:
1.
Tes
diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitn murid,
terutama dalam mata pelajaran berhitung dan membaca.
2.
Tes
prestasi belajar kelompok yang baku, dan
3.
Tes
prestasi belajar yang disusun oleh para guru.
B. Teknik Non Tes
- Observasi
Observasi
atau pengamatan yaitu teknik atau cara untuk mengamati keadaan atau suatu
keadaan (tingkah laku).
Ciri-ciri
observasi adalah sebagai berikut:
a.
Dilakikan
sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu,
b.
Direncanakan
secara sistematis,
c.
Hasilnya
dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan,
d.
Perlu
diperiksa ketelitiannya.
Teknik
observasi ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.
Observasi
sehari-hari, yaitu observasi yang tidak direncanakan dengan seksama,
b.
Observasi
sistematis, yaitu observasi yang direncanakan dengan seksama,
c.
Observasi parisipatif, yaitu observasi dimana
observer berada dalam situasi yang sedang diamati.
d.
Observasi
non-partisipatif, yaitu observasi dimana observer tidak turut atau berada dalam
situasi kegiatan siswa.
Observasi
juga memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihan observasi diantaranya sebagai
berikut:
a.
Dapat
digunakan untuk memperhatikan berbagai gejala tingkah laku.
b.
Memungkinkan
pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting.
c.
Digunakan
untuk melengkapi data yang diperlukan dari teknik lain.
Selain
itu, observasi juga memiliki kekurangan, antara lain sebagai berikut:
a.
Banyak
hal-hal yang tidak dapat diamati dengan observasi langsung.
b.
Apabila
objek observasi mengetahui bahwa ia sedang diamati cenderung melakukan
kegiatannya dibuat-buat.
c.
Timbulnya
suatu kegiatan yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan sebelumya
sehingga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
observasi.
d.
Observasi
banyak tergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol.
Pada
guru di sekolah dapat menggunakan teknik observasi ini dengan berbagai tujuan,
seperti untuk mengetahui: aktivitas dan perhatian yang dilakukan para murid
pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, melakukan olahraga, istirahat,
bermain, dan lain-lain.
Untuk
melaksanakan teknik observasi ini, guru dapat menggunakan pedoman observasi
berbentuk daftar cek.
Contoh
daftar cek untuk mengobservasi kegiatan murid pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
LEMBAR
OBSERVASI TERHADAP KEGIATAN MURID KELAS 5 PADA SAAT PROSES BELAJAR-MENGAJAR
BERLANGSUNG
Murid
|
Kegiatan
|
|||
Mencatat
Pelajaran
|
Bertanya
|
Menjawab
Pertanyaan
|
Mengantuk
|
|
Salim
|
?
|
-
|
-
|
-
|
Soleh
|
?
|
?
|
?
|
-
|
Mariyam
|
?
|
-
|
-
|
-
|
Nandang
|
?
|
-
|
-
|
-
|
Doyot
|
-
|
-
|
-
|
?
|
Hari/
Tanggal Observasi :
Berdasarkan
observasi diatas, guru akan mengetahui murid yang aktif dan yang pasif dalam
belajarnya.
- Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung
dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal ini bisa murid,
orang tua murid, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang
murid.
Contoh
penggunaan wawancara ini seperti guru ingin mengetahui informasi dari murid
yang sering membolos dari sekolah. Di sini dapat mengajukan pertanyaan tentang
: identifikasi orangtua, jarak tempat tinggal, perhatian orangtua terhadap
belajar murid, keadaan ekonomi, kegiatan sehari-hari yang dilakukan murid dan
alasannya mengapa sering membolos, minat bersekolah, dan lain-lain.
Kelebihan
dan Kekurangan Wawancara
Kelebihan
wawancara sebagai teknik pengumpul data, adalah sebagai berikut.
a)
Wawancara
merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid.
b)
Dapat
dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.
c)
Dapat
diselenggarakan serempak dengan observasi.
d)
Digunakan
untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
Kelemahan
– kelemahannya, diantaranya sebagai berikut.
a)
Tidak
efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.
b)
Sangat
tergantung pada kesediaan kedua belah pihak.
c)
Menurut
penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.
Untuk
melancarkan proses wawancara dan mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat
pedoman wawancara, formatnya dapat dilihat sebagai berikut.
Nama
SD :
Alamat
:
Pedoman
Wawancara
1.
Wawancara
ke :
2.
Waktu
wawancara :
3.
Tempat
wawancara :
4.
Masalah :
5.
Responden :
6.
Jalannya
wawancara :
No.
|
Pertanyaan
|
Deskripsi/Jawaban
|
|
|
|
7.
Kesimpulan
Wawancara:
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Pewawancara/Guru
- Angket
Angket
(kuisioner) merupakan alat pengumpul data (informasi) melalui komunikasi tidak
langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan
responden (murid).
Beberapa
petunjuk untuk menyusun angket :
a.
Gunakan
kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap.
b.
Susunan
kalimat sederhana tapi jelas.
c.
Hindarkan
pemakaian kata-kata yang sulit dipahami.
d.
Hindarkan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
e.
Selanjutnya
petanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
f.
Hindarkan
kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan responden.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Untuk
memahami perkembangan anak sebagai peserta didik dan kesulitan belajarnya,
digunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes terdisi dari tes kecerdasan, tes
bakat, dan tes prestasi belajar. Teknik non tes terdiri dari observasi,
wawancara, angket, dan lain-lain. Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk
membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui anak mana yang berbakat,
kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya.
- Saran
1.
Berikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keinginannya.
2.
Lakukanlah
beberapa teknik non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
3.
Lakukanlah
secara kontinu/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan siswa
4.
Berikanlah
bimbingan dan pengarahan tambahan kepada siswa bila hal ini diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Azwar. 1997. Reliabilitas
dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
Saifuddin, Azwar. 1998. Tes Prestasi
Fungsi dan Pengembangan Pengukutan Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Belajar Offset.
Setiawati, dkk. 2007. Bimbingan dan
Konseling. Bandung: UPI PRESS.
Rakhmat, Cece dkk. 2006. Psikologi
Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.
Suherman, . 2006. Memahami
Karakteristik Siswa. Bandung: UPI PRESS.
Rustiani, Risa. 2010. Perkembangan Peserta Didik. [online]. Tersedia: http://perkembanganpesertadidik.blogspot.com.
[18 Februari 2014].
Banjari, Mujahid. 2012.Teknik Tes. [online].
Tersedia: http://mujahidbanjari.wordpress.com ./2012/12/04/teknik-tes. 18
Februari 2014.
Muchlis, In. 2012. Teknik Tes dan Non
Tes. [online]. Tersedia: http://inmuchlis.blogspot.com/2012/01teknik-tes-dan-non-tes.html.
[18 Februari 2014]
Tag :
MAKALAH BK
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Bimbingan dan Konseling Tentang Teknik - Teknik Memahami Perkembangan Murid"