katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Laporan Penelitian Tingkat Pengetahuan dan Pencegahan Penyakit DBD Pada Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Penyakit menular yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang ke seseorang lainnya melalui perantara ataupun tidak, salah satunya penyakit yang bisa menularkan melalui perantara yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus ataupun plasmodium melalui perantara nyamuk yaitu penyakit malaria dan penyakit DBD (Demam berdarah Dengue).
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan tanda-tanda tertentu dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp. Kasus DBD setiap tahun di Indonesia terus meningkat dan bahkan makin merajalela dengan pemanasan global. Pusat Informasi Departemen Kesehatan mencatat, jumlah kasus DBD di Indonesia selama 2009 mencapai 77,489 kasus dengan 585 korban meninggal (Depkes RI, 2009).
WHO memperkirakan sebanyak 2,5 sampai 3 milyar penduduk dunia berisiko terinfeksi virus dengue dan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta penduduk dunia /terinfeksi virus dengue, 500 ribu diantaranya membutuhkan perawatan intensif di fasilitas pelayanan kesehatan. Setiap tahun dilaporkan sebanyak 21.000 anak meninggal karena DBD atau setiap 20 menit terdapat satu orang anak yang meninggal (Depkes RI, 2008).
Penyakit demam berdarah penyebarannya sangat luas hampir di semua daerah tropis diseluruh dunia. Di Indonesia sampai saat ini penyakit demam berdarah ( DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama di provinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2008 DKI Jakarta menempati urutan pertama sebagai kota dengan jumlah kasus DBD terbanyak mencapai 21 persen dari jumlah nasional. Jumlahnya mencapai 28.373 dari total 137.469 kasus DBD di Indonesia pada 2008. Sedangkan selama periode januari - februari 2009 mengalami penurunan sebanyak 4.290 (Depkes RI, 2008).
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit akibat virus yang hidup bertahan di alam (arthropod-borne viral) melalui kontak biologis, yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, penyakit ini ditemukan hampir di seluruh belahan dunia terutama di negara tropik dan subtropik baik secara endemik maupun epidemik yang berkaitan dengan datangnya musim penghujan (Djunaedi, 2006).
Penyakit ini tidak saja ditemukan di daerah perkotaan namun juga terdapat di daerah pedesaan. Seperti di daerah Tamansari Gg. H. Safi’i RT 01 RW 02, Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya. Terjadi kasus DBD pada bulan mei tahun 2013.
Cara penularan penyakit DBD terjadi secara propagatif yaitu virus dengue berkembang biak dalam tubuh nyamuk Aedes spp (Gandahusada, dkk, 2000). Jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan berkembang biak dalam tubuh orang itu selama 4-7 hari sehingga dapat sebagai sumber penularan.
Dalam waktu satu minggu setelah digigit nyamuk tersebut, orang tersebut akan dapat menderita penyakit demam berdarah dengue. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk pencegahan penyakit DBD, dan belum ada obat obatan khusus untuk pengobatannya. Dengan demikian pengendalian DBD tergantung pada pengendalian nyamuk Aedes spp (Depkes RI, 2005).
B. Tujuan Survei
Melaksanakan survei bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di daerah Tamansari Gg. H. Safi’i RT 01 RW 02, Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya dalam upaya pencegahan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue).
BAB II
METODE SURVEI
A.  Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan penelitian survei melalui pendekatan wawancara dan observasi.
Wawancara merupakan proses tanya jawab untuk mendapatkan data primer dan informasi yang digunakan antara pewawancara (peserta survei) dengan responden/ informan. Data yang ditanyakan kepada responden adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan pencegahan masyarakat daerah Tamansari Gg. H. Safi’i RT 01 RW 02, Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya sesuai dengan tujuan survei. Informan yang diwawancarai adalah masyarakat RT 01 Kampung Babakan. Dalam rangka membantu proses pelaksanaan wawancara, pewawancara menggunakan alat (instrument) berupa “Lembar Ceklis”, yang dapat dilihat pada lampiran 1.
Observasi merupakan suatu proses pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh observer (pengamat) terhadap objek penelitian/ survei/ sasaran. Objek yang disurvei dalam hal ini adalah daerah Tamansari Gg. H. Safi’i RT 01 RW 02, Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya.
B. Populasi dan Sampel
1.  Populasi
Populasi yang digunakan adalah jenis populasi infinit (tak terbatas) karena tidak dapat ditentukan batas-batasnya. Populasi infinitnya adalah jumlah kepala keluarga yang terdapat di Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya. 
Populasi target penelitian yaitu jumlah kepala keluarga di RW 02 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya sebanyak 302 kepala keluarga.
Populsi terjangkau yaitu jumlah kepala keluarga di RT 01, RW 02 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya sebanyak 81 kepala keluarga.
2.  Sampel
Sampel penelitian yang digunakan termasuk jenis sampel teknik random (probability sampling) yaitu dengan menggunakan Multi- Stage Random Sampling karena dibagi dalam elemen-elemen yang lebih kecil.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan rumus :
n =        N
        1 + N (d)2
Karena kami meneliti hanya di RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya yang banyaknya 81 kepala keluarga, maka sampel random yang akan diteliti di RT 01 yaitu sebanyak 45 kepala keluarga.
C. Instrumen Survei
Instrumen/ peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi data/informasi yaitu menggunakan instrumen observasi (lembar ceklis).
D. Definisi Operasional
1.  Pengertian
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan demikian, pencegahan merupakan tindakan. Pencegahan identik dengan perilaku.
Demam Berdarah (DB) atau Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes (Aedes aegypti atau Aedes albopictus) yang dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2004), penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan nyamuk aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2─7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda pendarahan dikulit berupa bintik pendarahan (petichiae), dan lebam atau ruam. Kadang-kadang disertai mimisan, berak darah, muntah darah dan kesadran menurun atau shock.
Demam berdarah dengue/DBD (dengue henorrhagic fever, DHF), adalah suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah, sering bersifat fatal, penyakit febril yang disebabkan virus dengue. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan tubuh, abnormalitas hemostasis, dan pada kasus yang parah, terjadi suatu sindrom renjatan kehilangan protein masif (dengue shock syndrome), yang dipikirkan sebagai suatu proses imunopatologik (Halstead, 2007).
2.  Cara Mengukur
Dalam penelitian ini, cara pengukuran yang dilakukan pada setiap responden yaitu dengan mengukur tingkat pengetahuan masyarakat RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya tentang penyakit Demam Berdarah dan cara pencegahan yang dilakukan.
3.  Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan Tabel Ceklis karena hanya mengukur tingkat pengetahuan dan cara pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat RT 01 dalam masalah penyakit DBD.
4.  Kategori
Karena yang diukur adalah tingkat pengetahuan masyarakat, maka kategori yang digunakan adalah kategori yang tingkat pengetahuan masyarakat rendah, sedang dan tinggi.
5.  Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :
a.  Nominal
Merupakan skala pengukuran yang diberi nama. Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam skala nominal yaitu jenis kelamin responden.
b.  Ordinal
Merupakan skala pengukuran yang bisa diurutkan. Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam skala ordinal yaitu tingkat pendidikan responden.
c.   Rasio
Perbandingan (rasio) nilai-nilai pengukuran miliki arti kuanttatif. Miliki nilai nol absolut sebagai titik referensi dalam perbandingan pengukuran. Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam skala rasio yaitu umur responden.

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
  
A.  Pengolahan Data
Bentuk pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan pengolahan data secara manual. Data yang sudah diolah disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.
1.  Skoring
Skoring yaitu memberi skor atau nilai pada option jawaban yang tersedia. Tabel di bawah ini merupakan hasil skor/ nilai tentang pengetahuan dan upaya pencegahan responden RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya tentang penyakit Demam Berdarah.
No.
Nama
L/ P
Umur
Pendidikan
skor
1
Yeyen H
P
35
SMA
5
2
Yeyet H
P
37
SD
7
3
Imas
P
25
SMP
8
4
Herman
L
33
SMP
7
5
Nurhayati
P
31
SD
4
6
Engkoy
P
43
SD
7
7
Agus
L
23
SMP
5
8
Utis
L
37
SMP
6
9
Tati S
P
40
SMA
6
10
Roni
L
23
SMA
6
11
Midah
P
28
SD
5
12
Rosita
P
42
ALIYAH
6
13
Nunur
P
22
SMP
8
14
Hj. Mamay
P
39
SMP
5
15
Novi
P
29
SMU
9
16
Aoh
P
60
SD
4
17
Neng Trisna
P
21
SMA
5
18
Nia
P
24
SMP
7
19
Anah
P
56
SD
4
20
Hj. Heni
P
43
SMP
4
21
Euti
P
31
SD
4
22
Kikip
P
20
SMP
5
23
Sarifah
P
38
SD
4
24
Narwan
L
48
SD
5
25
Utik
P
29
SD
3
26
Aah
P
70
SD
6
27
Ida
P
32
SD
6
28
Entin
P
40
SD
5
29
Ijah
P
64
SD
5
30
Amang Hidayat
L
58
SD
7
31
Amay
L
27
SD
5
32
Anis
P
15
SMP
5
33
Ika
P
20
SMP
7
34
Eti
P
44
SMP
8
35
Yanti
P
38
SMP
5
36
Neni
P
32
SMA
8
37
Icih
P
50
SD
6
38
Titin
P
35
SD
7
39
Rojak
L
51
SD
4
40
Iyan
L
45
SMP
5
41
Sobir
L
45
SD
5
42
Iis
P
36
SD
5
43
Ida
P
43
SMP
6
44
Fani
P
21
SMA
5
45
Yoyoh
P
39
SD
3
2.  Koding
Koding yaitu membuat kode (tanda/inisial) supaya data yang dihasilkan memberi arti yang dapat dimengerti oleh pembaca. Dalam hal ini, ditujukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan responden tentang penyakit DBD. Tingkat pengetahuannya termasuk rendah, sedang atau tinggi.
v Pengkodingan
ü Skor 1 – 3 è tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan responden tentang penyakit DBD rendah
ü Skor 4 – 6 è tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan responden tentang penyakit DBD sedang
ü Skor 7 – 10 è tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan responden tentang penyakit DBD tinggi
v Jumlah responden
ü Responden tingkat pengetahuan rendah sebanyak 2 orang
ü Responden tingkat pengetahuan sedang sebanyak 31 orang
ü Responden tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 12 orang.
3.  Menghitung Frekuensi
Menghitung frekuensi digunakan untuk menggambarkan keadaan dari sekelompok orang yang di survei (dalam bentuk persentase).
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
Tinggi
12
27 %
Sedang
31
69 %
Rendah
2
4 %
Total
45
100 %
Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan responden tentang penyakit DBD paling tinggi yaitu pada tingkat pengetahuan sedang sebanyak 31 orang atau 69 %. Hal ini dikarenakan rendahnya sumber daya manusia responden di daerah RT 01 Kampung Babakan. Selain itu, kurangnya kesadaran dari para responden tentang kebersihan lingkungan sekitarnya. 
B. Deskripsi Data
1.  Bentuk tampilan data
Tabulasi
Pemakaian lotion/ obat nyamuk oleh responden
Pemakaian lotion/ obat nyamuk
Frekuensi
Persentase
Ya
27
60 %
Tidak
18
40 %
Total
45
100 %
Dilihat dari tabel diatas, masyarakat (responden) di RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya  bahwa frekuensi pemakaian lotion/obat nyamuk lebih banyak dari pada yang tidak memakai, meskipun pemakaiaannya pada malam hari.
   Grafik garis
Waktu pemakaian lotion/ obat nyamuk
           
Untuk waktu pemakaian lotion/obat nyamuk pada waktu pagi hari terdapat 1 orang, pada sore hari 1 orang, sedangkan paling banyak pemakaian terdapat pada waktu malam hari sebanyak 20 orang. Seharusnya dalam upaya pencegahan penyakit DBD, penggunaan lotion/obat nyamuk digunakan pada waktu pagi dan juga sore hari, karena nyamuk Aedes Aeygepty penyebab Demam Berdarah aktif di pagi dan sore hari.
-   Grafik pie
Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
 
Dari data diatas jumlah responden di RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) paling banyak dengan melakukan 3M sebanayk 17 orang, dan yang mengguanakan fogging sebanyak 8 orang dari 45 jumlah sampel yang diteliti.
-    Grafik Donat
Tingkat pendidikan responden
             
Dari data di atas, responden di RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya memiliki tingkat pendidikan rata-rata paling banyak lulusan SD, yaitu sebanyak 22 orang. Bisa dikatakan respoden tersebut memiliki sumber daya manusia yang rendah.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian BAB I – BAB III maka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.  Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan tanda-tanda tertentu dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.
2.  Tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan responden RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya tentang penyakit DBD termasuk dalam kategori sedang/ mengerti tentang penyakit DBD.
3.  Pemakaian lotion/obat nyamuk lebih banyak dari pada yang tidak memakai lotion, meskipun pemakaiaannya pada malam hari.
4.  Paling banyak pemakaian lotion/ obat nyamuk terdapat pada waktu malam hari sebanyak 20 orang. Seharusnya dalam upaya pencegahan penyakit DBD, penggunaan lotion/obat nyamuk digunakan pada waktu pagi dan juga sore hari, karena nyamuk Aedes Aeygepty penyebab Demam Berdarah aktif di pagi dan sore hari.
5.  Pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) paling banyak dengan melakukan 3M sebanyak 17 orang.
6.  Tingkat pendidikan rata-rata paling banyak lulusan SD, yaitu sebanyak 22 orang. Bisa dikatakan respoden tersebut memiliki sumber daya manusia yang rendah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa saran yang dapat diajukan adalah:
1.  Dalam upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah ini, seharusnya masyarakat/ responden RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya memiliki kesedaran dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan sekitarnya jika mereka ingin hidup sehat/ jauh dari penyakit.
2.  Karena tingkat pengetahuan/ sumber daya manusia di RT 01 Kampung Babakan Jati, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari-Tasikmalaya masih rendah, jadi harus adaa pengarahan/ penyuluhan dari sektor kesehatan akan pentingnya hidup sehat.
Tag : PTK
0 Komentar untuk "Contoh Laporan Penelitian Tingkat Pengetahuan dan Pencegahan Penyakit DBD Pada Masyarakat"

Back To Top