katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Indikasi Pemberian Jalur Intravena

Secara umum, Sugiarto (2006) rnengatakan hahwa keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah:
a)      Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).
b)      Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).
c)      Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).
d)     “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tuhuh pada dehidrasi).
e)      Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).
f)       Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh).
g)      Semua trauma kepala. dada. dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).
Selain untuk pemberian cairan, pemasangan intravena juga berfungsi untuk pemberian obat IV dengan indikasi yaitu:
a.      Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya, pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit rnemberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral pada kebanyakan pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dan segi kemudahan administrasi RS, biaya perawatan. dan lamanya perawatan.
b.     Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalarn sediaan intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap rnelalui jalur gastrointestinal di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan ke dalam pembuluh darah langsung.
c.      Pasien tidak dapat minum obat karena rnuntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertirnbangkan pemberian rnelalui jalur lain sepe rektal (anus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).
d.     Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak atau obat masuk ke pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
e.      Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik atau vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes melitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus atau suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavailabilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat dalam darah untuk membunuh bakteri.

Dari uraian di atas dapat diketahui hahwa pemberian atau pemasangan terapi intravena harus sesuai indikasi pada keadaan-keadaan tertentu dan berfungsi untuk pemberian obat intravena. Secara garis besar, Sugiarto (2006) menyimpulkan bahwa indikasi pemasangan terapi intravena, yaitu:
a)       Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
b)       Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.
c)       Pemberian kantong darah dan produk darah.
d)      Pemberian obat yang terus-menerus (continiu).
e)       Upaya profilaksis (tindakan pencegahan sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
f)        Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya resiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba). sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
0 Komentar untuk "Indikasi Pemberian Jalur Intravena"

Back To Top