I.
MODEL
PEMBELAJARAN BAHASA MENYELURUH (WHOLE LANGUAGE )
A.
Teori
Pembelajaran Bahasa Menyeluruh
Konsep bahasa
menyeluruh telah diperkenalkan oleh Jerome Harrte dan Carolyn Burke pada tahun
1977, sesudah itu Doroty Waston menyusul dengan istilah ‘Teachers Whole
Language” (TAWL) pada
tahun 1978 kemudian Ken Goodman memeperkenalkan kaidah ini dengan nama “ Whole
Language Comperhension Centered Reading Program” pada tahun 1979.
Pendekatan bahasa
menyeluruh sangat popular dalam pembelajaran bahasa setelah tahun 1980. Hal ini
karena kaidah bahasa menyeluruh memiliki kelebihan antara lain:
1. Melibatkan
lingkungan dan pengalaman nyata yang dialami anak- anak.
2. Penyampaian
menyeluruh dan melibatkan berbagai disiplin ilmu.
3. Menggunakan
pendekatan tematik, programnya disusun berdasarkan pendekatan fungsional dan
memperhatikan perkembangan anak,baik perkembangan fisik, social-emosi,dan
mental intelektual.
Konsep
bahasa menyeluruh telah digunakan pada usia dini (anak usia prasekolah
dan SD kelas rendah) dalam pengembangan bahasa anak. Kaidah ini ternyata telah
berhasil membantu anak- anak memahami bahasa secara menyeluruh. Hal ini
bermakna perkembangan bahasa anak- anak menjadi luas karena anak belajar dari
berbagai unsure atau sumber. Menurut ferguson (dalam Mac Hado ,1995) bahwa
kaidah bahasa menyeluruh sangat penting untuk meningkatkan keterampilan
mendengar, berbicara, membaca,dan menulis diawali dengan pembelajaran perilaku
bahasa yang alamiah yaitu bercakap- cakap.
Tokoh
Cullian ( dalam Mac Hado, 1995) mengidentifikasikan bahwa kaidah ini berpusat
pada bacaan atau program gabungan seni bahasa yang bermakna dan berfungsi.
Bergeron
(dalam marrow, 1993) mengidentifikasikan bahasa menyeluruh sebagai suatu konsep
terdiri dari dua unsure pendukung yaitu perkembangan bahasa dan pendekatan
pengajaran. Pendekatan ini berdasarkan pada pengunaan literature nyata yaitu
pengalaman kehidupan dan tulisan yang bermakna dan berfungsi serta keterpaduan
pengalaman motivasi dan minat anak- anak dalam pembelajaran bahasa.
Sementara
Eliason (1994) menyatakan bahwa dalam pendekatan bahasa menyeluruh terdapat
hubungan yang interaktif antara mendengarkan, berbicara, membaca, menulis.
Belajar bahasa harus terintegrasi ke dalam bukan terpisah dari semua aspek
kurikulum.
Definisi
agak lengkap dikemukakan oleh Brenner (1990) yang berpendapat bahwa “ Whole
Language” adalah cara mengajar prapembaca, membaca, dan keterampilan bahasa
lainnya melalui keseluruhan proses yang melibatkan bahasa, menulis, berbicara,
mendengarkan cerita, mengarang cerita karya seni, bermain drama, maupun melalui
cara- cara lebih tradisional.
Berdasarkan
pendapat tokoh- tokoh di atas maka pembelajaran bahasa berdasarkan pendekatan
bahasa menyeluruh mempunyai ciri- cirri :
1. Menyeluruh
(Whole / Cooperative Eksperances)
2. Bermakna
(Meaningful)
3. Berfungsi
(Fungction)
4. Alamiah
( Natural /Authentic)
B.
Materi
Pembelajaran
Model pembelajaran
bahasa menyeluruh , sangat tepat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di kelas rendah (I,II), oleh karena itu, sebelum guru merancang pembelajaran,
sebaiknya memahami dan menganalisis terlebih dahulu materi pokok Bahasa
Indonesia di kelas rendah tersebut.
Di dalam bahasa belajar
mandiri sebelumnya dicantumkan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
rendah (I,II) berdasarkan kurikulum Berbasis Kompetensi.
C.
Desain
Pembelajaran
Dari uraian tentang
konsep bahasa (Whole Language ) maka tujuan model pembelajaran Bahasa Indonesia
di sekolah dasar berdasarkan pendekatan tersebut sebagai berikut:
menintegrasikan seluruh keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis) dan komponen kebahasaan (tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat,
dan tata makna) juga penggunaan
multimedia, selanjutnya dikaitkan dengan pengalaman lingkungan dan pengembangan
fisik, social, mental, intelektual, dan emosi anak. Aspek- aspek ini diikat
dengan tema dan dipadukan dengan bahan pembejaran (materi pokok) dari
kurikulum. Hal di atas sesuai dengan tuntutan kurikulum, kompetensi guru dan
standar kompetensi siswa sekolah dasar serta karakteristik anak dan goegrafis yang
beragam. Dengan demikian maka diperlukan rancangan pembelajaran di SD yang sifatnya menyeluruh, terpadu, dan
fleksibel yang memungkinkan anak didik memiliki
kemampuan mengunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi, intelektual, kematangan social, dan emosional.
Jadi “Whole Language”
adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa secara utuh (menyeluruh). Melalui
pendekatan ini pembelajaran dilaksanakan secara kontekstual, logis, kronologis,
dan komunikatif dengan menggunakan setting yang nyata dan bermakna. Dalam
pendekatan ini terjadi hubungan yang interaktif antar empat keterampilan
berbahasa, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, seperti
terlihat dalam bagan di bawah ini:
Berbicara
|
Menulis
|
Mendengar
|
Membaca
|
Contoh Rancangan / Desain
Model Pembelajaran sebagai berikut:
I.
Persiapan
a. Tema/Subtema
b. Bentuk
Kebahasaan (wacana berupa cerita dan sebagainya)
c. Kompetensi
Dasar
d. Hasil
Belajar
e. Indikator
f. Materi
Pokok
g. Media
(multimedia)
h. Organisasi
Pembelajaran
II.
Pembelajaran
ke-1: introduksi (pengenalan)
a. Diskusi
tema dan subtema
b. Organisasi
tema
c. Presentasi
III.
Pembelajaran
ke- 2: Pengembangan
a. Diskusi
lanjutan
b.
Kerja individual
IV. Pembelajaran
Ke-3 : Presentasi dan Evaluasi
a.
Bercerita
/ bercakap-cakap
b.
Membaca
puisi / bernyanyi
c.
Menampilkan
karya anak
d.
Membaca
nyaring
e.
Rekaman
bahasa / membaca
D. Contoh
Model Pembelajaran Bahasa Menyeluruh (Who Language)
Rancangan
Pembelajaran Bahasa Indonesia Menyeluruh berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi:
Kelas : 1 Sekolah Dasar
Semester : 1 (Satu)
Waktu : 2 Jam pelajaran (60 menit)
I. Persiapan
Tema / subtema : Diri sendiri / keluarga
Bahan kebahasaan : Cerita, puisi
Kompetensi dasar : Memperkenalkan diri
Hasil belajar : Memperkenalkan diri menggunakan
kalimat
sederhana dan berbahasa yang santun
Indikator :
- Menyebutkan data diri
-
Menyebutkan
nama orang tua dan saudara kandung
-
Menanyakan
data diri dan orang tua serta saudara kandung dan teman kelas
Materi Pokok : Berbicara: Kalimat sederhana untuk
memperkenalkan diri
memperkenalkan diri
Media :
Gambar faktual (data diri, keluarga, album),
compic (computer picture), puisi anak, lagu anak,
alat gambar dan tape recorder.
compic (computer picture), puisi anak, lagu anak,
alat gambar dan tape recorder.
Org. Pembelajaran : Kasikal dan
Individual
Evaluasi : - Bercerita/bercakap-cakap
- Menjodohkan
gambar dan kata
- Rekaman membaca nyaring
II. Pembelajaran
Ke-1 : Introduksi (Pengenalan)
-
Tanya
jawab tentang identitas siswa
-
Tanya
jawab tentang foto/album keluarga
-
Tanya
jawab cara memperkenalkan diri sendiri
-
Tanya
jawab cara memperkenalkan keluarga
-
Tanya
jawab tentang cara bertanya data diri dan keluarga teman sekelas
III. Pembelajaran
Ke-2 : Pengembangan
a.
Diskusi
(tanya jawab lanjutan)
b.
Kerja
Individual (sesuai kemampuan dan minat siswa)
IV. Pembelajaran
Ke-3 : Presentasi dan Evaluasi
a.
Presentasi
b.
Evaluasi
II. MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU
Keterpaduan mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan mata pelajaran lainnya dapat berlangsung
dalam beberapa bentuk :
A. Model
Keterhubungan
Model
keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja di usahakan
untuk menghubungkan suatu konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain. Dapat pula terjadi keterhubungan antara
tugas-tugas yang dilakukan dalam satu semeter dengan konsep-konsep yang akan
dipelajari pada semester berikutnya, dalam bidang studi.
B.
Model Jaring Laba-laba
Model jaring laba-laba adalah model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pengembangan model ini dimulai
dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara
guru dan siswa.
C.
Model Keterpaduan
Model keterpaduan merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan antarbidang studi. Model ini dilaksanakan dengan
cara menggabungkan bidang-bidang studi. Menetapkan prioritas kurikulum dan
menemukan keterampilan, konsep atau sikap yang saling tumpang tindih pada
beberapa bidang studi.
Contoh model pembelajaran terpadu/tematik untuk
kelas 2 SD
Pada tahap ini guru perlu mencermati
isi/materi pokok dan kompentensi dasar untuk
beberapa mata pelajaran dalam kelas dan semester yang sama yang pembelajarannya
akan dipadukan, misalnya: Matematika dan Bahasa Indonesia. Pilihlah suatu tema
yang mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut, misal tema tentang
komunikasi.
0 Komentar untuk "Contoh Artikel Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Menyeluruh (Whole Language) dan Model Pembelajaran Terpadu"