katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Latar Belakang Lamanya Pemasangan Infus dengan Kejadian Flebitis



Tindakan terapi intravena adalah terapi  yang  bertujuan  untuk  mensuplai cairan  melalui  vena  ketika  pasien  tidak mampu  mendapatkan  makanan,  cairan elektrolik  lewat  mulut,  untuk  menyediakan kebutuhan  garam  untuk  menjaga keseimbangan  cairan,  untuk  menyediakan kebutuhan  gula  (glukosa/dekstrosa)  sebagai bahan  bakar  untuk  metabolisme,  dan  untukmenyediakan  beberapa  jenis  vitamin  yang mudah  larut  melalui  intravena  serta menyediakan medium untuk pemberian obat secara  intravena  (smeltzer,  2002). Tetapi karena  terapi  ini  diberikan  secara  terus – menerus  dan  dalam   jangka  waktu  tertentu tentunya  akan  meningkatkan  kemungkinan terjadi  komplikasi  dari  pemasangan  infus, salah  satunya  adalah  flebitis.  (perry  dan potter, 2005).
Flebitis  merupakan  inflamasi  vena yang  disebabkan  oleh  iritasi  kimia  maupun mekanik  ditunjukan  dengan  adanya  daerah yang  merah,  nyeri  dan  pembengkakan  di daerah  penusukan  atau  sepanjang  vena, edema,  panas  dan  keras  menurut  (  smith, 2008 ). Angka  kejadian  flebitis  di  Negara maju  seperti  Amerika  terdapat  angka kejadian  20.000  kematian  per  tahun   akibat dari infeksi nosokomial salah satunya adalah flebitis  yang  di  timbulkan  oleh  tindakan pemasangan  terapi  intravena.  Sedangkan  di Negara di Asia Tenggara infeksi nosokomial (flebitis)  sebanyak  10.0%.dari  data  tersebut infeksi  nosokomial  (flebitis)  tertinggi terdapat di Negara Malaysia sebesar 12,7%.  Penelitian  yanag  lain  dilakukan  di  RS.  Dr. sardjito  Yogyakarta  tahun  2002  didapatkan 31  orang  dari  114  pasien  yang  terpasang infus  (27,19%)  terjadi  flebitis  pasca pemasangan infus (Battica, 2002).
Adapun di Indonesia, penelitian yang dilakukan  oleh  Depkes  (2004),  proporsi kejadian  infeksi  nosokomial  di  rumah  sakit pemerintah  dengan  jumlah  pasien  1.527 pasien  dari  jumlah  pasien  beresiko  160.417 (55,1%),  sedangkan  untuk  rumah  sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah  pasien  beresiko  130.047  (35,7%). Untuk  rumah  sakit  ABRI  dengan  jumlah pasien  254  pasien  dari  jumlah  pasien beresiko 1.672 (9,1%). ( Depkes, 2004 ).Di Indonesia  penelitian  yang  dilakukan  pada tahun  2004  di  sebelas  rumah  sakit  di Indonesia, bahwa 9,8% pasien terjadi infeksi selama  dirawat  dirumah  sakit  (marwoto, 2007).  Selama  selang  beberapa  tahun, sudah terjadi peningkatan angka yang cukup signifikan.Peningkatan  angka  ini diasumsikan  bahwa  masih  belum  ketatnya pengawasan  dan  tindakan  pencegahan flebitis di rumah sakit (Fitria, 2008).
Sedangkan   di  Rumah  Sakit  Umum Daerah  (RSUD)  Prof.Dr.Hi.Aloe  Saboe provinsi  Gorontalo  Jawa Barat angka  kejadian  flebitis yang  disebabkan  oleh  pemasangan  terapi intravena  pada  tahun  2012  yaitu  7,51%, angka  itu  lebih  tinggi  dari  angka  standar yang  di  tentukan  oleh  Infusion  Nurses Society (INS) yaitu < 5%.
Data menunjukan bahwa angka kejadian flebitis di RSUD Dr.Soekardjo Tasikmalaya pada periode 2010-2013 tetap berada diatas rata-rata nasional, dimana angka standar yang menjadi acuan adalah > 1,5 (Kepmenkes 129 tahun 2008). Pada Ruang IIIA terjadi 2,0% kejadian flebitis pada periode tahun 2011 dan terjadi kenaikan yaitu 2,31% kejadian flebitis pada tahun 2012 menjadi 4,4% pada tahun 2013  
Melihat dari masalah-masalah diatas dimana  faktor-faktor  yang  menyebabkan terjadi flebitis masih belum jelas, dan angka kejadian  flebitis  juga  masih  cukup  tinggi dari standar yang telah ditentukan oleh INS, maka  peneliti  tertarik  untuk  melakukan penelitian  tentang  “deskripsi  kejadian flebitis  di  rumah  sakit  umum Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
0 Komentar untuk "Latar Belakang Lamanya Pemasangan Infus dengan Kejadian Flebitis"

Back To Top