BAB I
PENDAHULUAN
A.
Identitas
Siswa
1. Nama : Entis Sutisna
2. TTL : Tasikmalaya, 10 Oktober
2004
3. Jenis
Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Jalan Cikalang Tengah, Tasikmalaya
5. Status keluarga :
Anak kandung
6. Anak ke :
6 dari 9 bersaudara
7.
Bahasa : Sunda
8. Agama :
Islam
B.
Identitas
Orang Tua
1. Ayah
a. Nama : Encas Casrian
b. Usia : 47 Tahun
c. Alamat : Jalan Cikalang Tengah, Tasikmalaya
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Buruh
f. Bahasa : Sunda
g. Agama : Islam
2. Ibu
a. Nama : Maesaroh
b. Usia : 42 Tahun
c. Alamat : Jalan Cikalang Tengah, Tasikmalaya
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Bahasa : Sunda
g. Agama :
Islam
BAB II
ISI
A.
Identifikasi Masalah
Observer
mengamati perilaku salah seorang siswa kelas 4 SDN Cikalang 1 Kota Tasikmalaya
pada tanggal 2 April – 3 Mei 2014. Pengamatan dilakukan setiap 2 kali dalam
seminggu, yaitu pada hari Rabu dan Sabtu. Pengamatan tidak hanya dilakukan pada
saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, tetapi juga pada saat
beraktifitas di luar jam pelajaran.
Pada
tahap awal, observer mengidentifikasi masalah terhadap siswa yang bernama Entis
Sutisna. Pengidentifikasian dilakukan dengan cara mengamati perilaku siswa
tersebut selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan selama
beraktifitas di luar jam pelajaran. Selain itu, pengidentifikasian juga
dilakukan dengan cara mewawancarai guru wali kelas dan melihat data pribadi
siswa.
Hasil
identifikasi, Entis merupakan siswa yang hiperaktif dan tidak disiplin. Hal ini
ditandai dengan beberapa perilaku yang ditunjukan saat dilakukan pengamatan,
diantaranya: makan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, mencontek saat
mengerjakan soal, memukul-mukul meja saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi
pelajaran, mengganggu teman yang sedang bermain, mengucapkan kata-kata kasar,
dan sebagainya.
B.
Analisis Data
Berdasarkan
hasil identifikasi perilaku dan data pribadi siswa, Entis merupakan siswa yang
hiperaktif dan tidak disiplin. Hal ini disebkan karena kurangnya perhatian dan
bimbingan yang didapatkan baik secara moral maupun material. Entis melakukan
perilaku-perilaku tersebut untuk mencari perhatian dan bimbingan yang dia
butuhkan.
Perilaku
mencontek saat mengerjakan soal, makan saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi
pelajaran, menunjukkan bahwa Entis merupakan siswa yang tidak disiplin. Hal ini
karena Entis kurang mendapatkan bimbingan dan pengertian dari orang-orang di
sekelilingnya terutama orang tuanya tentang kedisiplinan.
Perilaku
mengganggu temannya yang sedang bermain, memukul-mukul meja saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung, mengucapkan kata-kata kasar, menunjukkan bahwa
Entis merupakan siswa yang hiperaktif negatif. Hal ini karena Entis kurang
mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekelilingnya terutama dari orang
tuanya.
C.
Pemecahan Masalah
Perhatian
dan bimbingan merupakan hal yang sangat diperlukan siswa terutama siswa SD. Hal
ini untuk membantu siswa dalam mencapai kesuksesan belajar baik dalam segi
akademik maupun sosial. Begitu pula dengan Entis. Dia memerlukan perhatian dan
bimbingan yang lebih untuk mencapai keberhasilan belajarnya.
Setelah
melakukan pendekatan, observer memberikan pengertian dan pemahaman secara
individual mengenai kedisiplinan dan sikap yang baik terutama cara menghargai
orang lain. Hal ini bertujuan agar Entis mampu berdisiplin dan menghargai orang
lain terutama dalam kegiatan belajar mengajar.
Setelah
melakukan pendekatan dan memberikan pengertian juga pemahaman, observer
melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap Entis dalam melaksanakan
kedisiplinan dan memperbaiki sikap khususnya dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian, secara tidak
langsung observer memberikan perhatian sesuai apa yang dibutuhkan Entis.
D.
Hasil dan Evaluasi
Setelah
melakukan bantuan selama 5 minggu, mulai dari pengidentifikasian masalah,
pendekatan, pemberian pemahaman dan pengertian, pemberian bimbingan dan
pengawasan, observer melihat beberapa perubahan positif pada sikap Entis,
meskipun tidak signifikan. Dia menunjukkan sedikit sikap disiplin dalam
belajar, seperti mengerjakan tugas sendiri, tidak makan saat kegiatan belajar
mengajar. Selain itu, dia juga tidak mengganggu temannya, meskipun masih
terbiasa mengucapkan kata-kata kasar saat berinteraksi dengan orang lain.
Untuk
menghasilkan perubahan positif yang lebih besar, dibutuhkan bimbingan dan
perhatian secara kontinu. Selain itu, perlu dilakukan pendekatan terhadap orang
tua agar bisa membimbingnya. Observer tidak sempat melaksanakan pendekatan
terhadap orang tua Entis, karena waktu dan kesempatan yang terbatas. Oleh
karena itu, observer menitipkan Entis kepada guru wali kelas untuk memberikan
bimbingan, perhatian dan pengawasan lebih lanjut, sebagai tindak lanjut dari
bantuan yang telah dilaksanakan observer.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Perhatian,
bimbingan dan pengawasan merupakan hal yang diperlukan siswa, terutama siswa
SD. Hal tersebut harus dilakukan secara kontinu. Sehingga siswa dapat mencapai
keberhasilan belajar baik dalam bidang akademik maupun sosial.
B.
Saran
Sebagai
guru wali kelas, seharusnya dapat memahami kebutuhan-kebutuhan siswa, sehingga
dapat melaksanakan bantuan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. Guru juga
harus melakukan pendekatan terhadap orang tua siswa, sehingga proses bimbingan
konseling dapat berjalan dengan baik, tidak hanya dilakukan oleh salah satu
pihak saja.
Tag :
MAKALAH BK
0 Komentar untuk "Contoh Observasi Bimbingan dan Konseling"