katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Tiga Jenis Flebitis menurut Pujasari dalam Gayatri & Handayani


Ada tiga jenis flebitis menurut Pujasari dalam Gayatri & Handayani :
a.       Flebitis Mekanik
Flebitis jenis ini berkenaan dengan pemilihan vena dan penempatan kanula, ukuran kanula yang terlalu besar dibandingkan dengan ukuran vena, fiksasi kanula yang tidak adekuat, ambulasi berlebihan terhadap sistem dan pergerakan ekstremitas yang tidak terkontrol. Flebitis mekanik terjadi cedera pada tunika intima vena.
Tindakan keperawatan untuk mencegah flebitis mekanik adalah :
a.   Lakukan teknik insersi kanula secara benar. Untuk menghindari cedera pada saat pemasangan kanula perawat harus memiliki pengetahuan dasar dan pengalaman yang memadai dalam pemberian terapi intravena. Idealnya harus ada perawat teregistrasi (RNs) atau perawat yang sudah mendapatkan pelatihan khusus tentang terapi IV atau sudah mendapatkan sertifikat spesialis.
b.       Lakukan pemilihan lokasi secara benar, hindari vena pada area fleksi atau lipatan atau ekstremitas dengan pergerakan maksimal serta persendian. Pilih vena yang besar, lurus, panjang dan tidak rapuh. Vena yang dianjurkan adalah vena metacarpal, vena sefalika, vena basalika, vena ante brakial medialis. Hindari pemilihan vena yang sudah mengeras (hematom).
c.       Lakukan pemilihan kanula secara tepat. Gunakan kanula dengan ukuran paling pendek dan diameter paling kecil. Sesuaikan dengan urnur. keperluan dan lamanya terapi. Semakin besar nomor, maka semakin kecil ukuran panjang dan diameter. Ukuran sediaan kanula dan mulai 16. 18, 20. 22, 24. Ukuran 24 digunakan untuk neonatus, bayi dan anak. untuk ukuran 16. 18, 20 digunakan pada klien dewasa.
d.      Perhatikan stabilitas kanula, dapat dilakukan dengan fiksasi untuk mendapatkan kanula yang adekuat. Jika fiksasi tidak adekuat memungkinkan gerakan keluar masuknya kanula dan goresan ujung kapula pada lumen vena.
b.      Flebitis Kimiawi
Flebitis ini berkenaan dengan respon tunika intima terhadap osmolaritas cairan infus. Respon radang dapat terjadi karena pH dan osmolaritas atau obat juga karena sifat kimia bahan kanula yang digunakan.

a)      Pastikan pH dan osmolaritas cairan atau obat, pH normal darah adalah 7,35-7,45 sehingga pH dan osmolaritas cairan atau obat yang lebih rendah atau tinggi menjadi faktor predisposisi iritasi vena, l pengenceran rnaksirnal pada pemberian obat injeksi, karena campuran obat dapat menyebabkan forrnasi prespitat yang dapat meningkatkan resiko flebitis. Cairan isotonis yang menjadi hiperosmolar dan menyebabkan flebitis (flebitogenik) bila ditarnbahkan bahan seperti sediaan KCL. Perhatikan kecepatan tetesan infus, tetesan lambat menyebabkan absorbsi lambat dengan bemodilusi yang lebih kecil.
b)      Gunakan produk kanula yang non flebitogenik. meskipun belum dapat dipastikan jenis apa yang betul-betul mencegah flebitis. Pilih kanula yang bersifat elastis dan permukaannya lembut.
c.       Flebitis Bakterial
      Merupakan radang pada vena yang dikaitkan dengan infeksi bakteri. Tindakan keperawatan yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahannya adalah:
a)      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Prosedur baku dalam pemasangan adalah menggunakan sarung tangan pada saat melakukan pungsi vena.
b)      Gunakan kassa dan sarung tangan bersih. Periksa keutuhan kemasan infus set dan cairan serta tanggal kadaluarsanya.
c)      Lakukan persiapan area dengan teknik aseptik dan antiseptik.
d)     Observasi secara teratur tanda-tanda flebitis minimal tiap 24 jam.
e)      Bersihkan dan ganti balutan infus tiap 24 jam atau kurang bila balutan rusak.
f)       Ganti sistem infus setiap 48-72 jam dan tandai tanggal pemasangan serta penggantian balutan.
0 Komentar untuk " Tiga Jenis Flebitis menurut Pujasari dalam Gayatri & Handayani"

Back To Top