MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA
TENTANG
KONSEP LUAS TRAPESIUM MELALUI MEDIA LKS
(Penelitian
Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas V Sekolah Dasar Negeri .......
Kecamatan ... Kota ...
Oleh
NAMA
PENYUSUN
NIM
xxxxxxxxxxx
Pembimbing
: …..
Pembimbing
: …….
ABSTRAK
Berdasarkan
pengamatan awal di Kelas V SDN ....... , hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika tentang konsep luas trapesium yang dapat memahami hanya 17% siswa.
Perolehan tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang masih terpusat pada
guru dan belum memanfaatkan media, sehingga suasana belajar terkesan
membosankan dan didominasi oleh guru. Adapun tujuan penelitian ini : 1)
untuk mengetahui kemampuan guru menyusun perencanaan pembelajaran melalui media
LKS, 2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran melalui media LKS 3) Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep luas trapesium setelah menggunakan media LKS. Model penelitian yang digunakan PTK, dengan model Kemmis dan Mc.Taggart
yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian adalah guru beserta siswa kelas
V SDN ....... menyangkut penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
disesuaikan dengan aspek pada kurikulum KTSP yaitu menetapkan SK, KD,
Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi/Bahan Ajar, Sumber, Media LKS dan Alat
Belajar, serta penilaian. Adapun proses pembelajara disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran pada RPP yang dibuat. Hal ini dapat menunjukan
peningkatan kemampuan
siswa pada konsep luas trapesium.
Setelah menggunakan media LKS di Kelas V SDN ......., memperoleh nilai
pada siklus 1 dengan, rata-rata 69 atau 69% dan siklus 2 mencapai
87 atau 87%.
Kata kunci : media
LKS, konsep luas trapesium
PENDAHULUAN
Matematika telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari eksistensi seluruh ilmu pengetahuan yang ada. Selain itu, matematika
memegang peranan penting dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Hal ini sejalan dengan pendapat Badan Standar Nasional Pendidikan Matematika
menurut Depdiknas (dalam Patonah, 2008: 3) adalah sebagai berikut
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan
dibangun melalui proses bernalar deduktif, yaitu kebenaran suatu konsef yang
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsef dalam matematika bersifat sangat kuat dan
jelas
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di
sekolah dasar yang memiliki tujuan tertentu sesuai dengan yang tercantum dalam
kurikulum KTSP, bahwa “tujuan pembelajaran matematika adalah melatitl cara
berpikir secara logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mampu
bekerja sama. Berdasarkan tujuan tersebut, guru harus selalu berusaha untuk
dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika karena pada
umumnya pelajaran matematika sering di anggap sebagai pelajaran yang
membosankan, menegangkan, dan menakutkan sehingga guru ataupun siswa merasa
menanggung beban yang sangat berat untuk mempelajarinya. Sehingga berdampak
pada hasil belajar siswa yang sudah mencapai KKM yaitu hanya sebesar 17% saja
dari keseluruhan siswa yang telah mencapai KKM yang ditentukan.
Atas dasar masalah tersebut, penulis bermaksud
untuk mengadakan penelitian mengenai pemahaman siswa pada pembelajran
matematika dengan menggunakan media LKS.
LKS yang dikemukakan oleh Batjo (1993:8) yaitu :
“Lembar
Kerja Siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi informasi dan
perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan
belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar
untuk mencapai suatu tujuan.
Pemiliahn media LKS dalam pembelajran matematika
karena dalam pelaksanaanya lebih variatif serta pelaskanaannya lebih melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pemaparan tersebut
maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian pada pembelajaran
matematika tentang materi konsep-konsep luas daerah trapesium. Dengan judul : Meningkatkan
Pemahaman Siswa Tentang Konsep Luas Trapesium Melalui Media LKS
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas V SDN .......
Kecamatan ... Kota ...)
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara
umum permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan media
LKS pada konsep pembelajaran luas daerah trapesium untuk meningkatkan
pemahaman siswa di kelas V SD Negeri ....... Kecamatan ... Kota ...?"
Upaya memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, masalah
diperinci sebagai berikut : a) Bagaimana perencanaan pembelajaran dalam
penggunaan media LKS untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep
luas daerah trapesium di kelas V SD Negeri ....... Kecamatan ... Kota ...?, b)
Bagaimana proses pelaksanaan pengunaan media LKS dalam meningkatkan pemahaman
siswa tentang konsep luas daerah trapesium di kelas V SD Negeri .......
Kecamatan ... Kota ...? dan 3) Bagaimanakah kemampuan siswa memahami luas
daerah trapesium melalui pengunaan media LKS di kelas V SD Negeri .......
Kecamatan ... Kota ...?
Secara umum penelitian bertujuan
memperoleh data secara akurat tentang pelaksanaan pengunaan media LKS dalam
pembelajaran luas daerah trapesium untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan
tujuan secara umum adalah meningkatkan hasil pembelajaran mengenai pemahaman
siswa pada mata pelajaran matematika pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri .......
Kecamatan ... Kota ... dengan lebih mengutamakan keterlibatan siswa dalam
proses kegiatan pembelajaran. dan yang menjadi tujuan Khususnya : a)
Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran penggunaan
media LKS untuk kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran
penggunaan media LKS, b) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran penggunaan media LKS untuk meningkatkan pemahaman siswa
kelas Kelas V Sekolah Dasar Negeri ......., dan 3) Meningkatkan hasil
pembelajaran siswa mengenai materi pemahaman pada konsep luas daerah trapesium
setelah penggunaan media LKS pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Cieunteung.
KAJIAN
PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian
Pustaka
1. Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Suherman, (2001: 25), mengemukakan :
“Matematika
sebagai alat bantu dan pelayanan ilmu yang tidak hanya untuk matematika itu
sendiri melainkan juga untuk ilmu-ilmu lainnya, baik untuk kepentingan teoritis
maupun kepentingan praktis sebagai aplikasi dari matematika.
Suherman (2001: 57), mengemukakan bahwa “dalam
pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman
melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan tidak dimiliki dari
sekumpulan objek”.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (Juhanirah,
2008:15), menegaskan bahwa: Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat
pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat
komunikasi melalui simbol, grafik dan tabel dalam mengemukakan suatu gagasan.
2. Konsep Luas
Daerah Trapesium di Sekolah Dasar
Menurut Ed Kohn, (2003 : 61) mengemukakan:
Trapesium adalah segi empat yang hanya mempunyai sepasang sisi berlawanan yang
sejajar. Sisi-sisi yang sejajar di sebut alas dan sisi-sisi yang tidak sejajar
disebut kaki. Ruas-ruas garis yang menghubungkan titik-titik tengah kaki
disebut garis berat trapesium. Setiap ruas garis yang tegak lurus dengan kedua
alas disebut garis tinggi trapesium. Panjang garis tinggi disebut tinggi
trapesium.
Sebelum membahas lebih luas sebaiknya terlebih dahulu
mengenal apa yang dimaksud konsep dalam matematika. Pengertian konsep dalam
matematika juga diungkapkan oleh Bahri (2008:30) bahwa: ”Konsep adalah satuan
arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi,
sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
a.
Pengertian
Luas
Firmanawaty
Sutan, (2003 : 72). “Luas adalah ukuran bagian dalam sebuah bidang. Luas
biasanya diukur dengan satuan persegi seperti inci persegi kaki persegi dan
sentimeter persegi atau satuan-satuan khusus sepeti hektar”
b. Pembuktian Rumus Luas Trapesium
Trapesiuma
adalah segiempat yang memiliki sepasang sisi sejajar. Rumus luas trapesium
sudah sangat dikenal oleh anak SD. Akan tetapi rata-rata mereka tidak
mengetahui dari mana asalnya. Berikut ini akan peneliti jabarkan mengapa rumus
luas trapesium adalah
a.
L = 0,5 x
jumlah sisi sejajar x tinggi
b.
3. Media
pembelajaran
Secara luas media dapat diartikan dengan manusia,
benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan
dan keterampilan. Media secara luas tersebut terutama dalam proses pembelajaran
dimana media yang digunakan guru sebagai faktor yang paling dominan.
Sadiman (2002:6) mengemukakan:
Kata media
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”
Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan, sehingga apa yang kita
sampaikan dalam memberikan informasi tentang pesan bisa menyalurkan informasi
secara benar.
4. Media Lembar
kerja Siswa
Hidayah (2008:7) mengemukakan:
bahwa
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan
disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan
kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta
didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus
memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (matematika)
dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.”
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah “lembaran kertas yang
intinya berisi informsi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat
mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan
tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai
tujuan pengajaran”. Dari Lembar Kerja Siswa (LKS) siswa akan mendapatkan uraian
materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan.
5. Pemahaman
Siswa
Hudoyo (1985:5) menyatakan bahwa “Tujuan mengajar
adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dmatematika hami peserta didik”.
Dengan pemahaman siswa lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri
dan memberikan pengertian bahwa materi-materi yang dipelajari bukan hanya
sebagai hafalan pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti
benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.
Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, (2008 :
607-608) mengemukakan :
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang
banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar
(akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat
imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui
benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman,
artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan
(mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat
diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari
baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika
secara bermakna, tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa
tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat menghubungkan. Menurut Ausebel
belajar akan menjadi bermakna apabila informasi yang akan dipelajari siswa
disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa,sehingga
siswa dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimiliki.
Artinya siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan keadaan lain
sehingga belajar dengan memahami. kognitif yang dimiliki.
6. Implementasi
Penggunaan Media Lks pada Materi Pemehaman Luas daerah Trapesium
Lembar kerja siswa merupakan salah satu alat jenis
bantu pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga
pembelajaran fisika. Segara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai
pelengkap atau sarana pendukung pelaksnaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Lembar kerja siswa berupa lembar kertas yang berupa informasi maupun
soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS
ini sagat baik digunakan menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar
baik digunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan
latihan pengembangan.
Tujuan Penggunaan LKS dalam proses belajar-mengajar
yaitu: a) Memberi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh
peserta didik b) mngecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah disajikan, c) mengembengkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit
disampaikan secara lisan.
Suyitno, (1997:40) Manfaat yang diperoleh dengan
penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)
Mengaktifkan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
b)
Membantu
peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c)
Melatih
peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.
d)
Sebagai
pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran
e)
Membantu
peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatan belajar.
f)
Membantu
peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis
B. Kerangka
Berfikir
Upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran matematika, pada materi pemehaman konsep luas daerah trapesium guru
harus mampu menciptakan suasana belajar yang membuat siswa lebih berfikir
kritis, efektif dan inovatif dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Hasil belajar mengenai pemahaman siswa pada materi
pemahamn kinsep luas daerah trapesium, selama ini belum mencapai hasil yang
memuaskan. Menurut Piaget, hal ini terjadi karena belum adanya penggunaan media
yang memadai. Pada umumnya, usia siswa kelas IV Sekolah Dasar masih dalam
tahapan operasional konkret sehingga sangat memerlukan alat peraga untuk
menanamkan konsep. Di lapangan siswa mempunyai karakteristik dan kemampuan yang
berbeda sehingga seorang guru harus bisa memfasilitasi dimana nanti akan
terjadi suasana pembelajaran berpusat sama siswa atau student Centered.
Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu
digunakan metode pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran matematika tentang
konsep luas trapesium melalui media LKS. Dengan sembilan tahapan cara
pengerjaannya dimana kesembilan tahapan ini menjadikan indikator penilaian
dalam kinerja siswa
Kerangka Berfikir
C. Anggapan
Dasar
Angapan dasar yang akan dijadikan titik tolak dalam
kegiatan penelitian ini yaitu : 1) pembelajaran luas daerah trapesium merupakan
salah satu materi yang terdapat dalam kurikulum matematika sekolah dasar, yang
tentunya pembelajaran tentang luas daerah trapesium harus dipahamai siswa, 2)
kemampuan siswa dalam memahami luas trapesium dapat ditingkatkan dengan
mengunakan media LKS yang relevan dengan tingkat perkembangan siswa, tidak
membosankan sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna bagi siswa, 3) membuat
dan merancang RPP perencangan RPP menggambarkan prosedur, struktur
organisasi pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar yang ditetapkan dalam
standar isi & dijabarkan dalam silabus menyusun indikator dalam RPP guru
mesti melibatkan 3 aspek (kognitif, afektif, psikomotorik) dan tidak mesti
semua supaya malah tidak mengada-ada standar khusus RPP: guru mesti tulis
model dan pendekatan strategi pembelajarannya dalam RPP berisi kegiatan
yang terstruktur, tanpa itu dijamin kelas berantakan, langsung mengajar
tanpa RPP boleh saja, asal guru sudah mengerti & mendokumentasikan skenario
pembelajaran Standar khusus RPP mencakup; ada langkah-langkah awal, inti, akhir
serta disertakan jenis penilaiannya RPP yang baik itu jelas, siapapun yang
mengajarkan akan bisa membaca dan melakukan karena didalamnya dipaparkan tahap
demi tahap (proses). 4) media LKS merupakan salah satu media yang dapat
dikembangkan di sekolah dasar untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap luas
daerah trapesium.
D. Hipotesis
Tindakan
Bertitik tolak dari rumusan masalah dan anggapan
dasar, maka hipotesis penelitian yang dapat diajukan adalah apabila guru dapat
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi penggunaan media LKS dalam
pembelajaran luas daerah trapesium, maka pemahaman siswa kelas V SD Negeri .......
terhadap luas daerah trapesium akan meningkat.
METODE
PENELITIAN
Model
Penelitian PTK
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) atau PTK. Dalam
pelaksanaan penelitian, yang melibatkan beberapa pihak dengan jalinan kemitraan
antara guru baik sebagai peneliti maupun sebagai observer, kepala sekolah,
dosen, dan semua pihak yang berkepentingan melakukan penelitian secara serentak
dengan tujuan meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan
teori, dan meningkatkan karier guru.
Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan tindakan
pembelajaran reflektif dengan tujuam utama seperti yang dikemukakan oleh
Wiriatmadja, R ( 2007 : 55) adalah : 1) memperbaiki praktek pembelajaran,
2) Meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara pada peneliitian tindakan pembelajaran
ini secara khusus bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi konsep
luas trapesium melalui media LKS kelas V Sekolah Dasar Negeri ....... Kecamatan
... Kota ...
Kasihini Kasbolah, (1998: 113 – 114). Mengemukakan :
Metode Penelitian Tindakan Kelas yang di pilih dalam
penelitian ini adalah Kemmis dan MC. Tanggart. Metode penelitian ini dipilih
dengan pertimbangan bahwa kesederhanaan model ini lebih mudah dmatematika hami.
Disamping itu metode ini sesuai dengan rencana Tindakan Penelitian, bahwa fokus
tindakan relatif kompleks, satu kali pembelajaran dengan satu siklus dari
perencanaan, observasi, dan refleksi”
Model Kemmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa
perangkat atau uraian-uraian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen
yaitu: 1)
perencanaan (planning),
2) pelaksanaan (acting), 4) pengamatan (observating), 5) refleksi
(reflecting).
Bagan Model
Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kasbuloh, 1998 : 144)
Tindakan dihentikan, apabila sudah mencapai target yang ditentukan. Dalam penelitian
ini target yang ditentukan berupa nilai KKM sebesar 75, dengan pencapaian
banyak siswa sebesar 80%.
A.
Subjek Penelitian
Penelitian penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri ....... Kecamatan ... Kota ...,
dengan latar pembelajaran matematika pada materi tentang konsep luas daerah trapesium yang seharusnya diajarkan
pada semester ganjil. Penulis melakukan PTK pada semester genap
dikarenakan pada materi konsep luas trapesium
siswa belum
begitu paham dan mengerti. Jumlah siswa Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri .......
Kecamatan ... Kota ...ada 30 orang yang terdiri dari laki-laki 18 orang, dan
perempuan 12 orang. Dalam PTK ini peneliti akan dibantu oleh satu orang guru
sebagai guru mitra/observer (Irma handayani S.Pd), terutama dalam melakukan
observasi dan tahap refleksi. Pemilihan guru mitra tersebut sebagai observer
pada proses penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa yang bersangkutan
sudah berpengalaman dalam mengajar. Fokus tindakan penelitian ini adalah
meningkatkan kinerja guru serta aktivitas dan penguasaan konsep siswa. Secara
umum fokus tersebut adalah kemampuan guru dalam merancang dan mengelola
pembelajaran matematika dengan menggunakan media LKS untuk meningkatkan
penguasaan
B.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan mencakup :
1. Orientasi dan
Identifikasi Masalah (Studi Pendahuluan)
2. Perencanaan
Tindakan Penelitian
3. Pelaksanaan
Tindakan Penelitian
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik dan Intrumen pengumpulan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Instrumen
Pengumpulan Data
No
|
Jenis Data
|
Cara Pengumpulannya
|
1
|
Pemahaman
awal siswa tentang trapesium
|
Melalui
tes awal siswa
|
2
|
Kemampuan
guru merancang RPP
|
Melalui
lembar penemuan
|
3
|
Kemampuan
guru mengunakan MEDIA LKS untuk meningkatkan pemahaman
|
Melalui
lembar observasi
|
4
|
Pemahaman
siswa tentang trapesium setelah proses pembelajaran
|
Tes Akhir
|
D.
Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
Teknik analisis data hasil penelitian menggunakan
teknik analisis deskriftif kualitatif (dalam beberapa hal memungkinkan juga
digunakan analisis kuantitatif). Analisis data dilakukan pada setiap siklus
tindakan dan dengan tahapan sebagai berikut :1) Analisis data, 2) Pengelompokan
data. 3) Interprestasi dan refleksi data 4) Rekomendasi dan tindak lanjut
E.
Kriteria keberhasian
Peningkatan kemampuan siswa
melalui media LKS pada materi pemahaman siswa mengenai konsep luas daerah
trapesium memenuhi KKM yaitu 75. Untuk mengetahui sampai dimana
tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakuka
dan sekaligus untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru. Kita dapat
menggunakan acuan tingkat keberhasilan sejalan dengan Kurikulum yang berlaku
saat ini.
Menurut Usman (1993),
adapun Acuan tingkat keberhasilan adalah sebagai berikut:
1)
istimewa
atau maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajrkan itu dapat dikuasai
oleh siswa;
2) baik sekali atau optimal: apabila
sebagian besar (85% - 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa;
3) baik atau minimal: apabila bahan
pelajaran yang diajarkan hanya (75% - 84%) dikuasai siswa;
4) kurang: apabila bahan pelajaran yang
diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
Standar keberhasilan tindakan
perbaikan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita melalui pendekatan pemecahan masalah adalah sebagai
berikut:
1.
Bagi Guru
Guru mampu menunjukan kinerja baik jika
sekurang-kurangnya memenuhi 75% dari jumlah indikator yang telah ditetapkan
untuk setiap aspek kinerja guru dalam PTK (membuat RPP dan proses pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah).
2.
Bagi siswa
a.
Aktivitas
siswa saat pembelajaran sekurang-kurangnya 75% dari indikator
yang ada pada lembar observasi aktivitas siswa.
b.
Hasil
belajar siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 75%
dari keseluruhan jumlah siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Secara
keseluruhan perolehan hasil tindakan tiap siklusnya yang menyangkut 1)
Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 2) Proses pelaksanaan
pembelajaran, dan 3) Kemampuan siswa. Berikut ini pemaparan perolehan hasil
tindakan mengenai pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan
1.
Kemampuan
Merancang Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Mengenai kemampuan guru dalam
merancanga RPP pada siklus ke-1 secara keseluruhan sudah benar, akan tetapi
pada siklus ke-1 masih diperlukan beberapa perbaikan pada setiap aspeknya.
Perolehan data dari hasil observasi siklus ke-1 pada aspek kurikulum secara keseluruhan sudah baik dan sesuai
dengan materi tentang konsep luas trapesium dengan penetapan indikator dalam setiap pertemuannya. Akan tetapi maih terdapat kekurangan
pada aspek bahan pembelajaran penyusunan bahan pembelajaran belum tersusun secara sistematis dan logis,
selain itu juga pada strategi masih masih diperlukan sedikit perbaikan pada
penetapan alokasi waktiu pada langkah-langkah pembelajaran. Selain hal tersebut
berdasarkan temuan permasalahan pada siklus ke-1 penyediaan pada media dan
sumber masih dianggap kurang sehingga diperlukan penamabahan. Guna mengatasi
hal tersebut maka dilakukan perbaikan tindakan pada siklus ke-2. Adapun
perolehan hasil siklus ke-2 ternyata memperoleh hasil yang postif hal ini
dibuktikan dengan temuan hasil observasi siklus ke-2 mengenai kekurangan pada
aspek bahan pembelajaran penyusunan bahan pembelajaran
pada siklus ke-2 sudah tersusun secara sistematis dan logis, serta upaya
perbaikan dalam penyesuaian alokasi waktu pada langkah-langkah pembelajaran
sudah sesuai dan tepat. Selain hal mengenai temuan permasalahan pada
siklus ke-1 pada penyediaan pada media dan sumber yang masih dianggap kurang,
pada siklus ke-2 sudah ada penambahan dan perbaikan.
2.
Proses
Pelaksanaan Pembelajaran
Mengenai pelaksanaan proses
pembelajaran yang menyangkut tentang: 1)
kemampuan guru dalam proses
pembelajaran dan 2) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tiap siklusnya
mengalami perbaikan, adapun hasil observasi mengenai proses pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagi berikut :
a.
Kemampuan
Guru dalam Proses Pembelajaran
Mengenai kemampuan guru dalam proses
pembelajaran tiap siklusnya mengalami perbaikan. Kemampuan guru dalam proses
pembelajaran pada siklus ke-1 ternyata masih diperlukan beberapa berbaikan pada
setiap aspeknya. Adapun perolehan hasil observasi pada siklus ke-1 pada kegiatan awal kemampuan guru dalam menata ruang, alat bantu, dan sumber belajar dengan cermat guru dianggap masih
diperlukan sedikit perbaikan, karena pada proses pelaksanaanya guru belum bisa
mengendalikan siswa dalam proses penataan dengan baik, hal tersebut menunjukan
guru belum mampu mengkondisikan siswa dengan baik dalam memulai KBM. Pada
langkah-langkah pembelajaran menyangkut fase-fase
Aprespsi, motivasi, dan orientasi masih diperlukan perbaikan pada upaya guru
dalam membangkitkan motivasi siswa, dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru
belum begitu tepat, hal ini dilihat dari siswa hanya sebatas bilang mengerti
akan tetapi waktu siswa diberi pertanyaan siswa tampak masih bingung. Akan tetapi
pada siklus ke-2 aspek pada fase-fase tersebut dapat diatasi hal ini
dibuktikan dengan proses pelaskasanaa pembelajaran pada siklsu ke-2 berjalan
lebih kondusif dan siswa tamapak sudah termotivasi.
Pada kegitan inti pada siklus ke-1
pada fase tanya jawab secara keseluruhan tindakan guru sudah baik, akan tetapi
tindakan guru dalam menciptakan suasana kimunukatif dengan siswa masih
diperlukan perbaikan karena tampak masih searah dan didominasi guru. Pada Fase
kegiatan kerja kelompok mengerjakan LKS memlaului kegiatan berkelompok siswa
mendiskusikan untuk mencari informasi tentang konsep luas trapesium
dengan berpedoman pada LKS belum mamapu mengendalikan siswa untuk berdiskusi
karena masih ada beberapa siswa yang masih ngobrol dan bermain-main dengan teman
satu kelompoknya. Akan tetapi setealah dilakukan tindakan pada siklus ke-2
permasalahan tersebut dapat diatasi termasuk pada kegiatan diskusi kelompok
pelaksanaanya tampak berjalan dengan tertib dan dalam pengerjaan LKS siswa
tampak sudah mengeti dan sesuai denga langkah-langklahpengerjaan LKS.
Pada kegiatan penutup pada siklus
ke-1 masih diperlukan beberapa perbaikan diantaranya, dalam memberi arahan
kepada siswa dalam mempasilitasi siswa untuk melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalalaman belajar yang telah dilakukan, siswa masih tampak
kebingungan. Selain itu juga pada kegiatan mengakhiri pembelajaran proses
menata kemabali ruang kelas belum mampu menciptakan sistuasi yang kondusif.
Akan tetapi pada siklus ke-2 menyangkut kekeurangan-kekurangan pada siklus ke-2
bisa teratasi pada setap aspek yang kurangnnya
b.
Aktivitas
siswa
Berdasarkan perolehan data hasil
observasi siklus ke-1 pada kegiatan awal
tampak siswa belum begitu antusiasme
dan belum termotivasi selain itu juga siswa tampak masih kebingungan mengenai
pembelajaran yang diawali dengan proses tanya jawab karena masih dianggap hal
baru. Akan tetapi pada siklus ke-2 setelah dilakukan perbaikan tampak ada
peningkatan hal ini dilihat dari sikap siswa yang begitu antusias dan tampak
termotivasi dalam memmulai pelajaran selain itu juga siswa sudah tidak merasa
kebingungan mengenai pembelajaran yang diawali dengan proses tanya jawab
karena sudah dinggap bukan hal yang baru lagi.
Perolehan data observasi pada
kegiatan inti siklus ke-1 tampak masih
banya yang perlu diperbaiki. Dilihat dari sikap siswa tampak belum memperhatikan penjelasan guru dan masih
banyak siswa yang yang belum mengikuti langkah-langkah pembelajaran dalam LKS
dan masih banyak siswa yang masih kebingungan, bahkan masih pada masih ada
sebagian siswa yang mengobrol, hal ini berdampak siswa merasa belum mampu
bahkan belum bisa mengenal dan menemukan sendiri konsep tentang materi konsep
luas trapesium. dengan penggunaan metode latihan dengan LKS. Setelah
pelaksanaan diskusi kelompok dilakukan maka dilanjutkan mengkomunikasikan hasil
diskusi, pada kegiatan siswa dalam melaporkan hasil diskusinya siswa masih
saling tunjuk belum begitu anatusias menjadi perwakilan untuk melaporkan
hasil diskusinya, dalam mengerjakan soal evaluasi siswa tampak masih
kebingungan dan kesulitan dalam mencari informasi tentang konsep luas trapesium
dengan berpedoman pada LKS. dalam mengumpulkan hasil kerjaanya masih belum
tertib dan perlu ada perbaikan maka dilakukan tindakan pada siklus ke-2.
Perolehan data hasil tindakan siklus ke-2 ternyata segala kekeurangan dan
kelemahan
yang ditemukan pada siklis ke-1 dapat teratasi dan mengalami perbaikan.
Mengenai
peroleha data pada siklus ke-1 pada kegiatan penutup mengenai tampak siswa belum mampu menyimpulkan kesluruhan materi yang diajarkan dalam
proses pembelajaran selain itu juga tampak pada proses menata kembali
kerapihan/suasana kelas agar kondusif bagi pembelajaran berikutnya siswa belum
melakukannya dengan baik dan masih banyak yang bermain-main. Akan tetapi pada
siklus ke-2 hal tersebut bisa diatasi. Dilihat pada proses menata kembali
kerapihan/suasana kelas agar kondusif bagi pembelajaran berikutnya tampak siswa
melakukannya dengan baik dan mengikuti arahan guru.
3.
Kemampuan
Siswa
Mengenai kemampuan siswa pada
pembelajaran matematika tentang materi konsep luas trapesium sebelum tindakan
dan sebelum menggunakaan media LKS memeproleh hasil dibawah KKM yairu hanya
sebesar 58 atau 58% kemudian dilakukan tindakan siklus ke-1 yaitu pembelajaran
matematika tentang materi konsep luas trapesium melalui media LKS tampak ada
perbaikan menjadi 69 atau 69% dan hanya 12 orang siswa atau hanya 40%
yang telah mencapai nilai KKM dan sisanya 18 orang atau 60%, akan tetapi
perolehan nilai tesebut belum mencapai KKM yaitu sebesar 75. Dengan demikian
diperlukan tindakan perbaikan pada siklus ke-2dengan perolehan 81 atau
81% dan sebanyak 26 orang siswa atau 87% yang telah mencapai nilai KKM dan
sisanya 4 orang atau 13% belum mencapai KKM. Maka dengan perolehan tersebut
menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada siklus ke-2 pada pembelajan
matematika tentang konsep luas trapesium sudah mencapai KKM yang ditetapkan
sebesar 75. Adapun penikatan mengenai kemampuan siswa dalam prose pembelajaran
dapat dilihat pada grafik hasil belajar berikut ini.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
mengenai upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep luas trapesium
melalui media LKS, pada setiap siklusnya telah mengalami peningkatan. Dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sesuai
dengan KTSP yang ditetapkan yaitu, menetapkan SK, KD, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi/Bahan Ajar, Sumber, Media dan Alat Belajar, serta
penilaian. Percangannya sudah tepat dan sesuai denga kurikulum
Mengenai proses pelaksanaan
pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep luas
trapesium melalui media LKS yang dilakukan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri .......
Kecamatan ... Kota ... pelasksanaanya sudah tepat dan sesuai dengan rancangan
pelaskanaan pembelajaran.
Pemahaman siswa tentang konsep luas
trapesium setelah menggunakan media LKS di Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Cieunteung, mengalami perbaikan, hal ini dibuktikan dari perolehan nilai
sebelum dilakukan tindakan hanya sesebesar 58 atau 58% kemudian dilakukan tindakan
mengalami perbaikan pada tiap siklusnya Perolehan hasil belajar siswa
pada siklus ke-1 sebesar (69%). siklus ke-2, sebesar 87 (87%) perolehan
tersebut dapat dikatakan telah berhasil, dan sudah mencapai KKM yang telah
ditetapkan sebesar 75. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran matematika
dengan penggunaan media LKS dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep
luas trapesium dengan menggunakan media LKS
Saran
Berdasarkan
pengalaman ini peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1) Bagi
Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pemikiran untuk
mempertimbangkan penggunaan berbagai pendekatan pembelajaran khususnya dalam
konsep luas trapesium untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran selain
itu juga, upaya meningkatkan kemampuan dalam memehamai suatu konsep dalam
matematika, hendaknya guru dapat menggunakan media pembelajaran yang paling
tepat, untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. 2) Bagi Siswa, dalam
pembelajaran matematika terutama pada pemahaman siswa pada konsep luas
trapesium dengan penggunaan media LKS pada pembelajaran matematika diharapkan
dapat memberi motivasi dan meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Selain itu juga dalam pelakansaan pembelajaran siswa senantiasa
dibiasakan menggunakan media pembelajar dalam mengikuti proses pembelajaran
sehari-hari di kelas untuk memudahkan penyerapan materi pembelajaran. 3) Bagi
Kepala Sekolah, hasil-hasil penelitian tentang pembelajaran matematika tentang
media LKS untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mengenai konsep luas
trapesium, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan
keleluasaan pada guru dalam rangka merancang rencana pembelajaran dengan
menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah,
Pengawas, dan Penilai. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Arsyad,
Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Batjo. 1993.
Menulis dan Menerapkan
LKS. Ujung
Pandang : Depdikbud Sulsel.
Bahri
Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ed Kohn, MS.
2003. Seri Matematika Keterampilan Geometri. Bandung: PT Intan Sejati
Em Zul,
Fajri & Ratu Aprilia Senja, (2008) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Difa:
Publisher.
Firmanawaty.
Sutan, 2003. Mahir Matematika Melalui Permainan Bogor: Puspa Swara
Juhanirah,
Hidayah (2008). Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan Beda
Penyebut dengan Model Cooperative Learning di Kelas V SD
Kasbolah&Kasihani.
(1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta
: Depdikbud.
Sadiman
(2002). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta
: RajaGrafindo Persada
Sudjana
Nana 2009. Proses Belajar Mengajar Bandung: PT Remaja
Rosda Kary
Suherman,
Eman dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Suyitno,
Amin, dkk. 1997. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang:
FMIPA Unnes.
Trianto, (2007),
Model - Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,.
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
0 Komentar untuk "Contoh Artikel Tentang Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Luas Trapesium Melalui Media LKS "