BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengorganisasian merupakan proses menyusun organisasi formal dengan
melakukan aktivitas merancang struktur, menganalisis pekerjaan, mengelompokan
dan membagikan pekerjaan, mengkoordinasikan pekerjaan serta memantau pelaksanaan
pekerjaan. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengorganisasian,
proses pengorganisasian, dan unsur yang membangun organisasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud Pengorganisasian?
2.
Bagaimana
Proses Pengorganisasian?
3.
Unsur
apa sajakah yang Membangun Organisasi?
4.
Apa
yang dimaksud dengan Wewenang dan Kekuasaan?
5.
Apa
yang dimaksud dengan Desentralisasi dan Sentralisasi?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui maksud dari Pengorganisasian.
2.
Untuk
Mengetahui Proses Pengorganisasian.
3.
Untuk
Mengetahui Unsur yang Membangun Organisasi.
4.
Untuk
Mengetahui maksud dari Wewenang
dan Kekuasaan.
5.
Untuk
Mengetahui maksud dari Desentralisasi dan Sentralisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai dua pengertian umum. Pertama,
organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya
sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintan. Kedua,
merujuk kepada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai
kumpulan orang dengan sistemkerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
system kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung
jawab atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumberdaya pada tujuan.
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas
yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang-orang yang
sesuaidengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.
B.
Proses Pengorganisasian
Ernest Dale (Stoner, 1986) memberikan pengorganisasian sebagai
sebuah proses yang berlangkah jamak. Proses pengorganisasian tersebut
digambarkan sebagai berikut.
tahap pertama,yang harus
dilakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Tahap kedua, membagi seluruh
beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan
atau perkelompok.
Tahap ketiga, menggabungkan
pekerjaan para anggota dengan cara rasional dan efisien.
Tahap keempat, menetapkan
mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang
harmonis.
Tahap kelima, melakukan monitoring
dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankandan meningkatkan
efektifitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan,
diperlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara
terprogram/berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan.
C.
Struktur Organisasi
Menurut E. Kast dan Jamis E. Rrosenzweig (1974) struktur diartikan
sebagai pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi. Struktur merupakan
system formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan
kelompok agar tercapai tujuan. Menurut Simon (1958) struktur itu sifatnya
relative stabil, statis dan berubah lambat atau memerlukan waktu untuk
penyesuaian-penyesuaian.
Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja,
jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan,kelompok,
komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi.menurut stoner,
(1986) struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu:
1.
Spesialisasi aktifitas, unsur ini mengacu pada
spesifikasi tugas perorangan dan kelompok diseluruh irganisasi atau pembagian
kerja dan penyatuan tugas tersebut ke dalam unit kerja (departementalisasi)
2.
Standar
aktifitas, unsur ini merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin kelayak gunaan aktifitas.
3.
Koordinasi
aktifitas, unsur ini adalah prosedur yang memadukan fungsi-fungsi dalam
organisasi, seperti fungsi primer dalam suatu badan usaha, memasaran, produksi
dan penjualan merupakan fungsi garis yang secara langsung menyumbang pada
pencapaian tujuan organisasi memerlukan koordinasi.
4.
Sentralisasi
dan desentralisasi pengambilan keputusa, unsur ini mengacu pada lokasi
kekuasaan pengambilan keputusan. Sentralisasi adalah proses konsentrasi
wewenang dan pengambilan keputusan pada tingkat atas suatu organisasi. Kelemahan system ini bawahan menjadi tidak
berkembang dan putusan menyita waktu yang lama, terlebih jika data ada pada bawahan.
Desentralisasi vertical adalah pembagian wewenang formal berdasarkan garis
komando (dari atas ke bawah). Sedang desentralisasi horizontal adalah wewenang
bertindak tidak secara hierarki melainkan bergantung pada keahlian (wewenang
fungsional)
5.
Ukuran
unit kerja, unsur ini mengacu pada jumlah pegawaidalam suatu kelompok kerja.
D.
Wewenang dan Kekuasaan
Wewenang merupakan hak kelembagaan menggunakan kekuasaan. Ini
didasarkan pada pengakuan keabsahan upaya untuk mempengaruhi. Perorangan atau kelompok yang berupaya
mempengaruhi untuk mempengaruhi dipandang mempunyai hak, untuk itu ada
batas-batas yang diakui.
Menurut newman (sukanto, R. 1990) wewenang itu dapat dibedakan
menjadi :
1.
Wewenang
hukum, yaitu wewenang yang dimiliki seseorang untuk menegakkan hukum, mewakili
dan bertindak atas nama organisasi.
2.
Wewenang
teknis, yaitu seorang dianggap pakar tentang sesuatu hal.
3.
Wewenang
berkuasa, yaitu sumber utama yang hak melakukan tindakan.
4.
Wewenang
operasional, yaitu seseorang diperbolehkan melakukan tindakan tertentu.
Wewenang tidak sama dengan kekuasaan.kekuasaan dalam arti
sebenarnya adalah kekuatan untuk mengendalikan orang lain sehingga orang lain
sama sekali tidak punya pilihan, karena tidak berdaya untuk mentukan diri
sendiri atau tidak mengetahui bagaimana memperoleh sumber daya yang mereka perlukan.
Kekuasaan tidak hanya diperoleh semata-mata dari bermacam-macam jenis psikologi
kekuasaan (Edgar H. Schein, 1980) yaitu:
1.
Kekuasaan
yang memaksa(coercive power), yaitu didasarkan pada kemampuan pemberi pengaruh
untuk menghukum penerima pengaruh jika tidak memenuhi permintaan.
2.
Kekuasaan
imbalan (reward power), yaitu didasarkan pada kemampuan untuk member imbalan
kepada orang lain.
3.
Kekuasaan
jabatan/sah (legitimate power), berhubungan dengan hak kelembagaan, terjadi
apabila bawahan menerima pengaruh mengakui bahwa atasan secara sah berhak untuk
memrintah atau member pengaruh dalam batas-batas tertentu.
4.
Kekuasaan
ahli (expert power), didasarkan pada keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai
keahlian yang relevan dan tidak dimiliki oleh penerima pengaruh.
5.
Kekuasaan
acuan(referent power), berpijak pada keinginan penerima pengaruh untuk meniru
pemberi pengaruh.
6.
Kekuasaan
pribadi (personality power), berpijak pada kualitas pribadi yang member
pengaruh, misalnya charisma-magis pimpinan seperti JF Kennedy mendapat
tanggapan besar dari pengikut.
Pendelegasian wewenang
Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang formal dan
tanggung jawab pada seseorang atas pelaksanaan aktifitas tertentu. Biasanya
pendelegasian di tunjang oleh unsur motivasi dan komunikasi yang baik untuk
membantu pimpinan melaksanakan tugas pokoknya. Tujuan utama pendelegasian
adalah agar organisasi dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien.
Agar pendelegasian itu berlangsung efektif para anggota organisasi
harus tahu dimana mereka berada dalam rantai komando. Jika tidak, mereka tidak
dapat menerima dan tidak pula menyerahkan tanggung jawab secara meyakinkan.
Dalam hal ini diperlukan prinsip scalar yaitu ada satu baris wewenang yang
jelas. Prinsip scalar ini bertujuan untuk memudahkan setiap anggota organisasi
memahami: (1)Kepada siapa dia mendelegasikan. (2)Siapa yang dapat
mendelegasikan wewenang kepadanya. (3)Kepada siapa dia bertanggung jawab.
Persyaratkan dalam menetapkan garis wewenang diperlukan kelengkapan delegasi.
Artinya semua tugas harus didelegasikan karena tugas-tugas nya tidak diserahkan
akan menimbulkan kesenggangan atau masalah.
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer
mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empatkegiatan
terjadi ketika delegasi dilakukan:
1.
Pendelegasi
menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2.
Pendelegasi
melimpahkan wewenang yang di perlukan untuk mencapai tujuanatau tugas.
3.
Penerimaan
delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atautanggung
jawab.
4.
Pendelegasi
menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yangdicapai
E.
Desentralisasi dan Sentralisasi
1.
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusandan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level
bawahdalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan
atauorganisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena
dapatmemperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu
organisasi.
2.
Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah
kecilmanajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur
organisasi.Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama diIndonesiasebelumadanya
otonomi daerah.
Secara teoritis, sentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulannya
adalah:
a.
Organisasi
menjadi lebih ramping dan efisien. Seluruh aktivitasorganisasi terpusat
sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
b.
Perencanaan
dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi.Tidak perlu jenjang koordinasi
yang terlalu jauh antara unit pengambilankeputusan dan yang akan melaksanakan
atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
c.
Peningkatan
resource sharing dan sinergi. Sumberdaya dapatdikelola secara lebih efisien
karena dilakukan secara terpusat.
d.
Pengurangan
Redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapatdipergunakan secara
bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yangsama untuk pekerjaan yang
berbeda-beda.
e.
Perbaikan
koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karenaadanyaunity of command.
f.
Pemusatan
expertise. Keahlian dari anggota organisasi dapatdimanfaatkan secara maksimal
karena pimpinan dapat memberi wewenang
Kelemahan sentralisasi adalah:
a.
Kemungkinan
penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitaskeputusan. Pengambilan
keputusan dengan pendekatan sentralisasiseringkali tidak mempertimbangkan
faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
tersebut.
b.
Demotivasi
dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggotaorganisasi sulit
mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahanadan dominasi pimpinan yang
terlalu tinggi.
c.
Penurunan
kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasisangat bergantung pada
daya respon sekelompok orang saja.
d.
Peningkatan
kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akansemakin rumit karena
banyaknya masalah pada level uniit organisasi yangdi bawah.
e.
Perspektif
luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akanmengambil keputusan
berdasarkan perspektif organisasi secarakeseluruhan tapi tidak atau jarang
mempertimbangkan implementasinyaakan seperti apa.
Konsep desentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulan
Desentralisasiadalah:
a.
Jenjang
manajemen lebih sedikit ( flat ).
b.
Birokrasi
berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yangsekaligus
melaksanakan.
c.
Lebih
responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudahmenghadapi
situasi terkini karena pengambilan keputusan ada pada unitdesentralisasian.
d.
Lebih
mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unitorganisasi yang ada
akan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
e.
Motivasi
karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasamemiliki
organisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkandan meningkatkan
kinerja unit organisasinya.
f.
Keterlibatan
karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa partisipasi yang
lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.
g.
Kapabilitas
organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebihmeningkat karena
tersedianya sumber daya manusia yang terlatih danteruji dalam memimpin
organisasi.
Kelemahan desentralisasi:
a.
Manajer
pada tingkat yang lebih rendah dapatmembuat keputusan yang tidak sejalan dengan
strategi umum perusahaan.
b.
Dapat
terjadi kurangnya koordinasi antar manajer.
c.
Manajer
pada level yang lebih rendah mungkinmemiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
d.
Dalam
organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatif
secara efektif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istilah pengorganisasian mempunyai dua pengertian umum. Pertama,
organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya
sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintan. Kedua,
merujuk kepada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai
kumpulan orang dengan sistemkerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
system kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung
jawab atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumberdaya pada tujuan. Pengorganisasian
sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan
tugas-tugas itu kepada orang-orang yang sesuaidengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas
pencapaian tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/58423635/Makalah-Pengorganisasian
Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Tag :
Makalah Administrasi
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Administrasi Pendidikan Tentang Pengorganisasian"