katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Makalah Metodologi Tentang Implementasi Metode Pembelajaran Untuk Mengembangkan Daya Pikir Dan Daya Cipta


BAB I

PENDAHULUAN



Taman Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (pasal 1 PP No. 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah).

Tujuan pendidikan TK adalah untuk membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak-anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (pasal 3 Kep. Mendikbud No. 0486/U/1992 tentang TK), sedangkan ruang lingkup program kegiatan belajar yang meliputi : pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, perasaan atau emosi dan kemampuan bermasyarakat serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengambangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani.

Salah satu kemampuan dasar melalui kegiatan yang perlu dipersiapkan oleh guru adalah pengembangan kemampuan daya pikir dan daya cipta.

Daya pikir atau kemampuan kognitif adalah suatu kemampuan dari seseorang dalam proses berpikir yang diperoleh dari lingkungan dan alam sekitarnya.

Daya cipta adalah kemampuan seseorang untuk membuat atau menciptakan sesuatu yang baru, istilah lain yang sering digunakan untuk daya cipta adalah kreatifitas (A. Subita, 1995).

Dalam rangka meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak didik, selain itu, guru juga perlu memilih metode-metode pengajaran yang cocok untuk menunjang tercapainya program kegiatan anak di Taman Kanak-kanak.

Metode adalah cara penyajian materi atau bahan pengajaran kepada anak sehingga anak dapat menangkap dan mengerti tentang materi tersebut.

Di bawah ini, penyusun akan memaparkan hasil observasi mengenai implementasi metode pembelajaran untuk menmgembangkan daya pikir dan daya cipta di RA Al-Hidayah Panjalu

1.1      Gambaran Umum RA Al-Hidayah Panjalu

Adapun gambaran umum RA Al-Hidayah Panjalu, adalah sebagai berikut :

RA Al-Hidayah Panjalu didirikan pada tanggal 18 april 2002 oleh Yayasan Pendidikan Islam (YPI) RA Al-Hidayah Panjalu.

Luas tanah keseluruhan RA Al-Hidayah Panjalu adalah 146 m, status bangunannya adalah wakap, mempunyai 1 bangunan dan 3 ruangan yaitu 1 ruangan kelompok A, 1 ruangan kelompok B, dan 1 ruangan kepala RA Al-Hidayah Panjalu serta 1 halaman TK (tempat berbaris dan bermain).

Struktur organisasi Roudhatul Athfal RA Al-Hidayah Panjalu yaitu sebagai berikut :

1.       Pelindung                  : H.M eli ramdani

2.       Kepala Sekolah         : Drs.Handi handiana

3.       Guru Kelomok A      : Enok Siti

                                           Nur Nurhayati

4.       Guru Kelompok B     : Tina Maria Agustini

                                           Enung



Jumlah murid kelomok A adalah sebagai berikut :

Laki-laki 10 orang

Perempuan         14 orang

                                                   Jumlah           24 orang





Jumlah murid kelomok A adalah sebagai berikut :

Laki-laki 9 orang

Perempuan         13 orang

                                                   Jumlah           12 orang

Jadi jumlah murid keseluruhan adalah  47orang



1.2      Identitas Guru yang Diobservasi

Adapun identitas guru kelompok B yang penyusun observasi yaitu sebagai berikut :

A.    Nama Lengkap                    :Tina Maria

Tempat, tanggal lahir          : ciamis, 02 agustus 1984

Jenis kelamin                       : Perempuan

Pendidikan terakhir             : MA Muslimin

Lama bekerja                       : 3  tahun

B.     Nama Lengkap                    : Nur Nurhayati

Tempat, tanggal lahir          : ciamis,18 maret 1982

Jenis kelamin                       : Perempuan

Pendidikan terakhir             : D2 PGTK

Lama bekerja                       : 2 tahun




BAB II

PEMBAHASAN



Metode adalah cara penyajian atau bahan penyajian kepada anak, sehingga anak dapat menangkap dan mengerti tentang materi tersebut



2.1     Metode yang Diimplementasikan

Seperti yang telah kita ketahui bersama  bahwa pendekatan pembelajaran pada pendidikan TK RA Al-Hidayah Panjalu dilakukan dengan berpedoman pada suatu program kegiatan yang telah disusun sehingga seluruh perilaku dan kemampuan dasar yang ada pada anak dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Pendekatan pembelajaran pada anak TK dan RA hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip, salah satunya adalah : menggunakan pendekatan tematik

Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat anak, tema sebagai alat/ sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak, tema diberikan dengan tujuan :

-    Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh

-    Memperkaya perbendaharaan kata anak

Jika pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat anak. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas

Adapun tema-tema yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.       Aku                                           11.  Kendaraan

2.       Panca indra                               12.  Pekerjaan

3.       Keluarga                                    13. Rekreasi

4.       Rumah                                       14.  Air dan udara

5.       Sekolah                                     15. Api

6.       Makanan, minuman                   16. Negaraku

7.       Pakaian                                      17.  Alat-alat komunikasi

8.       Kebersihan                                18.  Gejala alam

9.       Binatang                                    19.  Tata surya

10.   Tanaman                                    20.  Kehidupan kota, desa, pesisir

Sedangkan macam-macam metoda adalah sebagai berikut :

1.       Bercakap-cakap                               11.  Sumbang saran

2.       Bernyanyi                                        12.  Tanya jawab

3.       Bercerita                                          13.  Proyek

4.       Dramatisasi                                      14.  Eksperimen

5.       Deklarasi/ mengucapkan syair         15.  Pemanasan

6.       Bermain peran                                 16. Menggambar

7.       Pantomim                                        17.  Membentuk

8.       Pemberian tugas                              18. Demonstrasi

9.       Melaksanakan tugas                        19.  Pengamatan

10.   Praktek langusng                             20. Pemikiran/ perasaan terbuka

Berikut ini merupakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK : Bermain, karya wisata, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, proyek dan pemberian tugas.

Sewaktu penyusun mengadakan observasi tentang implementasi metode pembelajaran untuk mengembangkan daya pikir dan daya cipta di RA Al-Hidayah Panjalu, penyusun melihat guru kelompok B yaitu Ibu Tina sedang membahas tema negaraku

Tema Negaraku ini mempunyai sub tema yaitu Bendera Negaraku

Dalam tema pakaian ini terdapat 5 sub tema, setiap sub tema baiasanya untuk satu hari, sedangkan untuk hari berikutnya membahas sub tema yang lain tapi sub tema yang sudah dibahas pada hari sebelumnya, tetap harus di bahas pada hari tersebut.

Untuk menjelaskan sub tema tentang negaraku, Ibu tina menggunakan metode bercakap-cakap. Bercakap-cakap berarti saling berkomunikasi antara pikiran dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi.

Metode bercakap-cakap adalah suatu cara penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru.

Tujuan dari metode bercakap-cakap yaitu :

1.       Mengembangkan kecakapan dan keberanian dalam menyampaikan pendapatnya kepada guru, teman sebaya dan orang lain

2.       Memberikan kesempatan pada anak untuk berekpresi secara lisan

3.       Mengembangkan pola pikir anak dalam bentuk lisan kepada orang lain

4.       Memperbaiki lafal dan ucapan

5.       Menambah perbendaharaan

Bentuk pelaksanaan metode bercakap-cakap antara lain :

1.       Bercakap-cakap bebas

2.       Bercakap-cakap menurut pokok bahasan

3.       Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri

Setelah guru bercakap-cakap dengan siswa, lalu guru menggunakan metode yang kedua yaitu metode bercerita. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memeberikan penerapan kepada anak secara lisan

Tujuan dari metode bercerita yaitu : Melatih daya tangkap, imajinasi, konsentrasi anak serta menciptakan suasana menyenangkan dan akrab dalam kelas.

Bentuk-bentuk pelaksanaan metode bercerita yaitu bercerita tanpa alat peraga dan bercerita dengan alat peraga.

Metode ketiga yang digunakan guru adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk mempertunjukan suatu objek. Tujuan dari metode ini adalah memperlihatkan materi atau bahan pembelajaran yang ditindak lanjuti oleh anak dalam motorik kasar atau motorik halus. Sebelum anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, guru harus memberikan contoh-contoh cara mengerjakan tugas tersebut.

Metode ke empat yang digunakan guru adalah metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas adalah kegiatan belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melaksanakan tugas yang telah dipersiapkan oleh guru. Untuk pelaksanaannya hanya diberikan di sekolah atau di kelas, bukan pekerjaan rumah (PR). Adapun bentuknya : melatih kemampuan keterampilan anak, baik di motorik kasar maupun dimotorik halus dan dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang.

Metode kelima yang digunakan guru adalah metode bermain, arti bermain merupakan bermacam-macam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan kepada diri anak yang bersifat non serius, lentur, dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan secara imajinatif di transformasi sepadan dengan dunia orang dewasa, pelaksanaannya boeh dimana saja, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

Nilai bermain bagi anak diantaranya bermain membantu pertumbuhan anak, bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela, bermain memberi kebebasan kepada anak untuk bertindak dan lain-lain.



2.2     Daya Pikir Dan Daya Cipta Yang Dikembangkan

A.     Pengertian Daya Pikir

Secara etimologi, daya pikir terdiri dari 2 kata yaitu daya dan pikir. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, daya yaitu kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dan pikir diartikan sebagai penggunaan akal budi untuk mempertimbangkannya.

Istilah lain untuk kemampuan berpikir yang biasa digunakan dalam psikologi ialah intelektual, Zulkifli (1992).

Daya pikir adalah suatu kemampuan dari seorang anak dalam proses berpikir yang diperoleh dari lingkungan dan alam sekitarnya.

Pengembangan daya pikir bertujuan agar anak didik mampu menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya.

Dalam area Matematika Ibu guru memberikan tugas kepada anak-anak untuk menghitung gambar bendera dalam majalah. Menurut penyusun, tugas yang diberikan guru tadi merupakan salah satu pengembangan daya pikir, karena kemampuan yang diharapkan dicapai adalah membilang (mengenai konsep bilangan) dengan benda-benda/ gambar bendera.



B.     Pengertian Daya Cipta

Secara etimologi daya cipta berasal dari dua kata yaitu daya dan cipta menurut kamus umum Bahasa Indonesia, daya yaitu kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dan cipta adalah kemampuan, dalam hal ini kemampuan anak TK untuk membuat atau menciptakan sesuatu yang baru istilah lain yang sering digunakan untuk daya cipta ini adalah kreativitas A. Subita (1995)

Pengembangan daya cipta adalah kegiatan yang bertujuan untuk membuat anak kreatif, yaitu lancar. Fleksibel, orsinil, dalam bertutur kata, berpikir, serta berolah tangan dan berolah tubuh sebagai latihan motorik halus dan motorik kasar. Oleh karena itu, daya cipta harus ada dalam pengembangan bahasa, seni dan daya pikir.

Dalam area seni, ibu guru memberi tugas untuk mewarnai gambar bendera negara Indonesia. Menurut penyusun tugas yang diberikan guru tadi merupakan salah satu pengembangan daya dipta, karena kemampuan yang diharapkan dicapai adalah anak mampu mewarnai bentuk gambar sederhana. Disini anak bebas untuk berkreatifitas sesuai dengan keinginannya, contonya : ada anak yang mewarnai gambar bendera denga warna merah dan putih

Dalam area bahasa anak-anak disuruh menirukan kata bendera negara menulis huruf “b” dari kata bendera. Menurut penyusun tugas yang diberikan guru tadi juga merupakan salah satu pengembangan daya cipta, karena kemampuan yang diharapkan dicapai adalah anak mampu menirukan kembali urutan kata (latihan pendengaran) dan anak mampu menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran.

Ketika anak sedang bermainpun itu merupakan salah satu pengembangan daya cipta karena anak bisa berolah tubuh sebagai latihan motorik kasar.



2.3     Alat Peraga Sebagai Alat Bantu Pembelajaran (Sumber Belajar)

Sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru. Demikian pula alat permainan termasuk salah satu sumber belajar, sumber belajar yang lain adalah buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau barang budaya, tempat-tempat khusus dan lain-lain.

Fungsi sumber belajar dalam pembelajaran ialah memberikan kesempatan untuk mendapat pengetahuan dan memperkaya anak dengan menggunakan berbagai alat, buku, nara sumber, tempat dan semua hal yang menambah pengetahuan anak.

Berbagai macam sumber belajar, salah satunya adalah : Alat peraga, alat peraga adalah semua alat yang digunakan oleh guru untuk memperagakan atau menerangkan pelajaran di dalam proses belajar mengajar.

Adapun alat peraga yang dipergunakan oleh guru di kelompok B dalam menerangkan tema Negaraku adalah sebagai berikut :

1.       Ketika guru menerangkan bendera negaraku, guru mencontohkan cara membuat bendera sederhana.

2.       Ketika guru menyuruh kepada anak-anak untuk menirukan kata bendera ,guru menuliskan huruf “b”, setelah itu anak menulis huruf “b” dari kata bendera, alat bantu yang dipergunakan adalah buku kotak.

3.       Dalam  area seni, anak disuruh mewarnai gambar bendera, alat peraga yang digunakan guru adalah bendera sederhana. Anak disuruh mewarnai gambar bendera yang diperlihatkan guru.

4.       Ketika anak istirahat, anak-anak dibebaskan bermain baik di dalam ruangan (kelas) maupun di luar ruangan (tempat bermain), ada yang bermain ayunan, papan luncur, jungkitan, dan sebagainya. Alat peraga yang dipergunakan adalah alat-alat permainan baik yang ada di ruangan maupun di luar ruangan.



2.4     Proses Pembelajaran

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan membuat perencanaan tahunan, semesteran untuk satu tahun, perencanaan mingguan (SKM) dan perencanaan harian (SKH).

Satuan kegiatan mingguan (SKM) berisi kegiatan –kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan- kemampuan yang telah direncanaan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.

Satuan kegiatan harian (SKH) adalah perencanaan kegiatan untuk satu hari yang merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). Pada SKH terlihat kegiatan yang bersifat kelompok, individual maupun klasikal.

Satuan kegiatan harian (SKH) ini terdiri dari :

1.       Kegiatan pembukaan ± 30 menit

2.       Kegiatan inti ± 60 menit

3.       Istirahat/ makan ± 30 menit

4.       Penutup ± 30 menit



2.5     Tanggapan Penyusun Terhadap Pembelajaran Tersebut

Proses pembelajaran di RA Al-Hidayah panjalu seutuhnya memang jauh dari sempurna, banyak aspek yang mesti di perbaharui dan mengalami perbaiakan terutama di bidang metode pembelajaran yang diberikan terhadap anak didik. Metode yang sebaiknya di pergunakan adalah metode yang disenangi anak. Seperti contoh bercerita,bercakap-cakap,bernyanyi,bermain peran,dll. Peran guru sangat berarti untuk menjaga situasi dan kondisi anak dikelas. Untuk itulah kemampuan guru untuk berkreativitas sangat diperlukan.

Selain itu terdapat beberapa hal yang harus segera di lengkapi dari  fasilitas yang telah di dediakan di RA Al-Hidayah Panjalu ini, terutama sarana bermain anak yang menunjang daya pikir dan daya cipta anak baik di luar ruangan kelas maupun di dalam kela





BAB III

PENUTUP



3.1         Kesimpulan

Metode adalah cara pengajaran materi atau bahan pengajaran kepada anak, sehingga anak dapat menangkap dan mengerti tentang materi yang sedang disampaikan.

Adapun metode yang digunakan untuk menjelaskan tema Negaraku di kelompok B yaitu :

1.      Metode  bercakap-cakap

2.      Metode bercerita

3.      Metode demonstrasi

4.      Metode pemberian tugas

5.      Metode bermain

Daya pikir adalah suatu kemampuan dari seorang anak dalam proses berpikir yang diperoleh dari lingkungan dan alam sekitarnya. Daya pikir biasa disebut intelektual.

Daya cipta adalah kemampuan anak TK untuk membuat atau menciptakan sesuatu dengan  guru. Istilah lain yang sering digunakan untuk daya cipta ini adalah kreativitas.

Sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi maupun berbagai macam keterampilan kepada murid maupun guru.

Alat peraga adalah semua alat yang digunakan oleh guru untuk memperagakan atau menerangkan pelajaran di dalam proses belajar mengajar.



Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan membuat satu kegiatan harian (SKH). SKH ini terdiri dari :

1.       Kegiatan pembukaan ± 30 menit

2.       Kegiatan inti ± 60 menit

3.       Istirahat/ makan ± 30 menit

4.       Penutup ± 30 menit



3.2         Saran

Adpun saran yang ingin penulis sampaikan adalah perbaikan kulitas tenaga pengajar TK / RA baik dari segi pengetahun umum maupun pengetahuan kependidikan anak usia dini. Dan sebaiknya menyampaian pembelajaran dapat disesuaikan dengan kurikulum pendidikan anak usia dini.

 

DAFTAR PUSTAKA



1.       Budiman, Rudi (dkk). (2000). Bahan Penataran Metodologi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta Buku 3. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.



2.       Lukman, Rosadi. (2000). Bahan Penataran Metodologi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta Buku 2. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.



3.       Moeslichatoen, (……). Metodologi Pengajaran di TK (Pengembangan Kognitif, Bahasa, Kreatifitas, Motorik dan Emosional). Ikip Malang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.



4.       Sudono, Anggani, (……). Alat Permainan dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.



5.       Suparman, Emen (dkk). (2000). Bahan Penataran Metodologi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta Buku 1. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Metodologi Tentang Implementasi Metode Pembelajaran Untuk Mengembangkan Daya Pikir Dan Daya Cipta "

Back To Top