3.
Pembelajaran Tematik Terpadu
Trianto (2012: 57) mengemukakan bahwa “pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep
dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan
beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik.”
Hadisubroto
(Trianto 2012:56) berpendapat bahwa pembelajaran terpadu adalah “pembelajaran
yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan
dengan konsep lain, yang dilakukan dengan pokok bahasan lain...”.
Pembelajaran
terpadu mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan
akademik di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Dan terbukti secara empirik
berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik
untuk waktu yang panjang.
Dalam materi PLPG 2013, dijelaskan ada sepuluh elemen
yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh guru, antara lain:
a. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir
reflektif.
b. Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
c. Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
d. Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
e. Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance
Learning).
f. Membuka pilihan-pilihan
g. Optimasi waktu secara tepat
h. Kolaborasi
i.
Umpan
balik segera
j.
Ketuntasan
atau aplikasi
Trianto (2012: 58) mengemukakan prinsip-prinsip
pembelajaran terpadu yaitu: (1)
prinsip penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan pembelajaran, (3) prinsip
evaluasi, dan (4) prinsip reaksi.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (
Trianto 2012:61) memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1.
Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan
siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Hal ini akan membuat
siswa menjadi lebih arif dan bijak didalam menyikapi atau menghadapi kejadian
yang ada didepan mereka.
2.
Bermakna
Rujukan yang nyata dari segala
konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.
3.
Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan
siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya
melalui kegiatan belajar secara langsung. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik.
4.
Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan
keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual,
maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi
untuk terus-menerus belajar.
Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Menentukan tema
Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru, atau ditetapkan bersama
dengan peserta didik.
b. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum.
Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara
terintegrasi sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c. Mendesain rencana pembelajaran.
Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber belajar, bahan ajar, media
belajar, termasuk kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan
suatu tema pembelajaran terjadi
dalam kehidupan nyata. Misalnya, pembelajaran di kelas yang didasarkan atau
diperkaya hasil karya wisata, kunjungan ke museum, dan lain-lain.
d. Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran.
Tahapan ini memberi peluang peserta didik untuk mampu berpartisipasi dan
memahami berbagi persepektif dari suatu tema. Hal ini memberi peluang bagi guru
dan peserta didik melakukan eksplorasi suatu pokok bahasan.
2.
Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengenai
pengembangan asesmen portofolio berbasis pendekatan saintifik pada subtema daur
air di sekolah dasar. Berdasarkan hasil studi literatur, peneliti menemukan
beberapa tulisan atau penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Yang
pertama adalah penelitian dari Serli Alpiani (2013) yang berjudul “Pengaruh Penilaian
Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Pesawat Sederhana Di Sekolah
Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan penilaian
portofolio terhadap hasil belajar siswa khususnya pada materi pesawat
sederhana.
Kedua,
penelitian dari Sarah
Fazzila dengan judul penelitian “ Penerapan
Asesmen Portofolio Dalam Penilaian Hasil Belajar Sains SD”. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asesmen portofolio dalam
penilaian hasil belajar sains sekolah dasar agar kompetensi-kompetensi yang
diharapkan tercapai. Selain itu, guru dapat melakukan evaluasi penilaian selain
dengan tes tulis yaitu portofolio.
Ketiga, penelitian dari Leli Salimatul
Hapsah (2012) dengan judul penelitian “Analisis
Deskriftip Penilaian Portofolio Terhadap Keterampilan Berbahasa Siswa Sekolah
Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahawa penilaian portofolio
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara kognitif maupun secara
sikap. Namun, peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
variabel lain, yakni, perangkat pembelajaran yang terencana dengan baik, guru
yang siap dan mengetahui langkah-langkah penilaian portofolio yang tepat, dan waktu yang tersusun dengan baik.
G.
Kerangka Berpikir
“Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari
penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian
kepustakaan” (Riduwan, 2011:8). ).
Menurut Glasser ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni: (a) menguasai
bahan pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa, (c) kemampuan
melaksanakan proses pengajaran, (d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa
(Sudjana, 2005:18). Salah satu yang harus dikuasai guru yakni kemampuan
mengukur hasil belajar siswa.
Dalam melakukan
pengukuran hasil belajar siswa, guru membutuhkan sebuah alat penilaian efektif
yang mencakup penilaian kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dalam studi
pendahuluan di SDN 1 Cisadap ditemukan permasalahan bahwa guru kurang memahami
dan menggunakan penilaian khususnya portofolio. Selama ini guru hanya memahami
bahwa portofolio hanya kumpulan hasil belajar dan karya siswa. Namun tidak
memperhatikan sikap siswa ketika proses belajar. Oleh karena itu, guru
membutuhkan instrumen penilaian portofolio guna menilai siswa dalam cakupan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara sistematis, kerangka pemikiran dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Berfikir |
Tag :
Proposal IPA
0 Komentar untuk "Contoh Pembelajaran Tematik Terpadu pada Proposal IPA"