katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Pembelajaran Tematik Terpadu pada Proposal IPA


3.      Pembelajaran Tematik Terpadu
Trianto (2012: 57) mengemukakan bahwa “pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik.”
Hadisubroto (Trianto 2012:56) berpendapat bahwa pembelajaran terpadu adalah “pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan dengan pokok bahasan lain...”.
Pembelajaran terpadu mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Dan terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik untuk waktu yang panjang.
Dalam materi PLPG 2013, dijelaskan ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh guru, antara lain:
a.       Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
b.      Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
c.       Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
d.      Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
e.       Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning).
f.       Membuka pilihan-pilihan
g.      Optimasi waktu secara tepat
h.      Kolaborasi
i.        Umpan balik segera
j.        Ketuntasan atau aplikasi
Trianto (2012: 58) mengemukakan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu yaitu: (1) prinsip penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan pembelajaran, (3) prinsip evaluasi, dan (4) prinsip reaksi.

Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud ( Trianto 2012:61) memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1.    Holistik
     Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak didalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada didepan mereka.
2.    Bermakna
     Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.
3.    Otentik
     Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik.
4.    Aktif
     Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar.

Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu
a.       Menentukan tema
Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru, atau ditetapkan bersama dengan peserta didik.
b.      Mengintegrasikan tema dengan kurikulum.
Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara terintegrasi sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c.       Mendesain rencana pembelajaran.
Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber belajar, bahan ajar, media belajar, termasuk kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan suatu tema pembelajaran terjadi
dalam kehidupan nyata. Misalnya, pembelajaran di kelas yang didasarkan atau diperkaya hasil karya wisata, kunjungan ke museum, dan lain-lain.
d.      Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran.
Tahapan ini memberi peluang peserta didik untuk mampu berpartisipasi dan memahami berbagi persepektif dari suatu tema. Hal ini memberi peluang bagi guru dan peserta didik melakukan eksplorasi suatu pokok bahasan.
2.      Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengenai pengembangan asesmen portofolio berbasis pendekatan saintifik pada subtema daur air di sekolah dasar. Berdasarkan hasil studi literatur, peneliti menemukan beberapa tulisan atau penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Yang pertama adalah penelitian dari Serli Alpiani (2013) yang berjudul “Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Pesawat Sederhana Di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan penilaian portofolio terhadap hasil belajar siswa khususnya pada materi pesawat sederhana.
Kedua, penelitian dari Sarah Fazzila dengan judul penelitian “ Penerapan Asesmen Portofolio Dalam Penilaian Hasil Belajar Sains SD”. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asesmen portofolio dalam penilaian hasil belajar sains sekolah dasar agar kompetensi-kompetensi yang diharapkan tercapai. Selain itu, guru dapat melakukan evaluasi penilaian selain dengan tes tulis yaitu portofolio.
Ketiga, penelitian dari Leli Salimatul Hapsah (2012) dengan judul penelitian “Analisis Deskriftip Penilaian Portofolio Terhadap Keterampilan Berbahasa Siswa Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahawa penilaian portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara kognitif maupun secara sikap. Namun, peningkatan tersebut dipengaruhi oleh variabel lain, yakni, perangkat pembelajaran yang terencana dengan baik, guru yang siap dan mengetahui langkah-langkah penilaian portofolio yang tepat,  dan waktu yang tersusun dengan baik.

G.    Kerangka Berpikir
“Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan” (Riduwan, 2011:8). ). Menurut Glasser ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni: (a) menguasai bahan pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa, (c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, (d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa (Sudjana, 2005:18). Salah satu yang harus dikuasai guru yakni kemampuan mengukur hasil belajar siswa.
Dalam melakukan pengukuran hasil belajar siswa, guru membutuhkan sebuah alat penilaian efektif yang mencakup penilaian kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dalam studi pendahuluan di SDN 1 Cisadap ditemukan permasalahan bahwa guru kurang memahami dan menggunakan penilaian khususnya portofolio. Selama ini guru hanya memahami bahwa portofolio hanya kumpulan hasil belajar dan karya siswa. Namun tidak memperhatikan sikap siswa ketika proses belajar. Oleh karena itu, guru membutuhkan instrumen penilaian portofolio guna menilai siswa dalam cakupan kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara sistematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:
http://katazikurasana30.blogspot.co.id
Gambar 3. Kerangka Berfikir
Tag : Proposal IPA
0 Komentar untuk "Contoh Pembelajaran Tematik Terpadu pada Proposal IPA"

Back To Top