3.2.3
Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan seperangkat alat
pengumpulan data yang dikemukakan oleh Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman
dalam Sugiyono (2008: 225), diantaranya:
1) Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi (Nasution, 2003: 56). Menurut
Hermawan, et. al. (2007: 151) “Observasi
secara sederhana boleh diartikan sebagai pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan dan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan”. Observasi dilakukan
secara langsung, dimana pelaksana observasi (pengamat) secara fisik hadir dan
secara pribadi memonitor apa yang terjadi. Pengamatan langsung dilakukan
di sekolah dan di kelas yang menjadi lokasi penelitian mengenai pelaksanaan
pembelajaran bahasa Inggris.
2)
Wawancara
Esterberg
(Sugiyono, 2008: 231) mendefinisikan interview (wawancara) sebagai berikut: ‘a meeting of two persons to exchange
information and idea through question and responses, resulting ini
communication and joint construction of meaning about a particular topic’.
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara dilakukan dalam
rangka mendapatkan data primer yang berasal dari narasumber. Teknik wawancara
ini bertujuan untuk melengkapi data dari pengamatan langsung sebagai pengalaman
subjektif. “Interviu
dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat
observasi” (Chaedar, 2009: 154). Untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan kebutuhan, maka dilakukan wawancara yang mendalam. Susan Stainback (Sugiyono, 2008: 231)
mengemukakan bahwa: ‘interviewing provide
the reseacher a means to gain a deeper understanding of how the participant
interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation
alon’. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Hasil yang
didapatkan dari wawancara ini adalah informasi yang mendalam (in-depth information) karena beberapa
hal sebagai berikut:
1. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase
pertanyaan yang tidak dimengerti responden
2. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan
susulan (follow-up questions)
3. Responden cenderung menjawab apabila
diberi pertanyaan
4. Responden dapat menceritakan sesuatu yang
terjadi di masa silam dan masa mendatang (Chaedar, 2009: 154).
Agar wawancara tidak berkembang terlalu jauh dari sasaran dan tujuan penelitian,
maka digunakan pedoman wawancara.
Situasi wawancara dibuat sedemikian rupa sehingga baik informan maupun
responden dapat mengemukakan jawaban dengan bebas dan lugas, terutama untuk
mengungkap kesulitan berbicara siswa.
Tag :
Skripsi Bahasa Inggris
0 Komentar untuk "Dalam Proses Pengumpulan Data Peneliti Menggunakan Seperangkat Alat "