3.1.1
3.2.2 Subyek Penelitian
Penelitian ini tidak menggunakan populasi
karena berangkat dari kasus yang ditemukan pada saat peneliti mengadakan studi
pendahuluan. Sugiyono (2008: 216) memandang populasi untuk penelitan kualitatif
sebagai berikut:
Dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus
tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi
sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.
Sehingga penelitian ini juga tidak
mengenal sampel. Karena sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. “Dalam penelitian kualitatif lebih mengenal
istilah ‘informan-narasumber’ dibandingkan istilah sampel” (Juwono, 2007: 3).
Selanjutnya menurut Raymond (2009: 2-3), “dalam pendekatan kualitatif,
ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk subyek penelitian,
diantaranya informan, partisipan, dan tetap dengan istilah subyek”. Apapun istilahnya, yang terpenting adalah bagaimana
hubungan peneliti dengan subyek penelitiannya. Subyek bagaimanapun dipandang
sebagai seorang individu yang bermartabat dengan pribadi yang utuh, dan
bukannya sekedar sumber informasi atau obyek penelitian. Penulis tetap memakai
istilah subyek penelitian untuk menunjuk subyek penelitian.
Penulis
menunjuk siswa kelas V SDN ...
sebagai subyek penelitian.
Kemudian penulis memilih siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
dalam pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini dilakukan mengingat setiap siswa
dalam suatu kelas mempunyai kemampuan yang berbeda. Ada yang berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan kemampuan terletak dalam berbagai aspek
yang membentuk kemampuan atau yang berperan dalam aktivitas belajar,
diantaranya: perhatian, pengamatan, ingatan, intelegensi, dan
bakat khusus (Wardani, et. al, 1997: 22-24). Dengan mengambil
ketiga karakteristik siswa ini, maka data yang diperoleh akan mewakili seluruh
karakteristik siswa di kelas V ini. Siswa yang dipilih sebanyak
15 orang. Selain melihat dokumentasi nilai siswa, penulis dibantu oleh guru
bahasa Inggris kelas V untuk menentukan siswa dengan kriteria tersebut. Patton (Raymond,
2009: 3) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, apalagi studi kasus,
tidak ada aturan yang baku tentang jumlah minimal dari partisipan.” Adapun
jumlah siswa yang diambil didasarkan kepada keterbatasan waktu. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Raymond (2009:3) bahwa “Pertimbangan yang lebih pragmatis
kadang-kadang juga dapat dipertangungjawabkan. Pertimbangan ini termasuk
masalah keterbatasan waktu dan dana.” Jadi, selain pembatasan jumlah subyek
ditentukan apabila data yang diperoleh dari subyek penelitian tidak lagi
ditemukan informasi baru, dapat juga didasarkan pada keterbatasan waktu dan
biaya.
Tag :
Skripsi Bahasa Inggris
0 Komentar untuk "Contoh Subyek Penelitian dalam Skripsi Bahasa Inggris Tentang Analisis Kesulitan Berbicara Dalam Bahasa Inggris Siswa Kelas V Sekolah Dasar "