E.
LANDASAN TEORI
Judul penelitian ini adalah MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENJUMLAH BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK
MATEMATIKA. Penelitian dilaksanakan oleh penulis mengacu kepada kurikulum,
sebagimana telah kita ketahui bahwa kurikulum yang berlaku saat ini yaitu KTSP.
Kurikulum
tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP (BSNP,
2006 : 6).
Kurikulum matematika sekolah dikembangkan
oleh pemerintah selalu mengikuti perkembangan dalam bidang pendidikan. Agar
konsep-konsep matematika dapat dipahami orang lain dan dapat dengan mudah
dimanipulasi secara tepat, maka digunakan notasi dan istilah yang disepakati
bersama secara global (universal) dikenal dengan bahasa matematika. Sejalan
dengan pernyataan tersebut BSNP (2006 : 109) mengemukakan bahwa:
Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa
ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini.
Pembalajaran
SD menurut kurikulum pada mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; mengunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah. (BSNP, 2006 : 110)
Untuk mengetahui gambaran yang berkaitan
dengan judul dalam penelitian tindakan kelas ini, dikemukakan pengertian
sebagai berikut:
1. Pecahan
“Kata
pecahan yang berarti bagian dari keseluruhan berasal dari bahasa latin fractio
yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil” (long, 2003 : 2)
Adapun bentuk umum bilangan pecahan seperti yang dikemukakan oleh Sa’dijah
(1999 : 148) “Secara umum, bentuk penulisan disebut pecahan dengan b bilangan cacah dan b
≠ 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut penyebut.” Pecahan yang
akan penulis sampaikan antara lain dalam menjumlah bilangan:
a. Pecahan
yang ekuivalen
Pecahan
yang ekuivalen adalah dua bilangan pecahan atau lebih yang menyatakan bilangan
sama. Pecahan yang ekuivalen disebut juga pecahan senilai atau pecahan seharga
atau pecahan yang sama.
b. Pecahan
sederhana
Pecahan
sederhana adalah jika pembilang dan penyebut tidak mempunyai faktor
persekutuan.
c. Pecahan
senama
Pecahan senama dapat dikatakan senama jika mempunyai penyebut sama.
d. Pecahan
campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang pembilangnya lebih besar
dari penyebutnya, sehingga jika disederhanakan akan menghasilkan bentuk bilngan
bulat dan bilangan pecahan.
2. Menjumlah
Bilangan Pecahan
“Secara umum, jika a, b dan c bilangan
bulat dan c ≠ 0, maka .” (Sa’dijah,
1999 : 153)
3. Pendekatan
Realistik Matematika
Pendekatan realistik adalah suatu
pendekatan yang menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak
pembelajaran, dan melalui matematisasi horizontal-vertikal siswa diharapkan
dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan
matematika formal. (Suwangsih dan Tiurlina, 2006 : 137)
Dalam pembelajaran di kelas menyangkut
interaksi sesama siswa, kerja individual, kerja kelompok, diskusi kelas,
presentasi guru dan aktivitas lain sehingga hasil yang diperoleh meningkat.
Keadaan tersebut mengharuskan guru menggunakan pendekatan realistik
matematika.
0 Komentar untuk "Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar "