A. Latar Belakang
Masalah
Pendidikan merupakan
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam hal
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Salah satu masalah
yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran.
Dalam proses
pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan peserta didik
untuk menghafal informasi, otak peserta didik dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingat yaitu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan (Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas, 2007:1).
Ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Standar
isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian menjadi landasan dalam
setiap penyusunan KTSP.
Harapan pendidikan
yang diinginkan pada KTSP agar anak
didik dapat mengembangkan kompetensinya secara optimal, hal
ini sesuai dengan tujuan diberlakukannya KTSP yaitu :
“Tujuan pendidikan dasar adalah agar
anak didik diharapkan dapat memiliki dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut”.
( Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas,
2007 ).
Pembelajaran matematika
adalah pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pada proses
pembelajarannya peserta didik dituntut memahami dan dapat mengaplikasikannya
terhadap kehidupan sehari-hari. Tujuan
pembelajaran matematika terbentuknya kemampuan bernalar pada diri peserta didik
yang bercermin melalui kemampuan berfikir kritis, logis, sitematis dalam
memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi
pada kenyataannya pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah merupakan mata pelajaran
yang kurang diminati peserta didik.
Hal ini mungkin disebabkan dalam mempelajari matematika peserta didik
kurang menguasai konsep dan peserta didik kurang banyak latihan mengerjakan
soal-soal matematika dan pemahaman peserta didik terhadap matematika kurang.
Pada umumnya peserta didik masih menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai
mata pelajaran yang menakutkan karena tingkat kesulitan dianggap tinggi. Hal
serupa diungkapkan oleh Ruseffendi E.T. (2005:157) yang mengatakan, ”Matematika
dianggap sebagai ilmu yang sukar, rumit, dan memperdayakan”.
Pemahaman matematika juga merupakan salah satu kompetensi utama berfikir
matematik. Untuk itu peserta didik dituntut memiliki sikap kritis dan cermat,
objektif dan terbuka, serta ingin tahu serta senang belajar matematika.
Pada umumnya guru mengajar menggunakan model pembelajaran langsung. Dalam
pelaksanaan model pembelajaran ini, guru lebih mendominasi kegiatan
pembelajaran sehingga peserta didik cenderung cepat bosan. Hal tersebut menjadi tugas utama dari seorang guru.
Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari kemampuan guru dalam
menyampaikan materi pada peserta didik. Oleh karena itu, pada proses
pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan mengajar guna menjadi guru
profesional.
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan tetap memperhatikan antara lain
materi, waktu dan jumlah peserta didik di kelas. Guru dalam mengajar diharapkan
dapat menyampaikan materi yang dapat membangkitkan keaktifan peserta didik dan
mudah diterima oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul ”
Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi
Terhadap Pemahaman Konsep Keliling Bangun Datar Persegi Panjang (Penelitian
Pemnggunaan Metode Demonstrasi pada Paembelajaran Matematika Kelas III SDN
Cisitu 01)”
A.
Perumusan
Masalah
1.
Identifikasi
Masalah
Identifikasi masalah
merupakan proses menemucirikan bukti-bukti adanya masalah dengan memaparkan apa
yang ideal dan faktualnya. Beranjak dari latar belakang yang telah dibahas
tadi, peneliti mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di
lapangan.
Melihat
kenyataan tingkat pemahaman yang masih rendah tentang operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
di kelas III SDN Cisitu 01,
maka masalah tersebut dapat diidentifikasi dalam bentuk pernyataan sebagai
berikut :
a.
Pentingnya
keterampilan mengajar bagi para guru
praktikan untuk meningkatan kualitas
pembelajaran
b.
Meningkatkan
aktivitas belajar siswa dengan mengoptimalisasikan keterampilan mengajar guru
c.
Kegitan
PLP sebagai kegiatan untuk pelatihan dan pembinaan untuk menghasilkan tenga
pendidik yang profesional.
2.
Rumusan masalah
Dengan
memperhatikan identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana
perencanaan penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan
siswa tentang pemahaman siswa mengenai nilai panjang dan lebar pada konsep keliling persegi panjang ?
b. Bagaimana
proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan
kemampuan siswa tentang pemahaman siswa mengenai nilai panjang dan lebar pada konsep keliling persegi panjang ?
c. Bagaimana
peningkatan kemampuan siswa tentang metode
demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman siswa mengenai nilai panjang dan lebar pada konsep keliling persegi panjang ?
B.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitin ini adalah
1. Untuk
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan penggunaan model demonstrasi dalam
pembelajaran Matematika.
2. Untuk
mengetahui seberapa besar kontribusi penggunaan model demonstrasi dalam
pembelajaran Matematika
3. Untuk
mengetahui Seberapa besar Pengaruh Penggunaan Demonstrasi Terhadap Pemahaman
Konsep Keliling Bangun Datar Persegi Panjang
C.
Manfaat
Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan
hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan
ilmu dalam bidang pendidikan khususnya
yaitu membantu siswa dalam
menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajarsehingga pencapaian hasil
belajar yang optimal dapat tercapai.
2. Praktis
a.
Bagi siswa
Menumbuhkan dan meningkatkan
kegiatan belajar mengajar yang bermutu
di kelas.
b.
Bagi sekolah
1) Hasil
penelitian ini da pat digunakan sebagai bahan
masukan positif bagi sekolah,
khususnya dalam meningkatkan kinerja guru dikelas.
2) Meningkatkan
kualitas kegiatan pembelajaran
pembelajaran
c.
Bagi lembaga
Hasil dari penelitian
dapat memberikan kontribusi mengenai keterampilan mengajar dalam meningkatkan kualitas tenaga pengajar
dan calon pendidik
d.
Bagi peneliti
Menambah
pengetahuan,wawasan,dan pengalaman mengenai tugas kependidikan seorang guru
D.
Kerangka
Berfikir
Kegiatan pendidikan
adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu
proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing
orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan
bersama”. (Johnson, Johnson & Smith, 1991).
“Guru menciptakan kondisi dan
situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan
pelajaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang
sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut”. (Piaget, 1952
& 1960; Freire, 1970).
Pembelajaran Matematika
adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian
kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan
matematika yang dipelajari.
Salah satu komponen
yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi matematika,
yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan
intelektual siswa, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan siswa secara
aktif, (5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, (6) pengembangan dan
pemahaman penalaran matematis
Matematika berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan
simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Simbol-simbol itu
penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang
ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan
keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena
adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga matematika itu
konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Dengan demikian simbol-simbol itu
dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dan efisien.
Agar simbol-simbol itu berarti, kita harus memahami ide yang terkandung di
dalam simbol tersebut. Karena itu hal terpenting adalah bahwa itu harus
dipahami sebelum ide itu disimbolkan.
(Depdikbud, 1996) mengemukakan bahwa :
“Tujuan pembelajaran matematika di SD adalah: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif; (2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan; (3) Menambah dan mengembangkan ketrampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (4) mengembangkan pengetahuan dasar matematika dasar sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah dan (5) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disipli”.
(Depdikbud, 1996) “Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar: http://www.acehsaya.com/2012/04/contoh-daftar-pustaka-dari-internet.html (diakases tanggal 12 April 2012)
E.
Anggapan
Dasar
Menurut
Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. (2006:65) “anggapan dasar atau postulat
adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
penyelidik”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti merumuskan anggapan
dasar sebagai berikut:
1. Mata
pelajaran Matematika bertujuan Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif; Mempersiapkan
siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam
kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan; Menambah dan mengembangkan ketrampilan
berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; mengembangkan pengetahuan dasar matematika
dasar sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah dan membentuk sikap
logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin
2. Metode
demonstrasi
Menurut Wina Sanjaya
(2010: 152) adalah :
“Metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memeragakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya
atau hanya sekedar tiruan”
Dengan
pengertian di atas, jelas bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memeragakan
suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang
dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih komplit sehingga
materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk
pemahaman yang mendalam
3. Pemahaman
Konsep
Dalam hal ini adalah
pemehaman siswa mengenai konsef keliling
bangun datar merupakan merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan.
F.
Hipotesis
Penelitian
Menurut
Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa “hipotesis tidak lain dari jawaban sementara
terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris”.
Berdasarkan
kajian teori yang sesuai dengan sejumlah asumsi dasar sebagaimana dikemukakan
di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dalam
penggunaan metode Demonstrasi terhadap pemahaman
konsep keliling bangun datar pada materi koperasi di kelas III SDN Cisitu.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan
dalam penggunaan metode Demonstrasi terhadap
pemahaman konsep keliling bangun datar di kelas III SDN Cisitu
0 Komentar untuk "Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang Nilai Panjang Dan Lebar Pada Konsepkeliling Persegi Panjang Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi"