BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Penelitian
Penyelenggaraan
pemerintah daerah sebagai sub sistem pemerintahan negara dilakukan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah
menyadari bahwa keberhasilan suatu organisasi/instansi sangat tergantung pada
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, karena manusia merupakan penggerak
dan penentu jalannya suatu perusahaan atau instansi/organisasi. Pegawai
merupakan faktor penting dalam setiap organisasi baik dalam pencapaian tujuan
organisasi atau instansi secara efektif dan efisien.
Seiring perkembangan era
reformasi di negara Republik Indonesia, untuk mendukung pelaksanaan kewenangan
daerah yang semakin luas tersebut, mutlak diperlukan sebuah perencanaan agar
pelaksanaan kewenangan tersebut memiliki arah yang jelas serta dapat diukur.
Sesuai Intruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Intansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata
Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah mengatur bahwa seluruh penyelenggara
Pemerintah Pusat dan Daerah dari eselon II ke atas wajib menyusun Rencana
Strategis (Renstra) yang meliputi Rencana 5 (lima) tahun ke depan dan memuat Visi, Misi, tujuan
sasaran strategis, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada Rencana Strategis Kota
Tasikmalaya dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Tasikmalaya Tahun 2013-2017.
Pelaksanaan tugas-tugas pembangunan
dilakukan diberbagai instansi pemerintah melalui peningkatan kemampuan kerja
setiap aparatnya. Setiap aparat pemerintah dituntut dapat menyelesaikan
tugas-tugas pembangunan diberbagai sektor atara lain : fisik, kependudukan,
ekonomi, sosial, pemerintahan dan termasuk pembiayaannya. Aparat pemerintah daerah bertanggung jawab
melaksanakan sektor pembangunan tersebut dengan mengoptimalkan segala potensi
yang dimilikinya.
Diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005, memberi kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggung jawab kepada Daerah Kabupaten/Kota agar leluasa mengatur dan
melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan
masyarakat setempat dan potensi keanekaragaman daerah sebagai Daerah Otonom.
Sesuai dengan isi Undang-Undang tersebut, kewenangan daerah Kabupaten/Kota
mencakup hampir seluruh kewenangan bidang pemerintahan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kecuali bidang
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama
serta kewenangan bidang lainnya.
Perencanaan Strategis
merupakan langkah kerja yang konstuktif dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi satuan kerja yang disusun berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang dihadapi
sehingga akan tersusun Agenda Kegiatan, Kebijakan Anggaran dan Rencana
Strategis dengan baik. Undang-undang
Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya, telah mengantarkan
Pemerintah Kota Administratif Tasikmalaya melewati pintu
Daerah Otonom Kota Tasikmalaya untuk menjadi daerah yang mempunyai
kewenangan untuk mengatur rumah tangga sendiri. Adapun dinas yang berada dalam Organisasi Perangkat
Daerah Kota Tasikmalaya terdiri dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Kebersihan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas industri Perdagangan
dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan,
Dinas Pendapatan, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan, Dinas Bina Marga Pengairan Pertambangan dan Energi serta Dinas
Perhubungan Informasi dan Telekomunikasi
Untuk mewujudkan visi, misi,
dan tujuan sasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya pada Rencana
Strategis Kota Tasikmalaya, maka diperlukan seorang pemimpin yang handal.
Artinya, pimpinan organisasi mempunyai kecakapan dan pengalaman dalam berbagai bidang
pekerjaan organisasi, antara lain: cakap dalam menyampaikan seluruh kepentingan organisasi, cakap dalam hal
teknis dan cakap dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan
seseorang kepala dinas mempunyai peran penting dalam mempengaruhi lingkungan
kerja agar lebih kondusif, namun demikian pada dasarnya pimpinan yang baik
adalah pimpinan yang mampu menjadi tauladan buat bawahan dan dapat memotivasi
bawahannya untuk berbuat lebih baik sehingga kinerja pegawai cenderung
meningkat.
Selain gaya kepemimpinan,
faktor lain yang mendukung terwujudnya visi, misi, dan tujuan sasaran sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya pada Rencana Strategis Kota Tasikmalaya yaitu
pengendalian konflik secara tepat. Terjadinya konflik merupakan
peristiwa yang wajar dalam suatu organisasi, karena konflik itu tidak
terelakan, tidak dapat disingkirkan dan bahkan adakalanya konflik membawa
manfaat pada kinerja organisasi. Konflik muncul karena aneka macam sebab,
termasuk di dalamnya struktur organisatoris, perbedaan-perbedaan dalam
tujuan-tujuan yang tidak dapat dihindari, perbedaan-perbedaan dalam persepsi
serta nilai-nilai personalia yang mendapatkan perlakuan khusus dan masih banyak
lagi yang lainnya. Oleh karenanya penanganan konflik harus dilakukan secara
cepat dan tepat, sebab apabila dibiarkan berlaur-larut maka menjadi hambatan
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehingga akan berdampak negatif terhadap
kinerja pegawai.
Pelaksanaan tugas-tugas yang dilaksanakan
pada Organisasi Perangkat
Daerah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya memerlukan perhatian yang serius karena akan
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Gaya kepemimpinan dan pengendalian
konflik dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai tampaknya masih merupakan
masalah yang harus segera diselesaikan karena akan berpengaruh terhadap kinerja
organisasi. Sebagai pimpinan, masing-masing
Kepala Dinas pada Organisasi Perangkat Daerah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Kota Tasikmalaya mempunyai kewajiban untuk memimpin, mengatur dan melaksanakan
beberapa kebijakan berbagai sektor, antara lain; memantapkan sistem
kepegawaian, pengerjaan tugas secara profesional, bertindak efisien dan
konsisten, cara kerja yang efektif serta tanggap terhadap aspirasi pegawai
untuk melayani masyarakat.
Ketentuan itu harus sejalan dengan upaya
Organisasi Perangkat Daerah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya
untuk meningkatkan kinerja aparatnya yang lebih baik lagi. Oleh karena itu
peranan Kepala Dinas Organisasi Perangkat Daerah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Kota Tasikmalaya diharapkan dapat membantu serta mendorong upaya-upaya
pencapaian pelaksanaan tugas-tugas dan pekerjaan bawahannya, dengan cara
menerapkan perannya sesuai dengan situasi dan kondisi kerja.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan,
fenomena yang terjadi pada Organisasi Perangkat Daerah Dinas di Lingkungan
Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam meningkatkan kinerja pegawai masih rendah,
hal ini ditandai dengan beberapa gejala yaitu masih adanya pegawai yang
berpangkat/golongan memadai tetapi belum diberikan kepercayaan untuk menduduki
jabatan struktural; pengisian jabatan kurang memperhatikan latar belakang
disiplin ilmu; kenaikan pangkat/golongan tidak didasarkan kepada prestasi
kerja; ruangan dan tempat kerja pegawai masih belum dilengkapi dengan fasilitas
penunjang kerja; dan hasrat pegawai untuk kerjasama dengan rekan kerja antar instansi
masih sulit dikembangkan.
Selain itu terdapat beberapa permasalahan yang
seringkali terjadi antara
pimpinan dengan bawahan, sehingga pada
akhirnya akan menciptakan konflik internal dalam organisasi perangkat daerah dinas itu sendiri yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, antara lain kurangnya koordinasi antar seksi yang menyebabkan
tumpang tindihnya tupoksi (tugas pokok dan fungsi), saling ketergantungan
pekerjaan sehingga pekerjaan tidak bisa selesai tepat pada waktunya, keraguan
dalam menjalankan tugas karena tidak terstrukturnya dalam rincian tugas, atau
perbedaan orientasi tugas. Kesenjangan beban kerja yang diberikan pimpinan
kepada pegawai juga seringkali mengakibatkan kecemburuan sosial.
Fenomena di atas, diduga disebabkan oleh
gaya kepemimpinan yang tidak efektif pada Organisasi Perangkat Daerah Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya dan penanganan konflik yang tidak
optimal sehingga menyebabkan kinerja pegawai kurang maksimal. Apabila tidak
cepat ditanggulangi akan mengakibatkan pelaksanaan tugas-tugas pegawai kurang
berjalan dengan efektif sehingga akan berdampak buruk terhadap kinerja pegawai
secara keseluruhan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu organisasi atau instansi, antara lain: Faktor personal (menyangkut
aspek-aspek kepribadian seseorang), kompensasi, lingkungan kerja, pengalaman,
kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi, environmental
(menyangkut hubungan dengan lingkungan), tingkat pendidikan dan lain-lain.
Karena peran pegawai sangat dominan dalam
keberhasilan suatu organisasi, maka keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya juga, selain sangat ditentukan oleh mutu profesionalitas
juga ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Bagi aparatur pemerintahan
disiplin tersebut mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam
menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan
kepentingan pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat.
(http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/
pedoman-disiplin-pns.html).
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya
rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Dengan disiplin kerja pegawai yang tinggi, akan mampu mencapai efektivitas
kerja yang maksimal, baik itu disiplin waktu, tata tertib atau peraturan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan
bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik
di perusahaan/instansi dimana dengan tata tertib yang baik, maka semangat
kerja, moril kerja, dan produktifitas kerja pegawai akan meningkat (Hasibuan,
2003: 194).
Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang permasalahan
kepemimpinan, pengendalian
konflik dan disiplin kerja
pegawai yang diformulasikan dalam judul: “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PENGENDALIAN KONFLIK DAN DISIPLIN KERJA SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI” (Studi pada Organisasi
Perangkat Daerah Badan/Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya).
Untuk melanjutkan silahkan --- KLIK DISINI ---
Untuk melanjutkan silahkan --- KLIK DISINI ---
Tag :
Tesis
0 Komentar untuk "Contoh Latar Belakang Penelitian Tesis tentang Pengaruh Gaya Kepimpinan Terhadap Pengendalian Konflik Dan Disiplin Kerja Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai "