BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori
1.
Penelitian
dan Pengembangan
Menurut Borg and Gall (1989: 624), educational
research and development is process used
to develop and validate educational product. Atau dapat diartikan bahwa penelitian pengembangan pendidikan
adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan
sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan kepraktisan
dari produk hasil pengembangan tersebut. Metode penelitian dan pengembangan
juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2011 : 297).
Sesuai dengan namanya, Research
& Development dipahami sebagai kegiatan penelitian yang dimulai dengan research
dan diteruskan dengan development. Kegiatan research
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs
assessment), sedangkan kegiatan development adalah pengembangan
untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang lebih baik. Selain itu, kegiatan
research juga tercermin dalam
kegiatan uji coba produk hasil pengembangan.
Selanjutnya, Borg and Gall (Indriastuti,
et. al, 2009:10) menjelaskan empat ciri utama dalam penelitian dan
pengembangan, yaitu:
1.
Studying research findings
pertinent to the product to be develop, artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk
mencari temuan-temuan penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2.
Developing the product base on this
findings, artinya,
mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3.
Field testing it in the setting
where it will be used eventually, artinya, dilakukannya uji lapangan dalam seting atau
situasi nyata di mana produk tersebut nantinya digunakan
4.
Revising it to correct the
deficiencies found in the field-testing stage, artinya,
melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam
tahap-tahap uji lapangan.
Empat ciri utama penelitian dan pengembangan tersebut memberikan gambaran
bahwa ciri utama penelitian dan pengembangan adalah adanya langkah-langkah
penelitian awal tekait dengan produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut kemudian produk pendidikan dirancang dan dikembangkan untuk
kemudian diuji dan diperbaiki/direvisi.
Menurut beberapa ahli (Indriastuti, et. al, 2009:12-15), penelitian
dan pengembangan ini dalam prakteknya memiliki berbagai model, diantaranya:
a.
Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model dengan formulasi dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berorientasi kelas. Adapun tahap-tahap
penelitian dan pengembangan dalam model ASSURE adalah sebagai berikut:
1)
Analyze
Learners (Analisis Siswa)
2)
States
Objectives (Menyatakan tujuan)
3)
Select
Methods, Media, and Material (Memilih metode, media, dan materi)
4)
Utilize Media and materials (Menggunakan media dan materi)
5)
Require Learner
Participation (Meminta Partisipasi Siswa)
6)
Evaluate and Revise (Evaluasi dan revisi)
b.
Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih
generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate).
Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam mengembangkan perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.
Model
ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1)
Analysis
(analisa)
2)
Design
(disain/perancangan)
3)
Development
(pengembangan)
4)
Implementation
(implementasi/eksekusi)
5)
Evaluation
(evaluasi/umpan balik)
c.
Model Hanafin and Peck
Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang
terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase
pengembangan dan implementasi. Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu
dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran
berorientasi produk.
d.
Model Bela
H.Banathy
Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada
tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri
dari 6 jenis kegiatan. Komponen-komponen tersebut menjadi dan merupakan acuan
dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan, sebagai berikut :
1)
Merumuskan tujuan (formulate
objectives)
2)
Mengembangkan tes (develop
test)
3)
Menganalisis tugas belajar (analyzing learning task)
4)
Mendesain sistem pembelajaran (design system)
5)
Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output)
6)
Melakukan perubahan untuk perbaikan (change to improve)
e.
Model Pengembangan Perangkat menurut Kemp
Menurut Kemp (Trianto, 2007: 53) Pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan
berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini
dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada
para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena
kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada
tujuan, maka sebaiknya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan. Terdapat
sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut
adalah:
1)
Identifikasi masalah pembelajaran,.
2)
Analisis Siswa.
3)
Analisis Tugas
4)
Merumuskan Indikator.
5)
Penyusunan Instrumen Evaluasi.
6)
Strategi Pembelajaran.
7)
Pemilihan media atau sumber belajar.
8)
Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk
mengembangkan dan melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk
memperoleh atau membuat bahan.
9)
Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program.
10)
Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang
dibuat.
f.
Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick &
Carey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (Trianto, 2007: 61).
Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp,
tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat
beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan
perencanaan tersebut. Urutan perencanaan dan pengembangan sebagai berikut:
1)
Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goals).
2)
Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a goal
Analysis).
3)
Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/ Karakteristik Siswa
(Identity Entry Behaviours, Characteristic)
4)
Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance
Objectives)
5)
Pengembangan Tes Acuan Patokan (developing
criterian-referenced test items).
6)
Pengembangan strategi Pengajaran (develop
instructional strategy).
7)
Pengembangan atau Memilih Pengajaran (develop and
select instructional materials).
8)
Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (design
and conduct formative evaluation).
9)
Menulis Perangkat (design and conduct summative
evaluation).
10)
Revisi Pengajaran (instructional revitions).
g.
Model Pengembangan 4-D
Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama
yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau
diadaptasi menjadi model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan,
dan Penyebaran.
h.
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola
dan siklus pengembangan yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan
alat evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5)
pelaksanaan pengembangan. Perumusan tujuan menjadi dasar bagi penentuan alat
evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan kegiatan belajar
lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang selanjutnya
adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya dievaluasi, dan
selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan program
kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat evaluasi.
Dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti,
digunakan model 4-D (Four D).
Pemilihan model ini karena peneliti merupakan peneliti pemula yang masih belum
berpengalaman dalam penelitian dan pengembangan. Sehingga menurut peneliti
model 4-D ini adalah model penelitian dan pengembangan yang mudah untuk
diadaptasi dan diterapkan dalam penelitian.
0 Komentar untuk "Contoh Penelitian dan Pengembangan dalam Skripsi Ilmu Pengetahuan Alam"