katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Penulisan Indikator Kinerja dan Kerangka Pemikiran dalam Pembuatan Tesis


2.1.4.5. Indikator Kinerja
Menurut Robbins (2003: 354) hakekat kinerja pegawai adalah hasil kerja yang optimal untuk itu terdapat beberapa indikator- indikator kinerja pegawai yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
1.      Kemampuan bekerjama
2.      Kualitas pekerjaan
3.      Kemampuan teknis
4.      Inisiatif
5.      Semangat
6.      Daya tahan/kehandalan
7.      Kuantitas pekerjaan

Selain itu terdapat dimensi-dimensi yang dijadikan ukuran kinerja, menurut Nawawi (2000:97) adalah :
1. Tingkat kemampuan kerja (kompetensi) dalam melaksanakan pekerjaan baik yang diperoleh dari hasil pendidikan dan pelatihan maupun yang bersumber dari pengalaman kerja
2. Tingkat kemampuan eksekutif dalam memberikan motivasi kerja, agar pekerja sebagai individu bekerja dengan usaha maksimum, yang memungkinkan tercapainya hasil sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Selanjutnya Nawawi (2000:97) mengemukakan tiga hal penting dalam kinerja adalah tujuan, ukuran, dan penilaian. Penentuan tujuan setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi dari setiap personel. Tetapi ternyata tujuan saja tidak cukup, sebab itu diperlukan ukuran apakah seseorang personel telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu penilaian kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personel memegang peranan yang penting. Akhir dari proses kinerja adalah penilaian kinerja itu sendiri yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan.

2.1.5 Penelitian Sebelumnya
Banyak teori dan studi empiris yang mendukung pernyataan bahwa terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pengendalian konflik dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang mendekati materi penelitian yang dilakukan oleh penulis diantaranya :
1.        Dwi Kusumawarni, tahun 2007, Pengaruh Semangat dan Disiplin Kerja Terhadap Produktifitas Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kudus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semangat kerja dan disiplin kerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Kudus merupakan faktor yang sangat penting bagi peningkatan produktivitas kerja secara maksimal.
2.        Anisa Novitasari, tahun 2008, Hubungan Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Dengan Produktifitas Kerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi dan variabel disiplin dengan produktivitas kerja.
3.        Ade Sudrajat, 2005, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Perencanaan Daerah Kota Tasikmalaya.  Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa kepemimpinan secara signifikan berpengaruh terhadap terhadap kinerja pegawai pada tingkat α = 5 %.
  1. M. Wahyuddin, 2003, Analisis Kepemimpinan dan Pengendalian Konflik Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat Di Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian menyatakan bahwa kepemimpinan dan pengendalian konflik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada tingkat α  = 5 %.
  2. Armanu Thoyib, 2003, Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Penanganan Konflik terhadap Kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Alor. Hasil penelitian menyatakan bahwa kepemimpinan dan penanganan konflik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada tingkat α = 5 %.
  3. Parwanto, 2004, Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Di Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa motivasi secara signifikan berpengaruh terhadap terhadap kinerja pegawai pada tingkat           α = 5 %.
  4. Hernowo, 2004, Pengaruh Motivasi, Manajemen Konflik dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa manajemen konflik secara signifikan berpengaruh terhadap terhadap kinerja pegawai pada tingkat           α = 5 %.
                                      
2.2            Kerangka Pemikiran
Peranan kepemimpinan merupakan kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi pegawai dalam sebuah organisasi, sehingga mereka termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Peranan kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pengendalian konflik  dan disiplin kerja serta kinerja pegawai. Dalam berbagai instansi atau suatu organisasi, untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis dalam lingkungan organisasi, harus adanya pembenahan di semua aspek yang merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindarkan. Salah satu aspek yang harus mendapat perhatian adalah disiplin kerja dan peningkatan kinerja, karena aspek ini mempengaruhi perilaku seseorang dalam bekerja. Pemimpin sebagai seseorang yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku bawahannya, diharapkan dapat berperan untuk mengatasi konflik, mendorong disiplin kerja pegawai serta meningkatkan kinerja. Sehingga pegawai/staf akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja tersebut.
Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang, baik hal itu mempunyai tujuan tertentu maupun tidak, yang terdapat dalam suatu organisasi formal maupun masyarakat. Dalam penelitian ini kepemimpinan yang dimaksud tentu saja adalah gaya kepemimpinan formal dalam suatu organisasi, yang di dalamnya terdapat proses mengarahkan dan mengatur anggota organisasinya.
Peranan kepemimpinan akan tercermin pada saat seorang pimpinan memimpin bawahannya. Pimpinan perlu memperhatikan dan menciptakan kondisi adanya keseimbangan antara pencapaian tujuan organisasi dan pencapaian tujuan individual pegawainya. Pimpinan perlu mengetahui apa yang diinginkan pegawai untuk meningkatkan kontribusi mereka bagi organisasi. Pegawai dengan berbagai macam konflik tidak akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, dan seorang pegawai yang puas akan menunjukkan sikap yang positif dalam meningkatkan kinerjanya. Kepuasan yang diperoleh pekerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan kinerja mereka.
Reddin dalam Thoha (2003:57) menyatakan bawah gaya kepemimpinan  yang efektif terdiri dari:
1.      Eksekutif.
2.      Pencipta pengembangan (developer).
3.      Otokratis yang baik (Benevolent Autocrat).
4.      Birokrat.
Dengan memiliki gaya kepemimpinan yang efektif, pemimpin akan mampu mengarahkan dan mempengaruhi dalam segala tugas yang diberikan kepada bawahannya, sehingga akan terjalin suatu kerja sama yang baik antara seorang pemimpin dengan bawahan. Disamping itu seorang pemimpin harus dapat mengetahui apa keinginan dan kebutuhan yang diinginkan dari bawahannya agar tidak terjadi hal-hal negatif  yang akan mengakibatkan buruknya kinerja organisasi secara keseluruhan.
Menurut Robbins (2003: 354) hakekat kinerja pegawai adalah hasil kerja yang optimal untuk itu terdapat beberapa indikator- indikator kinerja pegawai yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
1.      Kemampuan bekerjama
2.      Kualitas pekerjaan
3.      Kemampuan teknis
4.      Inisiatif
5.      Semangat
6.      Daya tahan/kehandalan
7.      Kuantitas pekerjaan
Sehubungan dengan hal tersebut maka indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 indikator kinerja menurut Robbins yang meliputi  kemampuan bekerjama, kualitas pekerjaan, kemampuan teknis, inisiatif, semangat, daya tahan/kehandalan, dan kuantitas pekerjaan.
Pegawai merupakan aset utama dalam suatu organisasi, maka agar kinerja organisasi dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, pimpinan organisasi harus dapat memastikan bahwa seluruh pegawainya puas dengan apa yang diberikan sebagai balas jasa kepada mereka. Peranan kepemimpinan dalam mempengaruhi kinerja para pegawainya perlu memperhatikan dan menciptakan kondisi adanya keseimbangan antara pencapaian tujuan organisasi dan pencapaian tujuan individualnya. Salah satu tujuan individual pegawai adalah tercapainya kepuasan mereka dalam bekerja.
  Organisasi tergantung pada lingkungan yang memungkinkan terjadinya hubungan klien dan timbal balik.  Dengan begitu, perubahan yang terjadi dalam satu unsur akan  mempengaruhi dan bahkan menyebabkan perubahan pada unsur atau bagian lain. Menurut teori sistem, saling berhubungan dan ketergantungan antara bagian-bagian yang terpisah dalam organisasi akan menjadi lebih produktif dan meningkatkan kinerja secara organisasi dibandingkan jika bertindak sendiri-sendiri. (Stoner, 2003: 352)

Untuk melanjutkan silahkan --- KLIK DISINI ---
Tag : Tesis
0 Komentar untuk "Contoh Penulisan Indikator Kinerja dan Kerangka Pemikiran dalam Pembuatan Tesis"

Back To Top