3.
Tematik Terpadu
Pembelajaran Terpadu (PT) merupakan
pendekatan belajar-mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam
rangka untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik melalui
pemahaman konsep-konsep yang mereka pelajari secara langsung sehingga mereka
(para peserta didik) dapat menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang telah
dipahami sebelumnya (Depdikbud, 1996).
Dalam pembelajaran terpadu, tema digunakan sebagai
pemersatu materi yang saling berkaitan baik dalam satu mata pelajaran atau
antar mata pelajaran dalam satu pembelajaran untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang mereka
pelajari akan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dikuasainya.
a. Landasan
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik tidak terlepas dari
dasar pijakan atau acuan yang menjadi pedoman dalam pelaksanaannya. Berikut ini
merupakan landasan pembelajaran tematik yang dikemukakan oleh Asep Herry
Hernawan (2007: 130)
1) Landasan
Filosofis
Pembelajaran tematik
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan
humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan
pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah
(natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat
pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran humanisme
melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan motivasi
yang dimilikinya.
2) Landasan
Psikologis
Pembelajaran tematik
berlandaskan pada dua aliran psikologi, yaitu psikologi perkembangan peserta
didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan perserta didik berfungsi
dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik agar tingkat kedalaman
dan keluasannnya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi
belajar berkaitan dengan cara atau metode penyampaian materi pelajaran dan cara
siswa mempelajari materi tersebut.
3) Landasan
Yuridis
Pelaksanaan
pembelajaran tematik harus disesuaikan dengan berbagai kebijakan atau peraturan
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah. Landasan yuridis
tersebut adalah UU No. 23 Pasal 9 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU
No. 20 Bab V Pasal 1-b Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. Prinsip
Dasar Pembelajaran Terpadu
Menurut Ujang Sukandi,dkk. (Triyanto, 2012:57) pembelajaran
terpadu memiliki satu tema aktual, dekat
dengan dunia peserta didik, dan
ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi
yang beragam dari beberapa materi pelajaran .
Dalam
pembelajaran terpadu, pendidik
harus memilih materi atau bahasan
dari satu mata pelajaran atau
beberapa mata pelajaran yang memiliki keterkaitan.
Pembelajaran terpadu harus
sesuai dan mendukung pencapaian tujuan dalam kurikulum. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik
pada saat akan memadukan materi pembelajaran, diantaranya : pertama,
materi
yang akan dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karateristik peserta
didik, seperti minat,kemampuan,kebutuhan dan
pengetahuan awal. Kedua, materi
pelajaran yang dipadukan
tidak perlu terlalu dipaksakan, artinya,materi
yang tidak mungkin dipadukan tidak perlu
dipadukan.
Trianto (2012: 58) menjelaskan secara
umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi: (1) prinsip penggalian tema,
(2) prinsip pengelolaan pembelajaran, (3)
prinsip evaluasi, dan (4) prinsip
reaksi.
1)
Prinsip
Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam
pembelajaran terpadu. Artinya, tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada
keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian, dalam
penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan.
a)
Tema
hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran.
b)
Tema
harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberian bekal
bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya.
c)
Tema
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d)
Tema
dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
e)
Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang
terjadi dalam rentang waktu bekajar.
f)
Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat (asas relevansi).
g)
Tema
yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2)
Prinsip
Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila pendidik
mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, pendidik harus
mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses
pembelajaran.
3)
Prinsip
Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran terpadu, maka
diperlukan beberapa langkah positif antara lain :
a)
Memeberi
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/ self assesment)
disampingbentuk evaluasi lainnya.
b)
Pendidik
perlu mengajak para peserta didik untuk mengevaluasi perolehan belajar yang
telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan
dicapai.
4)
Prinsip
Reaksi
Pendidik ditntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaransehingga tercapai secara
tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Pendidik harus bereaksi terhadap aksi peserta
didik dalam semua peristiwa serta tidak
mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan
bermakna.
Dalam kegiatan pembelajaran, pembelajaran terpadu
memiliki arti penting. Beberapa hal yang mendasari pentingnya pembelajaran
terpadu adalah sebagai berikut :
a)
Dunia
peserta didik merupakan dunia nyata
Tingkat perkembangan mental peserta didik dimulai dengan
tahap berpikir nyata atau konkrit. Peristiwa atau objek yang dilihat dalam
kehidupan sehari-hari memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran yang
peserta didik temukan disekolah.
b)
Proses
pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih
terorganisir
Peserta didik akan lebih mudah membangun konsep baru yang
mereka temukan apabila sesuai dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Pendidik
dan orang tua berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pada saat peserta
didik pada saan memahami suatu konsep baru agar terorganisir dengan baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
c)
Pembelajaran
peserta didik akan lebih bermakna
Pembelajaran terpadu akan lebih bermakna apabila peserta
didik dapat mempraktekkan langsung dalam kehidupannya. Pembelajaran terpadu
hendaknya dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mempelajari materi
berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluang untuk memanfaatkan
pengetahuan sebelumnya.
d)
Memberi
peluang pada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan diri
Dalam pembelajaran, pengembanganan kemampuan peserta
didik dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap) dan psikomotor (keterampilan). Dalam pembelajaran terpadu,
memberipeluang kepada peserta didik untuk mengembangkan tiga ranah tersebut.
e)
Memperkuat
kemampuan yang diperoleh
Dengan materi yang saling berkaitan dalam satu
pembelajaran, pengetahuan yang didapat dari materi-materi tersebut akan saling
memperkuat penguasaan konsep yang diperoleh peserta didik.
f)
Efesiensi
waktu pembelajaran
Penggabungan beberapa mata pelajaran dalan satu waktu,
akan lebih menghemat waktu pendidik untuk mempersiapkan perencanaan
pembelajaran. Selain itu, pendidik tidak harus menyampaikan materi pembelajaran
yang berkaitan secara berulang-ulang.
c. Karakteristik
Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu : holistik, bermakna,
otentik, dan aktif.
1)
Holistik
Peristiwa atau objek yang menjadi pusat kajian dalam pembelajaran terpadu
diamati dari satu sudut pandang yang terkotak-kotak. Hal ini memungkinkan untuk
peserta didik untuk memahami peristiwa atau objek dari segala sisi.
2)
Bermakna
Pengkajian peristiwa atau objek dari berbagai sudut pandang, memungkinkan
terbentuknya skemata atau jalinan antar konsep-konsep ang telah dipelajari
peserta didik. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan materi yang dipelajari.
3)
Otentik
Kegiatan belajar secara langsung dalam pembelajaran terpadu memungkinkan
peserta didik untuk memperoleh konsep-konsep dan memahami secara langsung materi yang dikehendakinya. Peserta didik
mencari sendiri konsep dari eksperimen atau kegiatan belajar secra langsung. Pendidik
berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
konsep yang sedang mereka cari. Informasi atau konsep yang diperoleh secara
langsung oleh peserta didik sifatnya menjadi lebih otentik.
4)
Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran,
baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil
belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan peserta
didik sehingga mereka termotifasi untuk terus menerus belajar.
d. Sintaks
Pembelajaran Terpadu
Prabowo (Trianto, 2012:63) menjelaskan bahwa sintaks atau langkah-langkah
pembelajaran terpadu mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model
pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi. Berkaitan dengan itu, maka sintaks pembelajaran
terpadu dapat direduksi dari berbagai model pembelajaran seperti pembelajaran
terpadu langsung (direct instructions), model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), pembelajaran
berdasarkan masalah (problem based
learning).
1)
Tahap
Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, terdapat lima langkah yang harus dilaksanakan,
yaitu : (a) menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan,
(b) memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator,
(c) menentukan sub keterampilan yang dipadukan, (d) merumuskan indikator hasil
belajar, dan (e) menentukan langkah-langkah pembelajaran.
2)
Tahap
Pelaksanaan
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleeh pendidik dalam tahap
pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi : pertama,
pendidik tidak mendominasi kegiatan pembelajaran; kedua, pemberian tugas dan tanggungjawab individu maupun kelompok
harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja kelompok; ketiga, pendidik perlu akomodatif
terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses
perencanaan.
3)
Tahap
Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran
dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan
Nasional (1996:6), hendaknya memerhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu
:
a)
Memeberi
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/ self assesment)
disampingbentuk evaluasi lainnya.
b)
Pendidik
perlu mengajak para peserta didik untuk mengevaluasi perolehan belajar yang
telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan
dicapai.
Berikut ini disajikan
sintkas pembelajaran terpadu yang dikembangkan dengan mengadopsi sintaks model
pembelajaran langsung yang diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif.
Sedangkan sintaks pembelajaran kooperatif
ditunjukkan pada kegiatan guru dalam fase 3 dan 4.
Tabel
2
Sintaks
Pembelajaran Terpadu
Tahap
|
Tingkah Laku Guru
|
A
|
B
|
Fase-1
Pendahuluan
|
1.
Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya
2.
Memotivasi siswa
3.
Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-konsep
prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa
4.
Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator)
|
Fase-2
Presensi materi
|
1.
Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui
demonstrasi dan bahan bacaan
2.
Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan
3.
Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui charta
4.
Memodelkan penggunaan peralatan melalui charta
|
Fase-3
Membimbing pelatihan
|
1.
Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
2.
Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok sesuai
komposisi kelompok
3.
Membagi buku siswa dan LKS
4.
Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5.
Memberikan bimbingan seperlunya
6.
Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang ditentukan
|
(lanjutan)
Tabel
2
Sintaks
Pembelajaran Terpadu
A
|
B
|
Fase-4
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
|
1.
Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas
2.
Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan
sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan
3.
Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4.
Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusui
|
Fase-5
Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
|
1.
Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan
2.
Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
3.
Memberikan tugas rumah
|
Fase-6
Menganalisis dan mengevaluasi
|
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap kinerja mereka
|
(Sumber: Trianto, 2012: 68)
Tag :
Proposal Tematik
0 Komentar untuk "Contoh Tematik Terpadu, Landasan dan Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu dalam Proposal"