2.
Pendekatan Saintifik
Menurut Sitiatava (2013:53)
pembelajaran berbasis sains adalah proses transfer ilmu dua arah antara pendidik
(sebagai pemberi informasi) dan peserta didik (sebagai penerima informasi)
dengan metode tertentu (proses sains).
Model pembelajaran berbasis keterampilan
sains merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses
sains kedalamsistem penyajian materi secara terpadu (Bayer, 1991) dalam
Sitiatava (2013:56).
Dalam pendekatan saintifik, peserta didik
diarahkan untuk menemukan sendiri fakta, konsep dan nilai-nilai baru yang
diperlukan dalam kehidupannya. Pembelajaran difokuskan pada pengembangan
peserta didik agar memiliki keterampilan dalam mengolah informasi melalui
aktivitas berpikir ilmiah, yaitu melakukan pengamatan, menanya, menalar,
mencoba dan membentuk jejaraing. Proses
pembelajaran bisa disebut pembelajaran ilmiah jika memenuhi
kriteria sebagai
berikut :
1.
Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.
Penjelasan pendidik, respon peserta didik, dan interaksi edukatif pendidik-peserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat.
5.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi
pembelajaran.
6.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
7.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Langkah-langkah yang harus ada
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut :
1. Mengamati
Dalam penyajian pembelajaran, pendidik
dan peserta didik (Kelas I Sekolah Dasar) perlu memahami apa yang hendak
dicatat, melalui kegiatan pengamatan.
Mengingat peserta didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar, maka pengamatan akan
lebih banyak menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin
bersifat kontekstual.
2. Menanya
Peserta didik yang masih duduk di kelas
1 apabila tidak dihadapkan dengan media yang menarik. Pendidik yang efektif
seyogyanya mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat pendidik
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik. Ketika pendidik menjawab pertanyaan peserta didiknya,
ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan
nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk
memperoleh
tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat
tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan verbal. Dengan media gambar peserta didik diajak bertanya jawab dilakukan
peserta didik agar rumah dan lingkungannya menjadi bersih dan sehat membedakan
rumah yang bersih dan yang tidak bersih.
3. Menalar
Apabila dikaitkan dengan contoh yang
disajikan diatas, maka Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 adalah untuk menggambarkan
bahwa pendidik dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada pendidik.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak
selalu tidak bermanfaat.
4. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
5. Mengolah
Pada tahapan mengolah ini peserta didik
sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran
kolaboratif kewenangan pendidik fungsi pendidik lebih bersifat direktif atau
manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
6. Menyimpulkan
Kegiatan menyimpulkan merupakan
kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersamasama dalam satu kesatuan kelompok, atau
bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.
7. Menyajikan
Hasil tugas yang telah dikerjakan
bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis
dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau
individu. Yang sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada pendidik. Pada
tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya
hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu.
8. Mengkomunikasikan
Pada kegiatan akhir diharapkan peserta
didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara
bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang
telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi
oleh pendidik agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar apakah
jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal
ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.
Tag :
Proposal Tematik
0 Komentar untuk "Contoh Penulisan Pendekatan Saintifik dalam Proposal"