Dalam
pembelajaran IPS, umumnya guru masih kurang memperhatikan potensi yang dimiliki
siswa, terlebih dalam pembelajaran sejarah, guru lebih banyak bercerita di
depan kelas. Padahal pada umumnya siswa usia SD memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi. Akhirnya metode yang diterapkan dalam pembelajaran IPS hanya satu macam
saja, yaitu metode ceramah. Kebanyakan guru memandang metode ini sangat efektif
dalam pembelajaran IPS, terlebih jika guru tersebut berpandangan bahwa isi
pelajaran IPS hanya bersifat informatif. Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar
menyampaikan informasi, tapi lebih jauh lagi harus mentransfer nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Akibat kurang bervariasinya pemilihan metode, siswa
hanya bergantung pada apa yang disampaikan guru dan siswa cenderung pasif
karena hanya bertindak sebagai pendengar setia dan pemerhati apa yang
diterangkan oleh guru. Hasilnya siswa tidak tahu dan kurang mengerti terhadap
apa yang disampaikan guru. Hanya siswa yang memiliki daya tangkap dan daya
ingat yang kuat yang mampu mengikuti pembelajaran dengan hasil maksimal.
Berbeda situasinya jika dalam proses pembelajaran diterapkan suatu metode yang
dapat melibatkan emosi dan fisik siswa, yang menuntut siswa tertantang untuk
ikut terlibat di dalamnya, sehingga diharapkan siswa lebih mudah dalam
mengenal, mengingat, dan menerapkan pesan yang terkandung dalam materi
pembelajaran yang baru diterimanya.
Salah
satu realita dalam pendidikan kita yang sukar diingkari dewasa ini proses
perkembangan potensi pribadi anak didik merupakan salah
satu faktor kurang berhasilnya pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kurang diperhatikannya perbedaan individual
dalam proses belajar mengajar. Diakui bahwa diantara individu-individu itu
terdapat berbagai persamaan, tetapi lebih banyak perbedaannya. Perbedaan itu antara lain pada sikap, emosi
dan minat. Oleh karena itu siswa tidak mungkin dituntut hal yang sama, sebagian
besar proses pembelajaran berupa penyajian pengetahuan yang harus diketahui dan
dihapalkan anak didik masih berupa ”Teacher
Centered” belum “Student Centered”.
Fenomena seperti ini sudah merupakan tradisi di sekolahan khususnya
pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.
Permasalahan yang sangat dirasakan dalam
pengajaran IPS di lapangan termasuk di SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis adalah masih banyaknya digunakan metode ceramah
yang ternyata mempunyai implikasi yang kurang
menggembirakan, prestasi belajar siswa Kelas V SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis kurang memuaskan. Dalam proses pembelajaran siswa
kurang memperhatikan dan tidak memiliki motivasi terhadap mata pelajaran IPS, sehingga
lebih banyak banyak siswa yang pasif daripada siswa yang aktif, siswa kurang
aktif dalam mencari Problem Solving apabila menemui permasalahan dan lebih
parah lagi banyak siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan
dengan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung seperti corat-coret,
berisik, mengantuk bahkan mengganggu teman lainnya yang sedang belajar.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan seperti yang diharapkan perlu dilakukan suatu upaya yang
mendukung. Salah satu diantaranya adalah upaya menemukan pola pembelajaran yang
dapat meningkatkan aktivitas belajar mengajar di kelas adalah dengan
menggunakan metode tertentu dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran
yang dapat diharapkan meningkatkan aktivitas dalam belajar mengajar Pengetahuan
Sosial adalah metode problem solving. Menurut Sudjana (2005, hlm. 125)
Metode problem solving adalah “suatu
metode yang menggambarkan pengalaman atau masalah yang disusun untuk
menggerakan problem solving,
menganalisis, menilai, dan memecahkan masalah yang dihadapinya.”Pentingnya kemampuan Problem Solving bagi siswa menyebutkan bahwa : a) Kemampuan Problem Solving sangat penting, ada di
mana-mana, fleksibel dan dapat
digunakan kapan saja baik dalam Sains
maupun dalam disiplin ilmu lain, b) Mempunyai kaitan yang erat dengan metode
penemuan berpikir kritis, kreatif dan mandiri.
Tag :
ARTIKEL
0 Komentar untuk "Contoh Arikel Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Sejarah Proklamasi Indonesia Melalui Penggunaan Metode Problem Solving Pada Pembelajaran Ips Bagian I"