Proses dan Hasil Tindakan Penyuluhan Interaktif
1. Tindakan Penyuluhan Interaktif Siklus-1
Peserta
penyuluhan pada siklus pertama ini adalah seluruh kepala sekolah dan guru kelas
dari SD Mangunreja I, III, IV dan VI Desa IDT Mangunreja, yang dihadiri pula oleh
Pengawas TK/SD tingkat kecamatan. Dilaksanakan selama satu hari (29 Juli 1999).
Topik penyuluhan terdiri dari (1) sosialisasi tentang penelitian tindakan kelas
(PTK) dan (2) penggunaan alat IPA sederhana di SD. Sosilaisasi penelitian
tindakan kelas diasumsikan sangat bermanfaat dalam membekali guru dengan
sejumlah keterampilan yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan mengatasi
permasalahan aktual pembelajaran IPA. Sedangkan materi penggunaan alat IPA
sederhana merupakan salah satu solusi untuk mengatasi langkanya alat peraga IPA
di SD responden yang sering dijadikan alasan penyebab rendahnya aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
Performasi
peserta yang diobservasi dan direfleksi meliputi kadar waktu efektif dan profil
aktivitas selama penyuluhan. Hasil observasi menunjukkan bahwa antusias dan
perhatian peserta terhadap pelaksanaan penyuluhan sangat besar (kadar on-task peserta rata mencapai > 95%) serta
besarnya minat peserta untuk turut mensimulasikan alat peraga IPA. Adapun
kendala yang terjadi pada penyuluhan siklus -1 adalah sulitnya membangkitkan
partisipasi peserta untuk mengajukan pertanyaan, gagasan atau jawaban.
Hal-hal
yang masih memerlukan prioritas tindakan pengembangan pada tindakan penyuluhan
selanjutnya (siklus - 2) dirumuskan pada hipotesisi tindakan sebagai berikut :
1. Keterlibatan interaktif para peserta dalam
penyuluhan dapat ditingkatkan antara lain dengan memperkecil jumlah peserta
sehingga peluang untuk melibatkan peserta dalam interaksi penyuluhan menjadi
lebih besar.
2. Agar guru dapat merasakan langsung manfaat
dan kendala dari PTK maka materi tersebut harus dimplementasikan pada
pembelajaran IPA yang sebenarnya di SD.
3. Simulasi pembuatan dan penggunaan alat
peraga IPA pada saat penyuluhan masih bersifat persial, masih diperlukan
pengimpelementasian yang bersifat utuh dalam pembelajaran IPA yang sebenarnya
di SD.
2. Tindakan Penyuluhan Interaktif Siklus-2
Kegiatan
pada siklus-2 terdiri dari (1) Penyuluhan tentang konstruktivisme dan model
pembelajaran inkuri, (2) Impelementasi konstruktivisme dan model inkuiri dalam
pembelajaran IPA SD. Pada saat penyuluhan berlangsung, berdasarkan hasil
observasi peneliti ternyata waktu yang digunakan peserta sangat efektif. Dengan
kata lain bahwa kadar on-task
peserta adalah 100%,
sehingga tidak lagi menjadi masalah yang harus direfleksi dan ditindaklanjuti.
Hal ini sangat logis terjadi karena peserta hanya sedikit, yaitu guru kelas IV
yang berasal dari tiga sekolah dasar.
Adapun dalam hal performasi aktivitas
peserta selama penyuluhan berlangsung, baru mengalami sedikit perubahan atau
kemajuan. Kadar perhatian peserta terhadap mated yang sidajikan memang telah
mencapai 100%. Tetapi hanya rata-rata 35% waktu penyuluhan digunakan untuk
mengajukan pertanyaan, dan rata-rata hanya 40% untuk mengemukakan gagasan/pendapat.
Sedangkan berkaitan dengan aktivitas simulasi, masih sangat kurang.
Aplikasi dan produk
materi sajian pada tindakan siklus 2.
Pengaplikasian dan hasil
tersebut meliputi dua hal sebagai berikut :
1.
Membuat
contoh instrument (berupa tes) untuk mengungkap pengetahuan awal siswa tentang
sifat-sifat air, yaitu "Permukaan
air selalu datar " dan
" Air memiliki tekanan
ke segala arah".
2. Mengungkap dan menganalisis pengetahuan
awal siswa dengan menggunakan instrument tes awal. Dari 60 orang siswa
(gabungan siswa kelas IV dan SD Mangunreja III dan IV) diperoleh 16 profil
pengetahuan awal siswa yang terdiri dari 5 kategori konsep ilmiah serta 11
kategori miskonsepsi tentang sifat permukaan air dan tekanan air.
3.
Membuat
rencana pembelajaran dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang memenuhi karakteristik
konstruktivisme dan model pembelajaran inkuiri.
3.
Tindakan Penyuluhan Interaktif Siklus - 3
Kegiatan
penyuluhan siklus-3 dilaksanakn dengan fokus tindakan mengimplementasikan hasil
penyuluhan siklus-2 dalam dua topik pembelajaran IPA di kelas IV, yaitu :
Pembelajaran -1 pada topik "Permukaan air selalu
datar" dan Pembelajaran-2
pada topik "Air memiliki tekanan ke segala
arah", dilakukan di
SD Mangunreja III dan IV Sebelum pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu
dilakukan 2 kali penyuluhan terhadap guru kelas tersebut mengenai teknik-teknik
mengoperasionalkan model inkuiri dan alat-alat IPA yang diperlukan. Kinerja
peserta selama mengikuti kegiatan penyuluhan siklus 3 tersebut menunjukkan
peningkatan yang sangat baik. Pada penyuluhan pertama siklus-3, rata-rata 47,5%
waktu penyuluhan digunakan oleh peserta untuk mensimulasikan alat peraga IPA
dan sisanya tersebar untuk bertanya, mengajukan gagasan, dan mencatat
informasi. Sedangkan pada penyuluhan kedua siklus 3 (refleksi terhadap
pembelajaran model inkuiri-1) berlangsung sangat efektif, hampir seluruh waktu penyuluhan termanfaatkan untuk kegiatan diskusi dan
demonstrasi peserta.
a. Tindakan Pembelajaran IPA dengan Model
Inkuiri-1
Pembelajaran
inkuri-1 yang dipilih guru untuk dilaksanakan adalah model inkuiri dengan
pendekatan eksperimen, pada topik "Permukaan air
selalu dataK dilaksanakan
guru dengan dua jam pertemuan. Teknik penyajian masalah dilakukan melalui LKS.
Kinerja guru
dalam hal mengorganisasikan fase penyajian masalah model inkuiri pada
pembelajaran 1 sudah sangat baik. Masalah yang disajikan relevan dengan topik
pembelajaran, berhubungan dengan fenomena alam sehari-hari, menarik dan dapat
diobservasi oleh mayoritas siswa, serta menggunakan alat-alat IPA sederhana,
Meskipun demikian, kinerja guru masih perlu ditingkatkan dalam hal :
dipemberian masalah yang lebih beragam dan membangkitkan keingintahuan siswa,
mengoptimalkan keterlibatan komunikasi dan interkasi sosial antar siswa ;
pengelolaan waktu yang lebih efektif ; serta mengembangkan kreativitas dan
keterampilan proses sains bagi siswa.
Dalam
pembelajaran-1 performasi siswa dalam memanfaatkan waktu pembelajaran belum
sebagaimana yang ditargetkan, yakni baru mencapai kadar on-task 55%.
Ketidak tercapaian target (di atas 75%) disebabkan antara lain Pertama, pada
salah satu SD jumlah siswa cukup banyak (36 orang); kedua,
guru masih kaku
melaksanakan skenario pembelajaran inkuiri; ketiga, guru bertindak kurang tepat dalam
mengelompokkan siswa untuk kegiatan inkuiri yang terlalu didasarkan pada
pertimbangan rangking prestasi siswa dalam kelas tersebut.
Keterampilan
dan sikap ilmiah selama melakukan proses inkuiri pada pembelajaran-1, pada
dasarnya telah meningkat cukup baik. Keterampilan dan sikap ilmiah yang masih belum
mampu dikembangkan guru dalam pembelajaran inkuiri-1 berkaitan dengan
keberanian dan keterampilan siswa berkomunikasi. Rendahnya kinerja keterampilan
dan sikap ilmiah siswa ini nampaknya berkorelasi dengan masih rendahnya kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan dan
teknik bertanya.
Pembelajaran
model inkuiri-1 untuk sub topik permukaan air selalu datar pada kedua SD tempat
penelitian selesai rata-rata dalam waktu 40 x 40 menit atu empat jam pelajaran.
Berdasarkan informasi dari guru kelas yang bersangkutan, biasanya pada
pembelajaran yang verbalistik, sub topik tersebut selesai dalam satu jam
pelajaran.
b. Tindakan Pembelajaran IPA dengan Model Inkuiri-2
Sub topik dalam pembelajaran model inkuiri-2 adalah "Air memiliki tekanan ke segala arah". Diorganisasikan dalam model inkuiri jenis
pendekatan rasional. Jenis ini memiliki karakteristik utama menuntut kemampuan
guru dalam mendemonstrasikan alat/ fenomena IPA dan mengimpelementasikan
keterampilan bertanya.
Kinerja
guru dalam mengorganisasikan model inkuiri secara umum telah lebih baik
dibandingkan sebelumnya. Kinerja guru yang masih belum optimal adalah dalam hal
rnengelola diskusi kelas pada fase menyimpulkan data. Keterampilan bertanya
guru sulit berkembang. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam fase
menyimpulkan data guru cenderung menjelaskan bukan mengembangkan diskusi;
jumlah pertanyaan yang diajukan guru adalah rata-rata hanya 12 pertanyaan yang
relevan dengan topic, 6 pertanyaan yang kurang relevan. Paling banyak (9
pertanyaan) berupa pertanyaan tertutup, hanya 3 pertanyaan terbuka. Masih
sangat sedikit pertanyaan yang diajukan guru dalam rangka membimbing (probing)
siswa untuk menemukan jawaban, atau pertanyaan untuk melacak (prompting)
penguasaan konsep siswa.
Meskipun
demikian kemamuan guru untukl mengajukan pertanyaan yang dapat memancing siswa
melakukan keterammpilan proses sains (KPS) sudah cukup baik, misalnya
mengobservasi, memprediksi, membedakan dan mengklafikasi.
Peningkatan
efektivitas waktu belajar siswa pada pembelajaran mondel inkuiri-2 sudah
mencapai ditargetkan, yakni rata-rata 80%. Demikian juga dalam keterampilan dan
sikap ilmiah, peningkatan terjadi terutama pada kerjasama siswa dalam
menggunakan alat IPA, dan dalam melakukan penghamatan selama kegiatan inkuiri.
Tag :
ARTIKEL
0 Komentar untuk "Contoh Artikel Tentang Permasalahan Pembelajaran Di Sd Serta Solusinya Bagian VI "