katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Artikel Tentang Permasalahan Pembelajaran Di Sd Serta Solusinya Bagian VI

Proses dan Hasil Tindakan Penyuluhan Interaktif

1.       Tindakan Penyuluhan Interaktif Siklus-1
Peserta penyuluhan pada siklus pertama ini adalah seluruh kepala sekolah dan guru kelas dari SD Mangunreja I, III, IV dan VI Desa IDT Mangunreja, yang dihadiri pula oleh Pengawas TK/SD tingkat kecamatan. Dilaksanakan selama satu hari (29 Juli 1999). Topik penyuluhan terdiri dari (1) sosialisasi tentang penelitian tindakan kelas (PTK) dan (2) penggunaan alat IPA sederhana di SD. Sosilaisasi penelitian tindakan kelas diasumsikan sangat bermanfaat dalam membekali guru dengan sejumlah keterampilan yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan aktual pembelajaran IPA. Sedangkan materi penggunaan alat IPA sederhana merupakan salah satu solusi untuk mengatasi langkanya alat peraga IPA di SD responden yang sering dijadikan alasan penyebab rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Performasi peserta yang diobservasi dan direfleksi meliputi kadar waktu efektif dan profil aktivitas selama penyuluhan. Hasil observasi menunjukkan bahwa antusias dan perhatian peserta terhadap pelaksanaan penyuluhan sangat besar (kadar on-task peserta rata mencapai > 95%) serta besarnya minat peserta untuk turut mensimulasikan alat peraga IPA. Adapun kendala yang terjadi pada penyuluhan siklus -1 adalah sulitnya membangkitkan partisipasi peserta untuk mengajukan pertanyaan, gagasan atau jawaban.
Hal-hal yang masih memerlukan prioritas tindakan pengembangan pada tindakan penyuluhan selanjutnya (siklus - 2) dirumuskan pada hipotesisi tindakan sebagai berikut :
1.       Keterlibatan interaktif para peserta dalam penyuluhan dapat ditingkatkan antara lain dengan memperkecil jumlah peserta sehingga peluang untuk melibatkan peserta dalam interaksi penyuluhan menjadi lebih be­sar.
2.       Agar guru dapat merasakan langsung manfaat dan kendala dari PTK maka materi tersebut harus dimplementasikan pada pembelajaran IPA yang sebenarnya di SD.
3.       Simulasi pembuatan dan penggunaan alat peraga IPA pada saat penyuluhan masih bersifat persial, masih diperlukan pengimpelementasian yang bersifat utuh dalam pembelajaran IPA yang sebenarnya di SD.
2.       Tindakan Penyuluhan Interaktif Siklus-2
Kegiatan pada siklus-2 terdiri dari (1) Penyuluhan tentang konstruktivisme dan model pembelajaran inkuri, (2) Impelementasi konstruktivisme dan model inkuiri dalam pembelajaran IPA SD. Pada saat penyuluhan berlangsung, berdasarkan hasil observasi peneliti ternyata waktu yang digunakan peserta sangat efektif. Dengan kata lain bahwa kadar on-task peserta adalah 100%, sehingga tidak lagi menjadi masalah yang harus direfleksi dan ditindaklanjuti. Hal ini sangat logis terjadi karena peserta hanya sedikit, yaitu guru kelas IV yang berasal dari tiga sekolah dasar.
Adapun dalam hal performasi aktivitas peserta selama penyuluhan berlangsung, baru mengalami sedikit perubahan atau kemajuan. Kadar perhatian peserta terhadap mated yang sidajikan memang telah mencapai 100%. Tetapi hanya rata-rata 35% waktu penyuluhan digunakan untuk mengajukan pertanyaan, dan rata-rata hanya 40% untuk mengemukakan gagasan/pendapat. Sedangkan berkaitan dengan aktivitas simulasi, masih sangat kurang.
Aplikasi dan produk materi sajian pada tindakan siklus 2.
Pengaplikasian dan hasil tersebut meliputi dua hal sebagai berikut :
1.       Membuat contoh instrument (berupa tes) untuk men­gungkap pengetahuan awal siswa tentang sifat-sifat air, yaitu "Permukaan air selalu datar " dan " Air memi­liki tekanan ke segala arah".
2.       Mengungkap dan menganalisis pengetahuan awal siswa dengan menggunakan instrument tes awal. Dari 60 orang siswa (gabungan siswa kelas IV dan SD Mangunreja III dan IV) diperoleh 16 profil penge­tahuan awal siswa yang terdiri dari 5 kategori konsep ilmiah serta 11 kategori miskonsepsi tentang sifat per­mukaan air dan tekanan air.
3.       Membuat rencana pembelajaran dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang memenuhi karakteristik konstruk­tivisme dan model pembelajaran inkuiri.
3.       Tindakan Penyuluhan Interaktif Siklus - 3
Kegiatan penyuluhan siklus-3 dilaksanakn dengan fokus tindakan mengimplementasikan hasil penyuluhan siklus-2 dalam dua topik pembelajaran IPA di kelas IV, yaitu : Pembelajaran -1 pada topik "Permukaan air selalu datar" dan Pembelajaran-2 pada topik "Air memiliki tekanan ke segala arah", dilakukan di SD Mangunreja III dan IV Sebelum pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan 2 kali penyuluhan terhadap guru kelas tersebut mengenai teknik-teknik mengoperasionalkan model inkuiri dan alat-alat IPA yang diperlukan. Kinerja peserta selama mengikuti kegiatan penyuluhan siklus­ 3 tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Pada penyuluhan pertama siklus-3, rata-rata 47,5% waktu penyuluhan digunakan oleh peserta untuk mensimulasikan alat peraga IPA dan sisanya tersebar untuk bertanya, mengajukan gagasan, dan mencatat informasi. Sedangkan pada penyuluhan kedua siklus­ 3 (refleksi terhadap pembelajaran model inkuiri-1) berlangsung sangat efektif, hampir seluruh waktu penyuluhan termanfaatkan untuk kegiatan diskusi dan demonstrasi peserta.
a.    Tindakan Pembelajaran IPA dengan Model Inkuiri-1
Pembelajaran inkuri-1 yang dipilih guru untuk dilaksanakan adalah model inkuiri dengan pendekatan eksperimen, pada topik "Permukaan air selalu dataK dilaksanakan guru dengan dua jam pertemuan. Teknik penyajian masalah dilakukan melalui LKS.
Kinerja guru dalam hal mengorganisasikan fase penyajian masalah model inkuiri pada pembelajaran ­1 sudah sangat baik. Masalah yang disajikan relevan dengan topik pembelajaran, berhubungan dengan fenomena alam sehari-hari, menarik dan dapat diobservasi oleh mayoritas siswa, serta menggunakan alat-alat IPA sederhana, Meskipun demikian, kinerja guru masih perlu ditingkatkan dalam hal : dipemberian masalah yang lebih beragam dan membangkitkan keingintahuan siswa, mengoptimalkan keterlibatan komunikasi dan interkasi sosial antar siswa ; pengelolaan waktu yang lebih efektif ; serta mengembangkan kreativitas dan keterampilan proses sains bagi siswa.
Dalam pembelajaran-1 performasi siswa dalam memanfaatkan waktu pembelajaran belum sebagaimana yang ditargetkan, yakni baru mencapai kadar on-task 55%. Ketidak tercapaian target (di atas 75%) disebabkan antara lain Pertama, pada salah satu SD jumlah siswa cukup banyak (36 orang); kedua, guru masih kaku melaksanakan skenario pembelajaran inkuiri; ketiga, guru bertindak kurang tepat dalam mengelompokkan siswa untuk kegiatan inkuiri yang terlalu didasarkan pada pertimbangan rangking prestasi siswa dalam kelas tersebut.
Keterampilan dan sikap ilmiah selama melakukan proses inkuiri pada pembelajaran-1, pada dasarnya telah meningkat cukup baik. Keterampilan dan sikap ilmiah yang masih belum mampu dikembangkan guru dalam pembelajaran inkuiri-1 berkaitan dengan keberanian dan keterampilan siswa berkomunikasi. Rendahnya kinerja keterampilan dan sikap ilmiah siswa ini nampaknya berkorelasi dengan masih rendahnya kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan dan teknik bertanya.
Pembelajaran model inkuiri-1 untuk sub topik permukaan air selalu datar pada kedua SD tempat penelitian selesai rata-rata dalam waktu 40 x 40 menit atu empat jam pelajaran. Berdasarkan informasi dari guru kelas yang bersangkutan, biasanya pada pembelajaran yang verbalistik, sub topik tersebut selesai dalam satu jam pelajaran.
b.       Tindakan Pembelajaran IPA dengan Model Inkuiri-2
Sub topik dalam pembelajaran model inkuiri-2 adalah "Air memiliki tekanan ke segala arah". Diorganisasikan dalam model inkuiri jenis pendekatan rasional. Jenis ini memiliki karakteristik utama menuntut kemampuan guru dalam mendemonstrasikan alat/ fenomena IPA dan mengimpelementasikan keterampilan bertanya.
Kinerja guru dalam mengorganisasikan model inkuiri secara umum telah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kinerja guru yang masih belum optimal adalah dalam hal rnengelola diskusi kelas pada fase menyimpulkan data. Keterampilan bertanya guru sulit berkembang. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam fase menyimpulkan data guru cenderung menjelaskan bukan mengembangkan diskusi; jumlah pertanyaan yang diajukan guru adalah rata-rata hanya 12 pertanyaan yang relevan dengan topic, 6 pertanyaan yang kurang relevan. Paling banyak (9 pertanyaan) berupa pertanyaan tertutup, hanya 3 pertanyaan terbuka. Masih sangat sedikit pertanyaan yang diajukan guru dalam rangka membimbing (probing) siswa untuk menemukan jawaban, atau pertanyaan untuk melacak (prompting) penguasaan konsep siswa.
Meskipun demikian kemamuan guru untukl mengajukan pertanyaan yang dapat memancing siswa melakukan keterammpilan proses sains (KPS) sudah cukup baik, misalnya mengobservasi, memprediksi, membedakan dan mengklafikasi.
Peningkatan efektivitas waktu belajar siswa pada pembelajaran mondel inkuiri-2 sudah mencapai ditargetkan, yakni rata-rata 80%. Demikian juga dalam keterampilan dan sikap ilmiah, peningkatan terjadi terutama pada kerjasama siswa dalam menggunakan alat IPA, dan dalam melakukan penghamatan selama kegiatan inkuiri.
Tag : ARTIKEL
0 Komentar untuk "Contoh Artikel Tentang Permasalahan Pembelajaran Di Sd Serta Solusinya Bagian VI "

Back To Top