Penguasaan lptek merupakan kunci penting dalam abad 21 ini.
Oleh karena itu, peserta didik perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami,
danmenguasai Iptek dalam rangka meningkatkan kualiias hidupnya. Upaya untuk
mempersiapkan hal itu memang sudah dilakukan melalui pendidikan formal, sesuai
dengan Undang-undang No. 2 tahun 1989. Pengantar Sains dan Teknologi pun sudah
diajarkan sejak pendidikan dasar.
Persiapan sedini mungkin sangat dibutuhkan untuk menghadapi
tantangan di masa depan yang secara kualitatif cenderung meningkat. Berbagai
tantangan muncul, antara lain menyangkut peningkatan kualitas hidup, pemerataan
hasil pembangunan, partisipasi masyarakat, dan kemampuan untuk mengembangkan sumber
daya manusia. Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki
peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam
menghasilkan peserta didik yang
berkualitas, yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan
berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak
perkembangan IPA dan teknologi.
Dewasa ini, pembelajaran IPA masih didominasi oleh
penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktivitas
siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal
yang dianggap penting. Guru menjelaskan IPA hanya sebatas produk dan sedikit
proses. Salah satu penyebabnya adalah padatnya materi yang harus dibahas dan
diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Padahal dalam membahas IPA
tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih penting adalah
proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum. Oleh karena
itu, alat peraga/praktikum sebagai alat media pendidikan untuk menjelaskan IPA
sangat diperlukan. Pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga sangat
efektif untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan
YME. Tujuan IPA secara umum adalah agar siswa memahami konsep IPA dan
keterkaitannya dangan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan tentang alam
sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses alam sekitar, mampu
menerapkan berbagai kansep IPA untuk menjelaskan
gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1994).
Salah satu cara untuk dapat menciptakan sumber daya manusia
berkualitas, guru dalam mengajar dapat menggunakan beberapa metode dan
pendekatan. Dalam hal ini, pendekatan yang paling sesuai dengan perkembangan
Iptek adalah pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), karena pendekatan ini
memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan
Sains dan Teknoogi di dalam kehidupan masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan
STM dalam pambelajaran IPA, guru dapat memulai dengan isu yang dikemukakan oleh
siswa yang ada di masyarakat.
Dalam menggunakan pendekatan STM dalam pembelajaran IPA
siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru saja, karena dalam hal
ini guru sebagai motivator dan fasilitator yang mengarahkan siswa agar dapat
memberikan saran-saran bardasarkan hasil pengamatannya di masyarakat. Misalnya
siswa dapat memberikan saran-saran kepada masyarakat tentang penggunaan pesawat
sederhana secara benar.
Menggunakan pendekatan STM dalam pembelajaran IPA dengan
topik pesawat sederhana dimaksudkan agar siswa memperoleh kesempatan untuk
meningkatkan kepeduliannya terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat
sebagai akibat ketidaktahuan dan ketidaktepatan masyarakat dalam menggunakan
pesawat sederhana. Untuk itu, siswa terjun langsung ke masyarakat untuk mencari
informasi sebagai dasar untuk menemukan jawaban dari masalah yang dihadapi
masyarakat.
Kreativitas sebagai suatu proses memberikan berbagai
gagasan dalam menghadapi suatu persoalan atau masalah, sebagai 'proses
bermain dengan gagasan-gagasan atau ansur-unsur dalam pikiran merupakan
keasyikan yang menyenangkan dan penuh tantangan bagi siswa kreatif. Kreativitas
dalam hal ini merupakan proses berpikir di mana siswa berusaha untuk menemukan
hubungan-hubungan baru. Mendapatkan jawaban metode atau cara baru dalam
memecahkan suatu masalah. Bagi pendidikan, yang terpenting bukanlah apa yang
dihasilkan dari proses tersebut, tetapi keasyikan dan kesenangan siswa terlibat
dalam proses tersebut. Proses bersibuk
diri secara kreatif perlu juga mendapatkan penghargaan dari pendidik. Guru
tidak perlu selalu menerapkan produk-produk yang berguna dari kegiatan
kreativitasnya, yang perlu dirangsang dan dipupuk
adalah sikap dan minat untuk
melibatkan diri dalam kegiatan kreatif Gordon dan M. D. Dahlan (1990)
mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kegiatan sehari-hari dan berlangsung
seumur hidup dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
rnasalah (problem solving), Ekspresi
kreatif (creative expression) empati,
insight dalam hubungan sosial
dan ide-ide yang bermakna dapat meningkatkan aktivitas kreatif melalui bantuan
gaya pikir yang lebih kaya.
Tag :
ARTIKEL
0 Komentar untuk "Contoh Artikel Tentang Permasalahan Pembelajaran Di Sd Serta Solusinya Bagian II"