Dari hasil angket diketahui bahwa 87% guru telah
pernah/sedang mengajar di kelas yang terdapat mata pelajaran IPA (mulai kelas
III s/d kelas VI). Tetapi tidak satu guru yang pernah mengikuti penataran
khusus tentang pembelajaran IPA SD baik di tingkat kabupaten maupun tingkat
yang lebih tinggi. Seluruh guru mengaku sangat jarang merancang pembelajaran
IPA berdasarkan suatu model pembelajaran tertentu, termasuk model inkuiri,
Hanya 20% responden yang mengaku pernah mendapat pemahaman teoritis tentang
suatu model pembelajaran dari penataran dan membaca literatur.
Selama menggunakan model pembelajaran konvensional, 100%
responden mengaku tidak pernah mengungkap pengetahuan awal siswa dengan cara
tes tertulis, sangat jarang menggunakan alat IPA, jarang menggunakan jenis dan
teknik bertanya yang terencana dengan baik, tidak pernah melakukan penilaian
yang teradministrasi terhadap sikap ilmiah siswa dan hanya 20% saja responden
yang melakukan penilaian yang teradministrasi terhadap keterampilan proses
siswa.
Berkenaan dengan wawasan guru SD tentang pengelolaan
pembelajaran IPA SD diperoleh temuan bahwa 87% responden terkadang mengungkap
pengetahuan awal siswa dengan mengunakan pertanyaan lisan secara spontan tetapi
tidak yakin bahwa sebelum pembelajaran siswa telah memiliki pengetahuan awal
yang berhubungan langsung dengan topik pembelajaran, dan 67% responden
berpandangan bahwa pikiran siswa harus disesuaikan dengan topik-topik yang ada
dalam GBPP atau buku ajar. Namun demikian ³ 80% responden sepakat bahwa pembelajaran IPA yang tepat di SD harus
disajikan dalam suasana bermain, disesuaikan dengan keadaan lingkungan, dengan
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa 93% responden bahkan tidak setuju jika
pembelajaran IPA dilaksanakan dalam suasana serius dan disiplin yang kaku dan
ketat.
Temuan lain adalah bahwa meskipun 80% responden belum atau
tidak memahami perbedaan antara pendekatan, model, metode dan teknik dalam
pembelajaran, serta kurang memahami jenis dan teknik bertanya, tetapi 73%
responden tidak setuju jika pembelajaran IPA disajikan dalam bentuk ceramah
atau latihan soal dan 80% responden tidak setuju jika disajikan dalam bentuk
kerja kelompok menyelesaikan soal-soal. 80% responden sepakat bahwa penguasaan
konsep IPA oleh siswa harus dicapai melalui kegiatan kerja kelompok dalam
melakukan percobaan.
Performasi siswa yang diobservasi dalam pembelajaran IPA sebelum dilakukan
penyuluhan berkaitan dengan kadar on-task (keterlibatan siswa dalam
pembelajaran), keterampilan ilmiah, dan sikap ilmiah siswa. Efektivitas siswa
dalam memanfaatkan waktu selama pembelajaran hanya mencapai rata-rata 37,5%.
Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan siswa untuk diam (menunjukkan sikap
malas), bermain-main, bercakap, cakap dengan temannya, mengerjakan pekerjaan
lain, dan cenderung membuat keributan, ketidakefektifan waktu pembelajaran IPA
diduga kuat akibat tidak tepatnya metode serta minimnya alat-alat peraga IPA
yang digunakan guru. Temuan hasil observasi lainnya menunjukkan bahwa secara
umum keterampilan ilmiah siswa (dibatasi pada mengobservasi, menggunakan alat,
memecahkan masalah, mengkomunikasikan hasil kegiatan) dan sikap ilmiah siswa
(misalnya : bekerja sama, menghargai teman, berpendapat, menunjukkan minat)
dalam pembelajaran belum berkembang.
Data tentang performasi guru diperoleh dan hasil observasi
terhadap pembelajaran IPS di kelas IV dengan topik "Tanah dan Batuan"
yang dilaksanakan di SD Mangunreja III dan SD Mangunreja IV Analisis hasil
observasi menunjukkan bahwa tidak satupun guru yang mengawali pembelajaran dengan
menyajikan fenomena alam atau objek benda secara langsung yang dapat
membangkitkan keingintahuan siswa. Selama pembahasan materi, interakasi
edukatif antar siswa. Selama pembahasan materi, interaksi edukatif antar siswa
Praktis tidak terjadi, karena sejak awal-awal pembelajaran
siswa dikondisikan sangat kaku, pada saat guru sedang menerangkan mereka
diharuskan bersidekap tangan di atas meja. Guru belum dapat mengoptimalkan
metode yang digunakannya (demonstrasi) untuk mengembangkan diskusi kelas melalui
penggunaan teknik bertanya, keterampilan proses atau inkuiri siswa.
Tag :
ARTIKEL
0 Komentar untuk "Contoh Artikel Tentang Permasalahan Pembelajaran Di Sd Serta Solusinya Bagian I"