4.1.2 Faktor Penyebab Kesulitan Siswa dalam
Keterampilan Berbicara
Sebagai mata pelajaran yang dipelajari di
sekolah, bahasa Inggris jarang sekali digunakan sebagai bahasa di luar area
pendidikan formal tersebut. Untuk sebagian besar anak, dalam berkomunikasi
sehari-hari lebih banyak digunakan yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar dan bahasa Sunda. Hal ini yang menyebabkan penguasaan terhadap bahasa
Inggris menjadi terhambat. Di lain pihak terdapat begitu banyak tuntutan agar
menguasai bahasa tersebut. Berdasarkan hasil observasi, hanya pada saat greeting saja siswa menggunakan bahasa
Inggris, selebihnya jika praktek dialog saja. Itu pun belum mencerminkan sebuah bentuk
komunikasi. Karena hanya
sekedar membaca nyaring dialog saja, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kira-kira hanya 40%
siswa berbicara bahasa Inggris dari dua jam pelajaran. Itu pun semata-mata karena dorongan guru, bukan
dari diri siswa.
Pada saat siswa diminta untuk berbicara di depan
kelas, sebagian besar siswa terlihat merasa kaget dan ragu-ragu. Adanya rasa
takut melakukan suatu kesalahan juga muncul. Pada saat mereka telah selesai
berbicara dan melakukan suatu kesalahan, mereka akan merasa malu dan takut.
Siswa terlihat kesulitan dalam pronunciation. Penulis melihat siswa
sering lupa dalam pronunciation kata-kata, padahal telah berulang kali dituntun
oleh guru ketika listen and repeat.
Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya latihan. Sebab bahasa itu sendiri
merupakan keterampilan, jadi perlu banyak latihan. Keempat aspek bahasa itu
saja diistilahkan dengan “keterampilan”, bukan “pengetahuan”. Yaitu
keterampilan berbicara, keterampilan menulis, keterampilan menyimak, dan
keterampilan membaca. Bukan pengetahuan berbicara, pengetahuan menulis,
pengetahuan menyimak, dan pengetahuan membaca. Selain itu ketika dalam kelas,
siswa mengucapkan kata bersama-sama jadi ada kemungkinan siswa sekedar
mengikuti saja, tidak ada perhatian khusus terhadap apa yang diucapkan. Maidar
(1988: 24) mengemukakan bahwa:
Keefektifan berbicara juga ditunjang oleh sikap
pendengar. Sering kegiatan berbicara itu tidak bermanfaat hanya karena sikap
yang kurang baik dari pendengar. Sering terjadi pendengar lupa apa yang
didengarnya, terkesan atas pembicaraan yang menarik, tetapi tidak ingat akan
isi pembicaraan, atau kurang memperhatikan isi pembicaraan yang disampaikan
karena wajah pembicara yang kurang menarik misalnya
Berbeda lagi apabila siswa itu mengucapkan kata secara mandiri. Siswa akan
lebih memperhatikan apa yang diucapkan. Apabila terjadi kesalahan pun akan
terdengar jelas oleh guru ataupun teman sebayanya. Selain itu, siswa memiliki
kepekaan pendengaran atau keterampilan menyimak yang berbeda dan hal itu dapat
menyebabkan kesalahan pronunciation.
Tag :
Skripsi Bahasa Inggris
0 Komentar untuk "Contoh Faktor Penyebab Kesulitan Siswa dalam Keterampilan Berbicara dalam Skripsi Bahasa Inggris"