4.2 Data Wawancara
4.2.1 Kesulitan Siswa dalam Keterampilan
Berbicara
Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam berbicara
bahasa Inggris pada umumnya adalah dalam pengucapan kata-kata bahasa Inggris (pronunciation). Hal ini diungkapkan oleh
beberapa orang siswa mengenai penyebab kesulitan dalam berbicara bahasa
Inggris, diantaranya sebagai berikut:
Siswa 5 :
“Ketika mengucapkan kata-kata”
Siswa 15 :
“Susah bicaranya”
Siswa 12 :
“Dalam mengucapkan huruf h dan r”.
Ketika melakukan wawancara, siswa 5 memang
terlihat ragu-ragu dalam melafalkan kata bahasa Inggris. Begitupun dengan siswa
15 banyak melakukan kesalahan dalam pronunciation.
Dari 39 kata, hanya 10 kata yang diucapkan dengan benar. Sedangkan siswa 12
mengaku susah mengucapkan huruf h dan r berdasarkan hasil wawancara bahwa dari
17 kata yang memiliki huruf h dan r, sebanyak 10 kata diucapkan benar.
Kesulitan dalam pronunciation ini
sejalan dengan pernyataan Ji eun lee (2008:
1), ada beberapa aspek yang membuat pengalaman belajar bahasa baru (dalam hal
ini bahasa Inggris) sulit, diantaranya; perbedaan fonologi. Dengan kata lain,
perbedaan-perbedaan dalam sistem suara antara bahasa ibu dan bahasa baru ketika
belajar bahasa baru dapat menyebabkan kesulitan pada siswa. Ada beberapa suara
yang memang ada dalam satu bahasa, tetapi tidak dalam bahasa lain. Pengucapan
kata bahasa Inggris (Pronunciation)
sangat penting karena kesalahan mengucapkan akan menyebabkan makna kata menjadi
keliru. Akibatnya pesan yang ingin disampaikan tidak akan dapat diterima dengan
jelas. Kesalahan pengucapan akan menyebabkan miscommunication, seperti bagaimana membedakan pengucapan kalimat
berikut:
1. This
is my beg (ini permohonan
saya)
2. This
is my bag (ini tas saya)
Pada kedua kalimat di atas, kata beg pada kalimat pertama diucapkan [beg]
yang artinya permohonan sedangkan bag
pada kalimat kedua adalah [bæg] yang artinya tas. Jika pengucapan beg salah yaitu diucapkan sama dengan
kata bag, maka kata yang ditangkap lawan bicara adalah bag (tas) bukan beg (permohonan). Untuk itu menurut guru bahasa Inggris, pronunciation merupakan salah satu aspek
yang harus dikuasai siswa untuk berbicara bahasa Inggris, ”...murid harus memahami cara baca fonetiknya, pronunciation,...”. Lanjutnya, “Contoh dalam speaking, cara pengungkapan ”book”
dalam bahasa Inggris diucapkan dengan \’bu̇k\, kalau dieja dengan bahasa Indonesia adalah bo-ok”. Kemampuan pengucapan
kata ini menunjang kepada ability to
speaking atau kemampuan untuk berbicara.
Selain itu, ada seorang siswa yang merasa
kesulitan dalam tenses diantaranya; simple present tenses dan simple past tenses.
Siswa 1: “Eta tah pak, nu sesah mah
tenses-tenses kitu. Simple present
tenses, past tenses tah nu kararitu we”. (Itu pak,
yang susah itu
tenses. Seperti Simple
present tenses, past tenses ).
Dalam silabus bahasa Inggris memang terdapat
materi tentang tenses yaitu simple present tenses. Tapi untuk
pembelajaran tenses di SD harus
dipertimbangkan kembali. Jangan sampai materi yang diberikan secara
fakta tidak pernah berinteraksi dan di luar imajinasi siswa. Sehingga harapan kebermaknaan
belajar sangat jauh dari harapan. Kita tidak bisa memulai pengenalan belajar
bahasa dengan cara menghapalkan kata dan arti, mengenalkan tenses, dan yang lainnya seperti kita
belajar sewaktu di bangku SMA.
Mengenalkan tenses bagi siswa SD
jelas terlalu berat untuk diberikan tenses. Sehingga siswa akan
mengalami kesulitan. Gebhard (1996) menyatakan bahwa, “kebanyakan pelajaran bahasa Inggris
diarahkan agar siswa dapat menganalisis dan memahami bahasa Inggris sehingga
mereka dapat lulus ujian”. Pengenalan tenses cenderung digunakan untuk mengisi soal berupa tenses, bukan digunakan untuk berbicara
bahasa Inggris.
Walaupun demikian, kunci utama agar bahasa
Inggris melekat kuat adalah dengan memahami dasar-dasarnya. Tanpa dasar-dasar
tata bahasa Inggris yang kuat yaitu grammar, maka kemampuan bahasa Inggris siswa akan sangat terbatas, bahkan
cepat sekali hilang, lupa,
dan sebagainya. Furqanul dan chaedar (1996: 11) mengemukakan bahwa:
Akhir-akhir ini para linguis terapan terus berupaya
memberikan penekanan kajiannya terhadap ciri-ciri kreatif sistem gramatikal.
Bila seseorang memiliki kompetensi gramatikal, ia akan memiliki kemampuan
menghasilkan kalimat dalam jumlah tidak terbatas, yang sebagian besar adalah
kalimat-kalimat baru.
Pola pengajaran bahasa Inggris pada
tingkat SD lebih bersifat pengenalan begitu juga untuk grammar harus diperkenalkan kepada siswa agar siswa mengetahui
dasar-dasar berbicara bahasa Inggris. Dengan mengetahui dasar-dasar berbicara
bahasa Inggris maka siswa akan mampu mengerti ucapan lawan bicaranya dan
mampu menyusun kalimat-kalimat baru untuk digunakan berkomunikasi. Di SD sendiri manfaat dari belajar tata bahasa grammar adalah agar siswa mempunyai
dasar yang kuat untuk pelajaran bahasa Inggris selanjutnya. Sebab tujuan pembelajaran
bahasa Inggris di SD adalah
sebagai dasar siswa untuk belajar bahasa Inggris di jenjang yang lebih tinggi. Namun grammar
di SD mesti dibatasi dan disesuaikan dengan kesiapan belajar bahasa siswa.
Jangan sampai grammar malah
menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam berbicara. Karena Grammar memang bukan tujuan
belajar bahasa Inggris tetapi sebagai pendukung dalam berbicara.
Walaupun demikian, sebelum bisa berkomunikasi secara
aktif, mereka terlebih dahulu harus menguasai setidaknya dua ratus kosakata
aktif dan beberapa kaidah gramatikal bahasa sasaran. Pembelajar juga seyogyanya
sudah cukup menguasai kaidah-kaidah susunan kata dasar bahasa sasaran (dalam
bahasa Inggris: susunan kalimat subjek-predikat, posisi adjektif dan adverbia,
menegatifkan, formasi pertanyaan). (Furqanul dan chaedar, 1996: 11)
Pembelajaran di SD sendiri masih bersifat pengenalan, sehingga siswa SD
termasuk ke dalam kriteria yang disebutkan di atas, yaitu belum bisa
berkomunikasi secara aktif karena masih bersifat pengenalan. Dengan demikian,
siswa SD cukup diperkenalkan parts of
speech saja diantaranya, Noun,
Countable noun (Singular and Plural),
Pronoun, Adjective, Verb,
Adverb, Preposition, dan Conjunction. Parts of
speech merupakan unsur yang membentuk sebuah kalimat.
Kalau anda ingin menguasai
bahasa Inggris atau ingin menjadi seorang pengajar bahasa Inggris, maka harus
menguasai dulu Parts of Speech.
Karena Parts of Speech adalah modal
utama untuk menguasai bahasa Inggris (Sudrajat, 1994: 7).
Kalimat harus memiliki minimal subjek dan predikat, dalam bahasa Inggris sebuah predikat itu harus Kata
Kerja (Verb). Jika tidak ada verb maka gantinya adalah tobe. Kalimat hanya ada dua
jenis yaitu kalimat yang predikatnya Verb disebut kalimat verbal dan yang predikatnya Tobe disebut kalimat nominal. Parts of speech dapat dijadikan sebagai
referensi bagi siswa untuk membentuk kalimat-kalimat sederhana dari vocabulary
yang telah mereka peroleh. Sehingga vocabulary yang telah didapatkan
olehs siswa dapat digunakan untuk berbicara bahasa Inggris.
Tag :
Skripsi Bahasa Inggris
0 Komentar untuk "Contoh Kesulitan Siswa dalam Keterampilan Berbicara dalam Skripsi Bahasa Inggris"