Pelajaran
Geografi adalah merupakan pelajaran yang dianggap tidak mudah bagi sebagian
besar siswa. Banyak diantara mereka yang tidak tertarik pada mata pelajaran
ini, karena begitu luasnya ruang lingkup materi yang dipelajari dalam mata pelajaran
geografi ini. Di samping itu, juga banyak siswa ataupun guru yang merasa sulit
untuk mendapatkan materi pembelajarannya.
Modul
ini akan membahas tentang beberapa materi geografi, antara lain yaitu : biosfer dan aspek sebaran hewan dan tumbuhan;
analisis sebaran hewan dan tumbuhan di
Indonesia; antroposfer dan aspek
kehidupan; serta lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan
A.
BIOSFER
DAN ASPEK SEBARAN HEWAN DAN TUMBUHAN
1.
Pengertian
Biosfer
Ditinjau
dari epistemologinya, istilah biosfer terdiri dari dua kata, yaitu bio yang
berarti hidup dan sphere yang berate lapisan. Jadi, secara harfiah biosfer
berarti lapisan hidup atau organisme.
Persebaran
makhluk hidup di permukaan bumi tidak merata. Persebaran itu tergantung pada
beberapa faktor seperti berikut :
a)
Perbedaan iklim (klimatik), suhu, curah
hujan, kelembaban, dan angin.
b)
Keadaan tanah (edafik), humus tanah,
ukuran butir tanah (tekstur), besar kecilnya ukuran tanah, tingkat kegemburan,
mineral hara (mineral organik), air tanah, dan kandungan udara.
c)
Tinggi rendahnya permukaan bumi (relief)
mempengaruhi pola penyinaran matahari (disebut juga factor fisiografi).
d) Tindakan
manusia (faktor biotik) mengubah bentangan alam yang sudah ada. Misalnya tanah
tandus menjadi daerah hutan.
2.
Identifikasi
Sebaran Hewan dan Tumbuhan Di Permukaan Bumi
2.1
Persebaran
Komunitas Tumbuhan Di Dunia
Komunitas
organisme tumbuhan secara umum di dunia dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :
tumbuhan berdasarkan perubahan naik garis lintang (yang berarti pula penurunan
temperaturnya) dalam pembagian mintakat (zona) temperatur. Macam tumbuhan
tersebar sepanjang tumbuhan kekeringan atau penurunan kelembaban. Tiga macam
komunitas tumbuhan tersebut adalah sebgai berikut.
a)
Hutan, tumbuhan utama berupa pohon –
pohon besar.
b)
Padang rumput, tumbuhan utama adalah
rumput.
c)
Gurun, tumbuhan utama dan kondisi
iklimnya.
2.2
Jenis
Komunitas, Pembagiannya dan Kondisi Iklimnya
a)
Hutan Tropis
Hutan – hutan basah tropika diseluruh dunia
mempunyai persamaan. Sepanjang tahun hutan basah cukup mendapat air dan keadaan
alamnya. Sehingga komunitas hutan tersebut akan kompleks. Misalnya, terdapat
didaerah tropika dan subtropika yang ada di Indonesia, daerah Australia bagian
utara, papua (irian jaya) bagian timur, afrika tengah, dan amerika tengah.
Pohon – pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40
meter dengan cabang – cabangnya yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung (canopy) yang mengakibatkan hutan menjadi gelap.
Pada hutan bawah tropika selain pepohonan yang
tinggi, terdapat yang khas, yaitu liana dan epifit. Rotan adalah jenis liana,
sedangkan anggrek adalah jenis epifit.
b)
Hutan gugur
Di dearah yanh briklim sedang, selain terdapat
banyak padang rumput dan jading – kadang ada gurun, yang paling khas adalah
adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal – hal berikut :
v Curah
hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 sampai 1000 mm per tahun serta
adanya musim dingin dan musim panas.
v Musim
yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Tumbuhan yang tahan dingin
dapat berkecambah menjelang musim panas.
c)
Taiga
Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti
daun. Pohon – pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutama
pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus).
Taiga kebanyakan terdapat dibelhan bumi bagian utara (Siberia utara, rusia,
kanada tengah, dan utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung
antara 3 sampai 6 bulan.
d) Padang
Rumput
Daerah padang rumput ini terbentang dari dearah
tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan di daerah padang rumput pada
umumnya antara 250 mm – 500 mm/tahun. Contohnya adalah rumput buffalo grasses
dan rumput grama.
Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti
berikut :
v Tundra
terdpat di daerah bersuhu dingin dan bercurah hujan rendah.
v Praire
(padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan
musim panas. Rumput di praire lebih tinggi dibandingkan rumput tundra.
v Stepa
terdapat didaerah dengan curah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari
rumput – rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
v Tumbuhan
yang biasa tahan hidup didaerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan
terhadap kelembaban rendah. Sabana terdiri dari :
·
Belukar tropik
·
Hutan sabana
·
Sabana
·
Semi arid
e)
Gurun
Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan
berbatasan dengan padang rumput. Curah hujan digurun adalah rendah, yaitu
sekitar 250 mm/tahun atau kurang. Apabila hujan turun, tumbuhan digurun segera
tumbuh berbunga, dan berbuah dengan cepat.
f)
Tundra
Daearah tundra hanya terdapat dibelahan bumi utara
dan kebanyakan terletak di daerah lingkungan kutub utara.i daerah tundra ini banyak terdapat lumut, terutama
sphagnum dan lichenes (lumut kerak).
Biasanya berbunga dengan warana yang menyolok dengan
masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga pada musim pertumbuhan,
pemandangannya sangat indah.
2.3
Penyebaran
Komunitas Hewan Di Dunia
Keadaan hewan ditiap – tiap daerah (bioma)
tergantung pada kemungkinan – kemungkinan yang dapat diberikan daerah itu untuk
member makanan. Akibat pengaruh iklim terdapatlah hewan pegunungan, hewan
dataran rendah, hewan padang rumput (sabana), hewan hutan tropis, dll.
a)
Hewan Di Daerah Padang Rumput
Spesies – spesies hewan bila dibandingkan dengan
habitat darat lainnya hewan pemakan rumput yang besar – besar, misalnya zebra
di afrika dll merupakan konsumen primer dipadang rumput. Terdapat juga
predator.
b)
Hewan Di Daerah Gurun
Hewan – hewan gurun beradaptasi terhadap lingkungan
yang panas dan gersang. Hewan besar sukar menyesuaikan diri terhadap suhu
tinggi dan ketiadaan air.
c)
Hewan Di Daerah Tundra
Hewan yang tetap di daerah ini, baik sejenis burung
Mau pun mamalia, mempunyai bulu atau rambut yang tebal. Bulu tebal ini
berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari suhu rendah. Jumlah spesies makhluk
hidup yang menetap di daerah tundra sangat sedikit.
d) Hewan
Di Daerah Hutan Basah
Suatu contoh keadaan ekologi yang sama walaupun
letak geografis daerahnya berjauhan adalah bahwa herbivore menjadi buruan dari
karnivora. Contoh karnivora didaerah Asia-afrika adalah macan tutul,sedangkan
di Amerika adalah jaguar.
e)
Hewan di daerah hutan gugur
Beberapa hewan yang hidup di daerah hutan gugur
adalah beruang, rusa, raccoon, tupai, dan burung pelatuk.
f)
Hewan di daerah taiga
Kebanyakan burung yang hidup di daerah taiga adalah
burung yang berimigrasi ke selatan pada waktu musim gugur. Hewan khas yang
terdapat di taiga adalah moose.
B.
ANALISIS
SEBARAN HEWAN DAN TUMBUHAN DI INDONESIA
1.
Persebaran
Tumbuhan di Indonesia
Indonesia, negara kita yang tercinta ini, terkenal
di dunia dengan keanekaragaman floranya. Umumnya flora di Indonesia memiliki
ciri-ciri: selalu hijau sepanjang tahun, hanya sebagian kecil yang
memperlihatkan adanya musim gugur, jumlah spesiesnya banyak dan banyak tumbuhan
endemik. Persebaran flora sangat erat kaitannya dengan faktor geologi, iklim
dan ketinggian tempat.
1.1
Pembagian
Hutan Indonesia Berdasarkan Iklim
Menurut W.Koppen, jika berdasarkan iklim, hutan
Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga wilayah, yaitu :
1)
Indonesia
Bagian Barat
Wilayah
Indonesia bagian barat termasuk dalam wilayah iklim Af (tropis basah). Di
wilayah ini terdapat hutan hujan tropis dengan cirri antara lain :
v Daun
lebat
v Rata
– rata ketinggian pohon adalah 60 m.
v Banyak
terdapat pohon memanjat.
v Banyak
tumbuh pohon epifit (pakis dan anggrek).
2)
Indonesia
Bagian Tengah
Wilayah
Indonesia bagian tengah termasuk dalam wilayah iklim Am (tropis sedang). Di
wilayah ini terdapat hutan musim dengan ciri antara lain :
v Pohon
lebih rendah dari hutan hujan tropis.
v Pada
musim kemarau daunnya gugur.
v Pada
musim penghujan mulai bertunas.
3)
Indonesia
bagian timur
Wilayah
Indonesia bagian timur termasuk dalam wilayah iklim Aw (tropis kering). Di wilayah ini terdapat hutan sabana dengan ciri
antara lain padang rumput, terdapat semak – belukar, dan pohon – pohon rendah.
1.2 Jenis Flora berdasarkan
Faktor Geologi
Secara geologis,
pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua Asia sedangkan
pulau-pulau di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh
karena itu tumbuhan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan
tumbuhan di Indonesia Barat demikian pula ciri-ciri tumbuhan di Indonesia Timur
mirip dengan tumbuhan di benua Australia. Berdasarkan hal tersebut, flora di
Indonesia dibedakan dalam tiga wilayah, yaitu flora di dataran Sunda, di
dataran Sahul dan di daerah Peralihan.
1)
Flora di Dataran Sunda
Flora
di dataran Sunda disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya mirip dengan
ciri-ciri tumbuhan Asia. Ingat sejarahnya bukan? Contoh-contohnya yaitu:
tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenis
nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat pulau Sumatera
dan sebagian besar wilayah Kalimantan.
Di
dataran Sunda banyak dijumpai tumbuhan endemik. Di Kalimantan 59 jenis dan di
Jawa 10 jenis. Apakah tumbuhan endemik itu? Tumbuhan endemik adalah
tumbuhan yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang
relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah lain. Misalnya bunga
Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera
Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang hanya tumbuh di Tapanuli Utara,Sumatera
Utara.
2.
Persebaran
Hewan di Indonesia
Seperti
pada pembagian tumbuhan, Indonesia dibagi menjadi tiga daerah hewan, yaitu :
2.1
Indonesia
Bagian Barat
Di
wilayah Indonesia bagian barat terdapat hewan – hewan yang mirip hewan di
daerah asia. Contohnya :
v Harimau,
terdapat di jawa, Madura, dan Bali
v Beruang,
terdapat di Sumatera dan Kalimantan
v Gajah,
terdapat di hutan – hutan sumatera, mirip gajah di india
v Badak,
terdapat di sumatera dan jawa. Badak ini mirip badak di Malaysia, Thailand, Indocina,
India, dan Myanmar
v Banteng,
terdapat di jawa dan Kalimantan
v Mawas
(orang utan), terdapat di sumatera dan Kalimantan
v Siamang
(kera berwarna hitam dan tidak berekor), terdapat di sumatera
v Tapir,
terdapat di sumatera dan Kalimantan
v Kera
gibbon, terdapat di sumatera dan Kalimantan
2.2
Indonesia
Bagian Tengah
Hewan
– hewan yang terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah adalah campuran dari
hewan Indonesia bagian barat dan timur. Selain itu, di Indonesia bagian tengah
terdapat hewan – hewan khas Indonesia, seperti berikut ini :
v Biawak
dan komodo, terdapat di pulau komodo, Nusa Tenggara Timur.
v Anoa
(mirip lembu dan hidup liar), terdapat di Sulawesi.
v Babi
rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku
bagian barat.
v Burung
Maleo merupakan burung yang sangat langka, terdapat di Sulawesi dan kepulauan
Sangihe.
2.3
Indonesia
Bagian Timur
Hewan
– hewan di wilayah Indonesia bagian timur mirip dengan hewan – hewan di
Australia. Contohnya :
v Kangguru
pohon (binatang berkantung, terdapat di Papua (Irian Jaya)
v Burung
Cendrawasih, terdapat di Papua (Irian Jaya) dan kepulauan Aru.
v Burung
kakaktua, berjambul merah dan berjambul putih, terdapat di Maluku.
C.
ANTROPOSFER
DAN KEPENDUDUKAN
1.
Pengertian
Antroposfer
Antroposfer adalah salah satu obyek material dari
kajian geografi yang membahas mengenai dinamika manusia yang meliputi
kelahiran, kematian, dan migrasi. Antroposfer mempelajari tentang
kondisi demografis suatu wilayah yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan
penduduk, pertumbuhan penduduk, dan lain-lain.
2.
Kependudukan
2.1 Jumlah dan Persebaran
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk dunia sangat pesat tahun 1999 jumlahnya mencapai 6 milyar dan pada
tahun 2005 mencapai 9 milyar. Pertumbuhan yang melesat ini dikenal sebagai
ledakan jumlah penduduk.
1)
Dampak
Ledakan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang terlalu
cepat dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain adalah sebagai berikut :
a.
Persaingan
Lapangan Pekerjaan, semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin banyak orang
memperebutkan lapangan pekerjaan.
b.
Persaingan
untuk mendapat permukiman, kondisi ini biasanya terjadi dikota-kota besar,
mereka yang tidak mendapatkan pemukiman yangterjangkau biasanya tinggal di
kawasan kumuh.
c.
Kesempatan
pendidikan, pertambahan penduduk yang tinggi tidak diimbangidengan pembangunan
sarana dan prasarana mengakibatkan tidak semuapenduduk memiliki kesempatan
mendapatkan pendidikan yang layak.
2)
Pengendalian
Peledakan Penduduk
Oleh karena peledakan penduduk bisa
menimbulkan berbagai dampak masalah, maka hampir tiap Negara memikirkan cara
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Adapun cara yang biasanya
dipergunakan adalah sebagai berikut :
a.
Insentif
dan sanksi. Insentif merupakan tunjangan biaya yang diberikan olehpemerintah
berwenang. Sanksi merupakan pembatasan tujangan yangdiberikan pemerintah
berwenang.
b.
Pendidikan
tentang keluarga berencana.
2.2 Komposisi Atau Susunan Penduduk
1)
Menghitung Jumlah Penduduk
a.
Sensus Penduduk
Sensus
penduduk dapat dibedakan atas dua macam, yakni sensus de facto dan dejure.
Sensus de facto adalah penghitungan
penduduk atau pencacahan penduduk yangdilakukan terhadap setiap orang yang pada
waktu sensus diadakan berada dalamwilayah sensus. Sementara sensus de jure adalah pencacahan yang
hanya dikenakanpada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal dalam wilayah
sensus tersebut.
b.
Registrasi
Registrasi
merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran, kematian dansegala kejadian
penting manusia, misalnya perkawinan, perceraian, pengangkatan anakdan
perpindahan penduduk.
c.
Survei
Survei
merupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh daerah.
2)
Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk adalah pengelompokan
penduduk atas dasar kriteriatertentu. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dapat
dikelompokkan menjadipenduduk lak-laki dan perempuan. Sementara berdasarkan
umur, penduduk dapat dikelompokkan menurut ukuran rentang usia tertentu,
misalnya satu tahun, lima tahun,dan dua puluh lima tahun.
Komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin dapat disajikan dalambentuk tabel atau bentuk grafik. Grafik
susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu yang
berbentuk piramida disebut piramida penduduk. Piramida penduduk dapat
digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu piramida
penduduk muda, piramida penduduk
stasioner, dan piramida penduduk tua.
a.
Piramida
penduduk muda
Piramida
ini menunjukkan bahwa penduduk suatu negara tersebut sedang mengalmai
pertumbuhan.
b.
Piramida
penduduk Stasioner
Piramida
ini menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu negaratersebut keadaan stasioner
atau tetap. Piramida penduduk ini menunjukkan bahwa jumlah kelahiran dan
kematian seimbang.
c.
Piramida
penduduk tua
Piramida
ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu negaratersebut berada pada
kelompok usia tua.
2.3 Menghitung
Pertumbuhan Penduduk Suatu Wilayah
Pertumbuhan
penduduk adalah keseimbangan dinamis antarakekuatan kekuatan yang menambah dan
kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, yaitukelahiran, kematian, dan migrasi. Faktor pertumbuhan
penduduk, kelahiran dan kematian disebut faktor alami, sedang migrasi disebut
faktor nonalami. Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat
mengurangi jumlah penduduk. Faktor migrasi dapat menambah atau mengurangi
jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk
(imigrasi) dan migrasi yang bersifat mengurangidisebut migrasi keluar
(emigrasi).
1)
Mengukur
Pertumbuhan Penduduk
a.
Pertumbuhan
Penduduk Alami (natural increase)
Pertumbuhan penduduk alami adalah
selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.
Dimana :
T : pertumbuhan penduduk
L : jumlah kelahiran
M : jumlah kematian
Contoh
:
Diketahui
jumlah kelahiran penduduk kota Bekasi pada tahun 2006 adalah 8.000 jiwa dan
angka kematiannya 3.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan alaminya ?
Jawab : T = ( 8.000 - 3.000 ) = 5.000 jiwa.
Pertumbuhan
penduduk kota Bekasi tahun 2006 adalah 5.000 jiwa
b.
Pertumbuhan
Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total
memperhitungkan migrasi (imigrasi dan emigrasi), dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
T : pertumbuhan penduduk
L : jumlah kelahiran
M : jumlah kematian
I : jumlah imigrasi
E : jumlah emigrasi
Contoh :
Diketahui
jumlah kelahiran penduduk kota Bekasi pada tahun 2006 adalah 8.000jiwa dan
angka kematiannya 3.000 jiwa. Jumlah Imigrasi 2.000 jiwa dan emigrasi
1.000jiwa. Berapakah pertumbuhan totalnya ?
Jawab
: T = (8.000 - 3.000) + (2.000 - 1.000
) jiwa = 5.000 + 1.000= 6.000 jiwa.
Jadi,
pertumbuhan penduduk total kota Bekasi tahun 2006 = 6.000 jiwa.
2)
Proyeksi
Penduduk
Jumlah
penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau diproyeksikanmengenai
jumlah penduduk masa yang akan datang sangat penting.
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po : jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar
(diketahui)
n : jumlah tahun antara o hingga n
r : tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam
%)
3)
Kelahiran
(natalitas)
a.
Faktor-faktor
pronatalitas
v Kawin usia muda
v Tingkat kesehatan
v Anggapan banyak anak banyak rezeki.
b.
Faktor-faktor
antinatalitas
v 1. Pembatasan
umur menikah
v 2. Program
Keluarga Berencana
v 3. Pembatasan
tunjangan anak
v 4. Anak
merupakan beban
Pengukuran
kelahiran dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a.
Angka Kelahiran KasarAngka kelahiran
kasar (crude birth rate disingkat CBR) menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000
penduduk setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
B :
Banyaknya anak yang lahir (birth) pada tahun tertentu
P : Jumlah penduduk (population) pada pertengahan
tahun
K : Konstanta (1000)
b.
Angka
Kelahiran Menurut Umur.
Cara
pengukuran kelahiran metode CBR seringkali kurang memuaskan karenatidak
memperhatikan pembagian menurut jenis kelamin dan menurut golongan umur.
Dimana :
Bx : Jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok
umur x
Px : Jumlah wanita pada kelompok umur x
k : Konstanta (1.000)
4)
Kematian
(mortalitas)
a.
Faktor-faktor
anti mortalitas
v Tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai,
v Lingkungan yang bersih dan teratur,
v Adanya ajaran agama yang melarang
bunur diri,
v Tingkat kesehatan masyarakat yang
tinggi sehingga penduduk tidak mudah terserang penyakit.
b.
Faktor-faktor
promortalitas
v Kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan,
v Fasilitas kesehatan yang kurang
memadai, misalnya kurangnya rumahsakit, peralatan kesehatan, dan obat-obatan,
v Seringnya terjadi kecelakaan lalu
lintas,
v Adanya bencana alam yang meminta
korban jiwa,
v Terjadinya peperangan.
Pengukuran
kematian dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a.
Angka Kematian KasarAngka kematian
kasar (crude death rate / CDR) adalah
angka yang menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun,
dengan rumus sebagai berikut :
b.
Angka Kematian Menurut Umur Angka
kematian menurut umur (Age Specific Death
Rate/ASDR) adalah angka yang menyatakan banyaknya kematian pada kelompok
umur tertentu setiap 1.000penduduk dalam kelompok umur yang sama, dengan rumus:
2.4
Kualitas
dan Permasalahan Kependudukan di Indonesia
1)
Persebaran
dan Kepadatan Penduduk
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiaptiapdaerah atau negara
adalah sebagai berikut.
a.
Faktor
Fisiografis
Penduduk
selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis, tanah subur,
relief baik, cukup air, dan daerahnya aman.
b.
Faktor
Biologi
Tingkat
pertumbuhan penduduk di setiap daerah adalah berbeda-beda karenaadanya
perbedaan tingkat kematian, tingkat kelahiran, dan angka perkawinan.
c.
Faktor
Kebudayaan dan Teknologi
Daerah
yang masyarakatnya maju, pola berpikirnya bagus, dan keadaanpembangunan
fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan daerahyang
terbelakang.Kepadatan penduduk dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
v Kepadatan penduduk aritmatik, yaitu jumlah
rata-rata penduduk setiap km2, dengan persamaan :
v Kepadatan penduduk agraris, yaitu
jumlah rata-rata penduduk petani setiap tahunluas lahan pertanian,
2.5
Kualitas Penduduk Berdasarkan
Pendidikan, Kesehatan, Mata pencaharian,
Dan Pendapatan.
1)
Kualitas
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Menurut
tingkat pendidikannya, penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk yang buta
huruf dan yang melek huruf. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.
Masih
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
b.
Pendapatan
penduduk yang rendah menyebabkan anak tidak dapat melanjutkansekolah karena
tidak mempunyai biaya.
c.
Kurang
dan tidak meratanya sarana pendidikan.
Untuk
menaikkan tingkat pendidikan penduduk, pemerintah Indonesia mengambil
langkah-langkah, antara lain sebagai berikut :
a.
Membangun
sekolah-sekolah baru terutama SD Inpres di daerah-daerah yang kurang jumlah
sekolahnya.
b.
Mengadakan
perbaikan dan penambahan alat-alat pratikum, laboratorium, perpustakaan dan
buku-buku pelajaran.
c.
Menambah
dan meningkatkan kualitas guru.
d.
Mencanangkan
program wajib belajar dan orang tua asuh.
e.
Memberikan
beasiswa kepada murid-murid yang berprestasi.
f.
Menjalankan
Undang-Undang Dasar.
2)
Kualitas
Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan
Penduduk
suatu negara dikatakan berkualitas tinggi apabila tingkat kesehatannya
juga tinggi. Dalam upaya menaikkan tingkat kesehatan masyarakat, dilakukan
langkah-langkah :
a.
Memperbanyak
dan meningkatkan fungsi rumah sakit, puskesmas, dll.
b.
Menambah
jumlah serta menaikan kualitas tenaga medis.
c.
Menyelenggarakan
penyuluhan kesehatan, gizi, dan lingkungan.
d.
Mengadakan
imunisasi massal secara murah atau gratis.
e.
Mengadakan
Posyandu.
3)
Kualitas
penduduk menurut mata pencaharian penduduk
Dengan
meningkatnya tingkat pendidikan, maka kualitas tenaga kerja punmenjadi
meningkat, sehingga lapangan kerja yang ada dapat terisi oleh tenagakerja yang
berkualitas baik.
4)
Kualitas
penduduk menurut Pendapatan (Penghasilan)
Besarnya
penghasilan dapat mempengaruhi taraf hidup seseorang. Makin tinggi penghasilan
makin tinggi pula tarap hidupnya. Pendapatan per kapita itu dipengaruhi oleh
besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam satu tahun yang disebut GNP
(Gross National Product) dan perkembangan jumlah penduduk.Rasio ketergantungan
(dependency ratio) adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban tanggungan
atau besar angka ketergantungan dari kelompok usia produktif terhadap kelompok
tidak produktif, dengan persamaan :
Sedangkan
Sex Ratio adalah suatu angka yang menunjukkan jumlah penduduklaki-laki
dibandingkan jumlah penduduk perempuan di suatu wilayah. Persamaannya adalah :
2.6
Masalah Kependudukan Di Indonesia
Tidak ada satu
pun diantara kita yang tidak akan mengkaitkan penguasaan teknologi dengan
Sumber Daya Manusia (SDM). Berbagai pandangan telah banyak dikemukakan
berkaitan denganketidak mungkinan kita menghindar dari pengaruh dan kebutuhan
akan teknologi. Adapun berbagai permasalahan kependudukan di Indonesia antara
lain sebagai berikut :
1)
Jumlah
penduduknya banyak.
2)
Pertumbuhan
penduduknya cepat.
3)
Persebaran
penduduknya yang tidak merata.
4)
Komposisi
penduduk kurang menguntungkan.
5)
Arus
urbanisasi tinggi.
Beberapa
usaha untuk mengatasi permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup,
diantaranya :
1)
Perencanaan,
pengaturan, dan pembatasan usia minimal pernikahan.
2)
Perencanaan,
pengaturan dan pembatasan kelahiran.
3)
Meratakan
persebaran penduduk.
4)
Memperluas
kesempatan kerja
5)
Menyelenggarakan
pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup.
6)
Intensifikasi
dan ekstensifikasi pertanian.
7)
Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
8)
Perluasan
industrialisasi.
9)
Penggunaan
tanah untuk pertanian, perindustrian.
D.
LINGKUNGAN
HIDUP UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1.
Hakikat
Lingkungan hidup
Kesatuan ruang dengan semua benda,
daya keadaan, makhlik hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya (UU no. 4/1982/tentang pokok pengelolaan lingkungan
hidup).
2.
Penggolongan
lingkungan hidup
Lingkungan hidup merupakan satu
kesatuan yang membentuk suatu wilayah (ekosistem), didalamnya meliputi
lingkungan alam hayati, non hayati dan buatan serta social. Lingkungan hidup
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1)
Lingkungan
hidup alamiah (semua benda, keadaan, makhluk hidup dan komponen-komponen
abiotik lainnya, dimana kondisinya masih serba alamiah dan tanpa atau sedikit
campur tangan manusia. Contoh : hutan primer, daerah aliran sungai (DAS), hutan
mangrove.
2)
Lingkungan
hidup buatan (lingkungan hidup alami yang sudah didominasi kehadiran
manusia). Jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah
lingkungan hidup alamiah. Lingkungan hidup binaan ini selalu ditandai oleh
timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia.
3.
Unsur-unsur
lingkungan hidup
Unsur-unsur lingkungan hidup terdiri atas :
1)
Unsur
Abiotik (tidak hidup). Komponennya meliputi air, udara dan tanah.
2)
Unsur
Biotik (hidup). Unsur biotik adalah segala sesuatu yang terdapat
disekitar kita yang berwujud makhluk hidup.
3)
Unsur
Sosial budaya. Manusia adalah bagian dari unsure-unsur ekosistem yang tidak
mungkin dapat dipisahkan. Oleh karena itu, seperti halnya dengan organism
lainnya kelangsungan hidup manusia tergantung pula pada kelestarian
ekosistemnya.
4.
Bentuk
kerusakan lingkungan
1)
Kerusakan akibat proses alam
Bumi tidak
statis, selalu berubah dan sampai saat ini perubahan itu masih terus
berlangsung. Misalnya, benua yang bergerak, gunung meletus, gempa bumi, angin
topan, terjadi penyimpangan musim antara musim hujan dengan kemarau. Kejadian
itu diluar pengaruh kegiatan manusia dan manusia pun tidak mampu mencegahnya.
2)
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia
Masalah
lingungan saat ini telah menjadi masalah global yang dirasakan bukan hanya oleh
Negara bersangkutan tetapi oleh Negara lain, seperti kebakaran hutan di
Indonesia asapnya sampai kenegara tetangga seperti Malaysia, singapura, dan
Brunai Darussalam. Beberapa kerusakan akibat ulah manusia antara lain ; kebakaran
hutan, pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah serta kerusakan
hutan.
5.
Usaha
pelestarian lingkungan hidup
Mengingat kondisi lingkungan kita
sudah tercemar parah maka sudah sewajarnya kalau kita semua ikut bertanggug
jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup agar kualitas lingkungan tidak
menurun. Tanggung jawab dalam menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab
pemerintah saja melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan
masyarakat.
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah antara lain :
1)
Undang-undang
no. 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
2)
Surat
keputusan menteri perindustrian no 148/11/SK/4/1985 tentang pengamanan bahan
beracun berbahaya di perusahaan industry.
3)
Peraturan
pemerintah (PP) Indonesia n0 29 tahun 1986 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan.
4)
Pembentukan
badan pengendalian lingkungan hidup pada tahun 1991.
Beberapa usaha yang bias di lakukan
untuk pelestarian lingkungan hidup, yaitu :
1)
Melakukan
pengelolaan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan serta mengatur system
irigasi atau drainase sehingga aliran tidak tergenang.
2)
Mengolah
limbah terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak mencemari lingkungan.
3)
Reboisasi
pada lahan-lahan kritis, tandus dan gundul
4)
Melakukan
system tebang pilih agar kelestarian hutan, sumber air dan fauna yang ada di
dalamnnya dapat terjaga.
5)
Menciptakan
dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
6)
Melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
6.
Hakikat
Pembangunan berkelanjutan
Tujuan pembangunan antara lain
meningkatkan kesejahteraan sekaligus martabat manusia. Dengan demikian,
pembangunan dapat dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa kondisi yang sesuai
dengan indikator pembangunan.
Beberapa indikator dari pembangunan
adalah :
a.
Meningkatnya
kesejahteraan hidup masyarakat.
b.
Memiliki
fungsi dan peruntukan yang tepat.
c.
Memiliki
dampak yang minimum terhadap kerusakan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable development) adalah
pembangunan yang dalam perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan
memperhatikan Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Hal ini dimaksudkan
agar generasi mendatang dapat pula menikmati kualitas dan kuantitas sumberdaya
alam sebagai mana yang kita nikmati sekarangsehingga kita mewariskan pencemaran
dan kerusakan pada generasi penerus kita.
Dasar hukum pelaksana AMDAL di
Indonesia diatur dalam pasal 16 Undang-undang lingkungan hidup tahun 1982 yang
berbunyi : “Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.”
7.
Ciri
pembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan yang berwawasan
lingkungan adalah bentuk pembangunan yang tetap memperhatikan daya dukung
lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam. Pembangunan yang berwawasan
lingkungan akan menghasilkan suatu pembangunan yang berkelanjutan dan seimbang,
pembangunan ini melaksanakan konsep dan analisis SWOT ( strenght, Weakness,
Opportunity, and Threats) atau Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Berdasarkan uraian tersebut maka
secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain :
1)
Dilakukan
dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami
kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki serta yang akan timbul
dikemudian hari.
2)
Memperhatikan
daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan pembangunan
3)
Meminimalisasi
dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan
4)
Melibatkan
partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada disekitar lokasi
pembangunan.
8.
Faktor
pendukung pembangunan berkelanjutan
Faktor
pendukung pembangunan berkelanjutan antara lain:
1)
Terjaganya
proses ekologi
2)
Ketersediaan
sumberdaya, karena pada hakikatnya proses pembnagunan merupakan usaha yang
disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sumberdaya tersebut agar dapat
lebih efisien serta berusaha mencari sumberdaya alternatif.
3)
Dukungan
lingkungan sumberdaya.
Karena pembangunan mempunyai dampak
terhadap lingkungan , maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup
yang bertujuan untuk :
1)
Tercapainya
keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan.
2)
Terkendalinya
pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.
3)
Terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan.
4)
Memperkecil
tingkat kerusakan terhadap lingkungan hidup
Tag :
Makalah IPS
0 Komentar untuk "Contoh Makalah IPS tentang Modul Geografi"