4.2.3 Upaya Guru untuk Mengatasi Kesulitan Siswa
dalam Keterampilan Berbicara
Instructor belief about
language learning. Dalam hal ini instructor
adalah guru yang mengajar. Bagaimana guru memandang proses belajar dan cara dia
mengajar memberi pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar.
Dalam hal ini pandangan guru terhadap muridnya meliputi peran dia sebagai guru
dan bagaimana hubungan antara guru dan murid. Apabila hubungan antara guru
dengan murid baik maka proses belajar-mengajar akan berjalan dengan lebih baik
dan dengan hasil yang lebih baik. Guru bahasa Inggris berpendapat bahwa hal
pertama yang harus diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah figur
guru. “Pertama, figur guru harus menyenangkan bagi anak” (guru bahasa Inggris).
Hal ini sejalan dengan pernyataan Balhadi (1986: 46) sebagai berikut:
Kelas yang sudah
dihinggapi kuman penyakit mental seperti “tidak menyenangi guru”, misalnya,
sukar untuk diarahkan kepada tujuan yang sudah ditargetkan, lebih-lebih jika
yang menanganinya itu justru guru yang kurang disenangi itu.
Figur guru yang
menyenangkan siswa akan menarik siswa untuk senang belajar bahasa Inggris.
Siswa yang tidak menyenangi gurunya akan malas, apatis, bahkan takut untuk
mengikuti pelajaran apalagi menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal
serupa diungkapkan oleh Saefurohman (2009) sebagai berikut:
Ternyata, banyaknya siswa yang dianggap lambat dan gagal
menerima materi dari guru disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru
dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya, jika gaya mengajar guru sesuai dengan
gaya belajar siswa, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan.
Guru akan merasa senang karena menganggap semua siswanya cerdas dan berpotensi
untuk sukses pada jenis kecerdasan yang dimilikinya.
Apabila suasana belajar-mengajar menyenangkan,
maka siswa akan memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya tinggi. “Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar” (surur, 2010). Sebanyak 13 siswa merasa senang belajar bahasa
Inggris dan hanya 2 orang yang menyatakan tidak senang dengan alasan susah pada
pelajaran bahasa Inggris ini. Alasan yang melatarbelakangi siswa senang pada
pelajaran bahasa Inggris tidak hanya karena manfaat belajar bahasa Inggris
yaitu bisa bicara bahasa Inggris tetapi juga oleh figur guru yang menurut
mereka menyenangkan.
Siswa 7 : “iya, rame”.
Siswa 10 : “senang karena seru”.
Siswa 12 : “ya, karena asyik”.
Sosok guru sudah dapat
menarik siswa untuk belajar bahasa Inggris. Langkah selanjutnya hal yang
dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara yaitu:
Pendekatan speaking, anak di drill
dulu, repeat and listen, ditulis di
papan tulis, trus diikuti, jangan terlalu banyak. Trus didiskusikan bersama
temannya. Lalu one by one maju ke
depan. Yang sudah lancar cukup satu kali. Kalau yang tidak lancar harus
berulang-ulang. Kedua, di rumah tetap anak harus latihan (guru bahasa Inggris).
Bahasa adalah alat. Alat yaitu alat
komunikasi, atau alat untuk menyampaikan pikiran (thought), perasaan (feeling)
dan kebutuhan (needs). Perlakukan bahasa sebagaimana fungsinya yaitu alat.
Itulah sebabnya dari sejak dini siswa harus menggunakannya. Maksud kata “drill” pada pernyataan di atas adalah
latihan atau berlatih. Kata ini cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa
Inggris termasuk keterampilan berbicara. Menurut Tarigan & Tarigan (1990:
23), ada tiga ciri khas keterampilan yang berlaku juga dalam keterampilan
berbahasa, yakni keterampilan berbahasa bersifat mekanistis, pengalaman, dan
jenis pertanyaan aplikasi sangat cocok dalam mengembangkan keterampilan
berbahasa. Dan menurut Asyroful (2008: 8) “berbicara bahasa inggris itu tidak mudah butuh belajar untuk menggunakan
bahasa tersebut salah satunya adalah latihan-latihan berbicara menggunakan
bahasa Inggris”. Selain itu, ciri-ciri keterampilan jika sudah melebur pada diri siswa adalah automatically
without thinking, siswa dapat melakukannya tanpa berpikir lagi seperti
orang berenang, orang naik sepeda, dan lain-lain. Begitu pula untuk menguasai
keterampilan berbicara tersebut adalah dengan banyak praktek dan latihan.
Guru bahasa Inggris : “Untuk media speaking jarang, beda dengan vocab karena langsung practice”.
Guru bahasa Inggris : “Kadang-kadang fifty-fifty. Yaitu dalam dua jam pelajaran dibagi dua, satu jam pelajaran guru mengarahkan dan satu jam pelajaran lagi praktek”.
Guru menekankan
kepada siswa untuk praktek di kelas. Siswa melakukan practice dialog tersebut bertujuan agar siswa berani untuk berbicara.
Selain itu, guru selalu mengingatkan siswa agar terus latihan di rumah
masing-masing. “...proses
belajar berbicara dalam bahasa asing akan menjadi mudah jika pembelajar secara
aktif terlibat dalam upaya-upaya untuk berkomunikasi (Furqanul dan Chaedar, 1996: 93)”. Siswa melakukan latihan di kelas maupun di rumah merupakan upaya aktif
siswa untuk berkomunikasi. Manfaat yang dapat diambil dari practice dialog yang dilakukan siswa adalah siswa dapat menambah vocabulary sebab dari dialog tersebut
terdapat kata-kata baru, biasanya siswa menggarisbawahi kata tersebut kemudian
dicari di kamus artinya. Seperti pernyataan dari siswa 3 berikut ini:
Siswa 3 :
“menggarisbawahi kata-kata yang sulit dan mengulang kata-katanya”.
Siswa yang enggan membuka kamus saat menemukan
kata-kata baru, maka tidak akan berhasil menguasai bahasa Inggris. Setiap siswa
ketika menemui kata-kata baru yang tidak ketahui, harus tergiur untuk
mencarinya. Paling tidak menanyakannya kepada guru, seperti yang dilakukan oleh
siswa 13, “membawa kamus atau menanyakan kepada guru kalau ada yang tidak
mengerti”.
Otomatis untuk speaking, di SD
itu pertama anak harus bisa berbicara. Dipupuk dulu vocabulary, setelah anak memahami vocabulary, otomatis anak memiliki keberanian untuk berbicara. Apa yang
akan dibicarakan itu? Karena dia telah memahami vocab sehingga anak dapat berbicara bahasa Inggris. (Guru bahasa
Inggris)
Langkah guru diatas hanya
langkah awal agar siswa mengenal bahasa Inggris. Dengan mengetahui vocabulary siswa diharapkan dapat menggunakan
kata-kata tersebut untuk berbicara.
Selain itu practice
dialog ini dapat melatih pronunciation
siswa, karena setiap kalimat benar-benar dilatih untuk diucapkan. Pembentukan
conversation itu harus diawali dari pembentukan kemampuan pronounciaton.
Banyak sekali kesalahpahaman dalam komunikasi antara orang Indonesia dengan
orang asing hanya karena masalah pronunciation, dimana kita tidak bisa
membedakan antara pengucapan bunyi beg dengan bag, antara they
dengan day, dan sebagainya. Itulah sebabnya mengapa materi pelatihan pronunciation
ini sangat wajib dibentuk di awal perjalanan belajar bahasa Inggris.
Guru bahasa
Inggris : “...murid harus memahami cara baca fonetiknya, pronunciation,...”
Guru memperhatikan
dialog siswa sampai selesai dan tidak memotongnya apabila melakukan kesalahan.
Guru membiarkan siswa berdialog sampai selesai. Kemudian guru mengomentari
apabila ada kekurangan dan diperbaiki kesalahannya.
Dialog siswa diperhatikan kemudian setelah selesai apabila ada kekurangan
dikomentari dan dibetulkan yang salahnya. Jangan sampai ketika ditengah-tengah
siswa melakukan kesalahan, langsung kita tegur. Itu dapat menurunkan
kepercayaan diri siswa (guru bahasa Inggris).
Langkah tersebut menurut guru telah
berhasil untuk memunculkan keberanian siswa.
Guru bahasa Inggris : “Ya berhasil. Siswa ada keberanian untuk praktek speaking”.
Dalam belajar bahasa Inggris, dapat mengucapkan
kata, frasa, dan kalimat secara benar, selayaknya ucapan yang dihasilkan oleh
penutur bahasa Inggris merupakan tujuan utama. Hal itu menjadi penting karena
dalam bahasa Inggris kesalahan pengucapan akan menyebabkan makna kata menjadi
keliru pula. Akibatnya, pesan yang ingin kita sampaikan tidak akan dapat
diterima dengan jelas.
Berdasarkan uraian tersebut, sangatlah penting memperkenalkan cara pengucapan bahasa Inggris secara benar sejak awal kepada pembelajar bahasa Inggris. Guru harus setia membimbing siswa agar terus berlatih keterampilan berbicara. Dengan demikian, dapat diharapkan munculnya pebelajar yang mampu menguasai cara-cara pengucapan yang benar dalam bahasa Inggris sehingga akhirnya dapat berbicara menggunakan bahasa Inggris secara lancar dan akurat.
Tag :
Skripsi Bahasa Inggris
0 Komentar untuk "Contoh Upaya Guru untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Keterampilan Berbicara dalam Skripsi Bahasa Inggris"