C. Upaya
Guru Menghadapi Gaya Belajar Siswa
Tidak
dipungkiri bahwa dewasa ini perilaku menyontek saat ulangan masih saja terjadi.
Hal ini selaras dengan ungkapan guru kelas IV yang mengatakan:
Guru
kelas : “Ketika ulangan saya masih
menemukan siswa yang nyontek, apakah itu langsung meminta jawaban kepada
temannya, ataupun secara diam-diam. Namun tidak sedikit pula siswa yang
terlihat teguh percaya diri dengan jawabannya sendiri dengan tidak menyontek
kepada temannya yang lain”.
Memang
benar, di tengah siswa yang terpaksa menyontek saat ulangan masih banyak siswa
lain yang berusaha menutup rapat kertas ulangannya sendiri agar tidak dilihat
oleh temannya.
Siswa
yang terlihat lambat dalam belajar, siswa yang sering membuat masalah di kelas,
siswa yang tidak pernah memperhatikan guru ketika mengajar, adalah siswa yang
lebih sering terlihat menyontek.
Guru
kelas : “Siswa
yang ketahuan menyontek itu biasanya siswa yang malas mencatat ketika guru
menerangkan. Tidak patuh dengan perintah guru. Biasanya saya mengurangi
nilainya langsung. Karena hasil yang didapatnya itu bukan murni hasilnya
sendiri, karena mungkin saja dia menyontek karena tidak mengerti dengan materi
yang diujikan”.
Barwood
(2011) mengatakan bahwa salah satu masalah besar dalam belajar, bahkan sebelum
kita mengkhawatirkan apakah kita bisa mengingat yang sudah kita pelajari atau
tidak adalah kenyataan bahwa banyak di antara kita yang tidak mencatat
informasi. Hal ini disebabkan karena kita tidak:
a. Mendengar
informasi, karena kebisingan latar belakang di kepala kita.
Maksudnya
adalah banyak diantara kita bahkan tidak benar-benar mendengar apa yang
dikatakan kepada kita. Hal ini terjadi karena jika kita yakin bahwa kita tidak
bisa melakukan hal ini atau ini membosankan sehingga pernyataan-pernyataan ini
akan diputar dalam pikiran kita. Hal ini mirip dengan mencoba mendengarkan
perkataan seseorang sementara ada suara radio keras di latar belakang.
b. Menyerap
informasi, karena informasi tersebut tidak diberikan dengan cara yang sesuai
untuk kita cerna.
Hal
ini berkaitan dengan bagaimana cara termudah bagi seseorang dalam menyerap
sebuah informasi. Bila tidak sesuai, maka tidak mudah bagi seseorang untuk
menyerap informasi dengan cepat.
Menurut
Shaun Kerry (dalam Sprenger, 2011) “bertahannya peristiwa ataupun informasi
tertentu dalam ingatan tergantung dari minat individu terhadap materi dan
pengaruh dramatis emosional, pendengaran, dan visualnya”.
Langer
(2008) pun mengungkapkan ketika orang tidak senang melakukan sesuatu, maka
penting untuk kita mengetahui alasannya.
Maka
dalam hal ini guru pun memegang peranan yang sangat penting bagaimana agar
semua siswa bisa menyerap pelajaran dengan mudah sesuai gayanya sendiri, dan
memberikan perhatian lebih pada siswa dengan mencari tahu apabila terdeteksi
ada permasalahan pada diri siswa.
Mike
Hughes (dalam Barwood, 2011) mengungkapkan,
Semua pembelajaran tanpa mempelajari
kembali seperti halnya mencoba memenuhi bak kamar mandi yang sumbatnya terlepas.
Hal ini berarti setiap informasi yang masuk secara otomatis akan keluar lagi
dengan sendiri karena tak ada penyumbat lubang yang menahannya keluar lagi
dengan cepat. Penyumbat lubang itu diibaratkan sebagai memori.
Setiap
hari guru memberikan nasehatnya untuk selalu mengulang kembali pelajaran yang
telah dipelajari di kelas setiap harinya.
Guru
kelas : “Memang
tidak mudahnya menjadi guru adalah harus memperhatikan karakteristik setiap
siswa. Kita pun harus mengajar menyesuaikan dengan siswanya sendiri. Namun,
pada kenyataannya mengajar selalu saja tetap dengan rutinitas yang itu-itu
saja.”
Selaras dengan
perkataan guru kelas IV ini, Narwanti (2011) dalam bukunya Creative Learning
memberikan gambaran mengenai ciri-ciri guru kreatif dengan singkatan FOR
CHILDREN, adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel
Kecerdasan majemuk, keragaman
gaya belajar, dan perbedaan karakter siswa menuntut guru harus fleksibel. Guru
harus luwes menghadapi segala perbedaan ini agar mampu menumbuhkan segala
potensi siswa.
2. Optimis
Guru harus optimis bahwa setiap
siswa memang memiliki potnsi dan setiap anak adalah pribadi yang unik.
Keyakinan guru bahwa interaksi yang menyenangkan dalam pembelajaran akan mampu
memfasilitasi siswa berubah menjadi lebih baik dan akan berdampak pada
perkembangan karakter siswa yang positif.
3. Respect
Kita tidak bisa meminta siswa
berlaku hormat, tetapi guru tidak memperlakukan siswa dengan hormat pula. Guru
hendaknya senantiasa menumbuhkan rasa hormat di depan siswa sehingga mampu
memacu siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran sekaligus hal-hal lain
yang dipelajarinya.
4. Cekatan
Anak-anak yang selalu aktif dan
dinamis harus diimbangi oleh guru yang aktif dan dinamis pula, sehingga bisa muncul
saling pemahaman yang kuat dan akan berdampak positif bagi proses dan hasil
pembelajaran.
5. Humoris
Humor-humor yang dimunculkan guru
disela-sela pembelajaran tentunya akan menyegarkan suasana pembelajaran yang
membosankan. Dengan humor-humor yang segar akan membuat suasana pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan.
6. Inspiratif
Fasilitasilah setiap siswa agar
mampu menemukan hal-hal baru yang bermanfaat. Jadikanlah setiap siswa menjadi
pribadi yang bermakna dengan menemukan sesuatu yang positif untuk perkembangan
kepribadiannya.
7. Lembut
Kelembutan akan membuahkan cinta,
dan cinta akan semakin merekatkan hubungan guru dengan para siswanya. Jika
siswa mersakan kelembutan setiap kali berinteraksi dengan guru maka hal ini
akan membat pembelajaran menjadi lebih efektif.
8. Disiplin
Ketika seorang guru membuat
kebijakan kedisiplinan, maka ingatlah tujuan awal yang diharapkan terhadap
perubahan sikap siswa ke arah yang lebih positif. Disiplin tidak harus selalu
identik dengan hukuman.
9. Responsif
Guru hendaknya cepat tanggap
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik, sosial budaya,
ilmu pengetahuan maupun teknologi.
10. Empatik
Guru yang empatik pastilah bisa
memahami bahwa siswa yang beragam memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang
berbeda. Dengan empatinya guru harus mampu membantu siswa yang mungkin kurang
cepat dalam menerima pelajaran.
11. Ngefriend
dengan siswa
Kedekatan menguatkan ikatan.
Jangan hanya jadikan siswa sebagai teman dinas, tapi jadikanlah siswa sebagai
teman sejati kita. Hubungan yang nyaman antar guru dan siswa tentunya akan
membuat anak lebih mudah menerima pembelajaran dan bersosialisasi dengan
lingkungan di sekitarnya.
Menjadi
guru itu bukanlah pekerjaan yang mudah, guru dituntut untuk kreatif dalam
mengajar, tidak mengajar dengan satu metode saja hingga siswa merasa bosan.
Bahkan siswa yang cara belajarnya sudah sesuai dengan gaya belajarnya pun akan
merasa frustasi di kelas karena cara mengajar guru yang tidak sesuai dengan
dirinya. Akibatnya siswa memutuskan tidak menyerap pelajaran di kelas. Di luar
pun ketika siswa belajar dengan caranya, akan tidak optimal bila di kelas dia
tidak mendapatkan apa-apa.
Ketika
guru mengajar sesuai dengan karakteristik gaya belajar yang dimiliki siswa, dan
ketika siswa mendapatkan sesuatu dengan cara yang sesuai dengan karakternya,
terdapat beberapa implikasi yang bisa didapatkan oleh masing-masing pengajar
dan pembelajar ini, diantaranya:
1. Bagi
Guru
a. Guru
tidak lagi men”judge” siswa dengan penilaian malas, bodoh, nakal. Karena
perilaku yang terlihat itu bisa saja merupakan bagian dari karakter siswa
tersebut dalam belajar.
b. Guru
akan mudah mengarahkan siswa untuk belajar dengan cara yang mudah diterima
sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa.
c. Guru
memberikan penilaian yang sesuai bagi siswa karena siswa mengerjakan setiap
pekerjaannya murni sesuai dengan pemahaman yang telah diterimanya tanpa
menyontek.
2. Bagi
siswa
a. Siswa
tidak lagi stress ketika belajar dan senantiasa bersemangat mengikuti pelajaran
di kelas.
b. Siswa
mudah menyerap, memahami, dan mengingat pelajaran.
c. Siswa
tidak akan menyontek ketika pelajaran telah dikuasinya.
d. Siswa
tidak akan ada yang merasa dirugikan karena nilai temannya yang menyontek lebih
besar dari dirinya yang tidak menyontek. Sebab siswa tidak lagi menyontek, dan
setiap pekerjaan murni hasil berpikirnya sendiri.
Tag :
Skripsi Bahasa Indonesia
0 Komentar untuk "Upaya Guru Menghadapi Gaya Belajar Siswa "