BAB II
KAJIAN
PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Kajian
Teori
1.
Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran
pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komponen yang berperan penting dalam
mencapai tujuan pembelajaran adalah menerapkan dan mengembangkan model
pembelajaran. Model Pembelajaran adalah suatu rancangan pembelajaran yang
berisi langkah-langkah pembelajaran yang sistematis untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Joyce dan Well (Tim
Pengembang MKDP Kurikulum dan Pengembangan, 2006, hlm.198) berpendapat bahwa
‘model pembelajran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.’ Sedangkan menurut Arends
(Trianto,2012, hlm.51) ‘model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial.’
Adapun empat
karakteristik dasar model pembelajaran menurut Mulyana (2004, hlm.75) yaitu “sintaks, sistem sosial, prinsip-prinsip
dan sistem pendukung.” Sintaks merupakan
suatu urutan langkah-langkah yang
menjelaskan cara melaksanakan suatu model pembelajaran yang ditunjukan dengan
berbagai rangkaian aktivitas (fase) yang
harus dilakuukan siswa dalam proses pembelajaran. Sistem sosial merupakan
suatu sistem yang menjelaskan peranan antara guru dan siswa saat berinteraksi
dalam proses pembelajaran yaitu guru berperan sebagai fasilitator sedangkan
siswa sebagai subjek pembelajar. Prinsip-prinsip reaksi merupakan penjelasan
respon atau tindakan yang harus dilakukan guru terhadap aktivitas yang
dilakukan oleh siswa. Sedangkan sistem pendukung merupakan penjelasan tentang
hal-hal yang diperlukan untuk melengkapi model diluar manusia seperti fasilitas
sarana dan prasana yang memadai untuk melakukan proses pembelajaran.
Model pembelajaran juga tidak bersifat kaku
artinya seorang guru boleh memilih dan mengembangkan model pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan dengan mempertimbangkan materi ajar, karekteristik siswa
dan kondisi lingkungan belajar di sekolah. Pengembangan model pembelajaran dapat
dilakukan secara bertahap dengan merancang proses pembelajaran secara
sistematis sesuai langkah-langkah suatu model pembelajaran dengan memodifikasi kegiatan pembelajaran
untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan untuk
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model
pembelajaran yang memenuhi karakteristik berdasarkan pendekatan kontruktivisme
yaitu siswa membangun sendiri pengetahuan. Menurut Putra (2012,hlm.85)
mengungkapkan Kata ‘Inkuiri berasal
dari bahasa inggris, yaitu to inquire yang
berarti penyelidikan.’ Dalam Mulyana (2004, hlm. 85) “Model
pembelajaran inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richad Suchman yang
memandang hakikat belajar sebagai latihan berpikir melalui melalui
pertanyaan-pertanyaan.”
Inti gagasan Suchman (Mulyana, 2004, hlm.85) adalah
(1) siswa akan bertanya bila mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan,
kurang jelas atau kejadian aneh, (2) siswa memiliki kemampuan untuk
menganalisis strategi berpikir mereka, (3) strategi berpikir dapat diajarkan
dan ditambahkan kepada siswa, dan (4) inkuiri dapat lebih bermakna dan efektif
apabila dilakukan dalam konteks kelompok.
Menurut W. Gulo (Putra ,2012, hlm.86)
‘Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.’ Sedangkan menurut National Science Education Standards,(Putra,2012, hlm.85) mendefinisikan bahwa
Inkuiri sebagai aktivitas beraneka ragam yang
meliputi observasi, membuat pertanyaan, memeriksa buku-buku atau sumber
informasi lain untuk melihat apa yang telah diketahui; merencanakan
investigasi; memeriksa kembali apa yang telah diketahui menurut bukti
eksperimen; menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisa, dan
menginterpretasikan data, mengajukan jawaban, penjelasan dan prediksi, serta
mengkomunikasikan hasil.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian
inkuiri tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan
suatu proses yang berpusat pada siswa bertujuan untuk menemukan sendiri konsep
pembelajaran melalui eksperimen atau observasi dalam rangka memecahkan dan
menyelesaikan suatu masalah.
Dasar
penggunaan model pembelajaran inkuiri menurut Mulyana (2004,hlm.85) menyatakan
bahwa “model pembelajaran
inkuiri dipandang sebagai model yang diasumsikan cukup akomodatif bagi
penyelenggaraan pembelajaran sains di sekolah dasar sekarang ini.” Model
pembelajaran inkuiri ini dipandang dapat menjembatani dan meminimalisir proses
pembelajaran yang verbalistik menjadi pembelajaran yang aktif melibatkan siswa
untuk menemukan sendiri pengetahuan dibawah bimbingan seorang guru.
Dengan demikian, melalui dasar penggunaan
model pembelajran inkuiri di SD diharapkan siswa mampu terlibat langsung dalam
menemukan sendiri tentang konsep yang telah dipelajari sehingga siswa lebih memahami
ilmu dan ilmu tersebut akan bertahan lama dalam diri siswa sehingga bermanfaat
bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Selain itu, menurut Putra (2012,
hlm.89) model pembelajaran inkuiri
mendukung beberapa karakteristik siswa, yaitu :
1) Secara insting
siswa selalu ingin tahu; 2) Dalam percakapan, siswa selalu ingin berbicara dan
mengkomunikasikan idenya; 3) Dalam membangun (kontruksi) pengetahuan, siswa
selalu ingin membuat sesuatu; 4) Siswa selalu mengekspresikan diri; 5) Perkembangan intelektual siswa SD berada
pada jenjang operasional konkret; 6) Perkembangan sosial siswa SD berada pada
fase bermain.
Achmad A Hinduan (Mulyana, 2004, hlm.87)
‘memperkenalkan empat jenis pendekatan model inkuiri yaitu model inkuiri
pendekatan rasional, inkuiri terbimbing, inkuiri penemuan murni dan inkuiri
pendekatan eksperimental.’ Dalam penelitian ini akan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing yang bertujuan untuk membimbing siswa melakukan
kegiatan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menemukan suatu konsep
pembelajaran.
Menurut Putra (2012, hlm.96) “Inkuiri
terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan
kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan dengan suatu diskusi.”
Sedangkan menurut Wina
Sanjaya (Roimi,2013, hlm.8) ‘Inkuiri
terbimbing adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan melalui bimbingan guru.’ Dengan demikian,
model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang berpusat
pada siswa dengan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk menemukan sendiri konsep
pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing
bertujuan untuk meningkatkan
keterlibatan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri konsep pembelajaran
dengan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan, mengurangi ketergantungan
siswa terhadap guru dalam memperoleh pelajaran, memberikan motivasi belajar
kepada siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Asep, dkk ( 2007,
hlm. 108 ) yaitu :
a.
Berorientasi
pada Pengembangan Intelektual
Maksudnya model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara
menyeluruh bukan hanya dari penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (hasil
belajar) tetapi berorientasi pada proses belajar yang menekankan aktivitas siswa
dalam mencari dan menemukan konsep pembelajaran.
b.
Prinsip
Interaksi
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing ini menitikberatkan pada
prinsip interaksi yang multi arah dalam proses pembelajaran yaitu interaksi
antara guru dan siswa, maupun siswa dengan siswa. Pembelajaran sebagai proses
interaksi menempatkan guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada
siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran.
c.
Prinsip
Bertanya
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing peran guru adalah memberikan
sejumlah pertanyaan untuk membimbing siswa sehingga diperlukan kemampuan untuk
bertanya. Sedangkan siswa melakukan proses berpikir dengan kemampuan menjawab
setiap pertanyaan.
d.
Prinsip
Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya kegiatan untuk menghafal atau mengingat sejumlah
materi pelajaran, tetapi proses yang terpenting adalah berpikir yaitu
mengembangkan dan memanfaatkan potensi otak secara optimal.
e.
Prinsip
Keterbukaan
Dalam memberikan pembelajaran yang bermakna harus dilakukan secara terbuka
dan demokratis dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan penemuan.
Untuk melanjutkan Skripsi Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Tema Selalu Berhemat Energi silahkan --- KLIK DISINI ---
Untuk melanjutkan Skripsi Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Tema Selalu Berhemat Energi silahkan --- KLIK DISINI ---
Tag :
Skripsi IPA
0 Komentar untuk "Contoh Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian dalam Skripsi IPA"